Beranda Kisah-Sejarah Kisah Tsa’labah: Lena dan Kikir Membawa Sengsara

Kisah Tsa’labah: Lena dan Kikir Membawa Sengsara

Sifat lena dan kikir haruslah kita singkirkan dalam diri. perbanyak berdoa dengan mengingat Allah dan belajar dari sejarah untuk muhasabah diri.

blog.acpinternist.org

Tsa’labah adalah salah satu sahabat di zaman Rasulullah SAW. Sahabat itu adalah seorang yang terkenal rajin berjamaah bersama Rasul dan para sahabat lainnya.

Namun entah kenapa setelah salat jamaah dengan cepat Tsa’labah akan segera pamit untuk kembali ke rumah. Kebiasaannya itu pun menjadi tanda tanya bagi para sabahat juga Rasul sendiri.

Lalu pada suatu hari setelah jamaah Rasulullah yang melihat Ts’labah buru-buru untuk pulang segera memanggilnya. Tsa’laba pun menghadap Rasulullah. Di sana Rasulullah bertanya pada Tsa’labah.

“Wahai, Tsa’labah kenapa kamu selalu terburu-buru ketika selesai jamaah?”

Dengan takzim Tsa’labah pun menjawab pertanyaan Rasulullah,

“Sesunggunya saat ini di rumah ada seorang yang menungguku ya, Rasul. Dia menunggu untuk bergantian memakai baju untuk melaksanakan salat.”

“Saya hanya memiliki sehelai kain untu dipakai secara bergantian. Ketika saya salat, maka istri saya akan bersembunyi hingga saya datang untuk kembali.” Tsa’labah menjelaskan dengan sebenar-benarnya.

Rasulullah sangat terkesan dengan Tsa’labah lalu mengizinkannya untuk segera pulang.

Selang beberapa hari kemudian Tsa’laba meminta tolong kepada Rasulullah untuk mendoakan dia agar bisa merubah nasib sedikit saja, agar memiliki harta benda. Tsa’labah merasa sangat lelah selama ini menjadi orang yang miskin dan hidup menderita.

“Wahai Tsa’laba bersyukurlah dengan apa yang kau miliki saat ini,” nasihat Rasulullah. Beliau takut ketika Tsa’labah memiliki harta benda akan menjadi lupa pada agamanya.

Tsa’labah pun pamit undur diri, meski sesungguhnya dia belum puas. Dia ingin memperbaiki hidupnya. Keesokan harinya dia kembali datang dan meminta tolong Rasulullah untuk tetap mendoakannya.

Dia berjanji setelah akan menjaga apa yang nanti dia dapatkan dan menggunakannya untuk jalan kebaikan.

Rasulullah pun akhirnya mendoakan Tsa’labah agar memiliki harta dan bisa hidup dalam kemewahan. Dia nampak begitu senang lalu kembali pulang untuk memberi tahu istrinya dengan membawa dua ekor kambing pemberian Rasulullah.

Sejak saat itu Tsa’labah rajin merawat dua ekor kambingnya. Menernaknya sehingga memiliki banyak anak hingga bertambahlah kambingnya.

Kini, dia pun sudah hidup berkecukupan. Namun, sejak dia sibuk mengurusi ternak kambingnya dia jadi jarang berjamaah. Bahkan dia sering mengakhirkan salat. Dia terlalu sibuk dengan kambing daripada harus bertemu dengan pencipta Alam Semesta.

Jarangnya Tsa’labah yang tak lagi pernah muncul pun membuat Rasul bertanya-tanya. Ada apa gerangan dengan Tsa’labah?

Lalu Rasulullah pun mengutus sahabat untuk ketempat Tsa’laba bertepatan dengan perintah zakat untuk kaum yang mampu.

Tsa’labah yang saat ini sudah menjadai saudagar kaya diharapkan mau menzakatkan harta dari ternak kambingnya.

Namun siapa sangka dengan gaya seperti orang bodoh dia berpura-pura tak mengerti tentang zakat atau pajak yang diajukan sahabat. Dia menolak berzakat.

Sahabat yang ditugaskan pun kembali dan langsung meghadap Rasulullah. Sahabat itu menceritakan semua perilaku Tsa’labah.

“Celakalah, engkau wahai Tsa’labah.” Itulah kalimat yang Rasulullah katakan. Beliau marah dan kecewa pada Tsa’labah yang katanya akan tetap berjuang dalam agama islam sesuai janjinya.

Tapi nyatanya dia terlena dan berani menolak perintahnya.

Setelah kejadian menolak perintah zakat dari Rasulullah, Tsa’labah merasa resah. Dia merasa bersalah karena telah mengingkari janjinya.

Lalu dia memutuskan untuk ke kediaman Rasulullah. Dia ingin meminta maaf sekaligus memberikan zakat dari ternak kambingnya.

Namun, Rasulullah langsung menjawab: “Allah telah melarangku menerima zakatmu.”

Betapa sedihnya Tsa’labah. Sifat kikir dan lalai telah membuatnya sengsara. Dia tidak menyerah ketika Nabi Muhammad sawa wafat dia bermaksud memberikan zakat pada Abu Bakar yang saat itu menjadi Khalifah. Tapi Abu Bakar juga tidak berani menerima sampai pada kepemimpinan Usman bin Affan juga tidak berani menerima.

Akhirnya sampai mati Tsa’labah tidak bisa menzakatkan hartanya. Dia telah di laknat Allah dan Rasululllah sejak berani menolak perintah zakat.

Itu adalah balasan bagi seorang yang telah lalai pada agama dan janji yang dibuatnya sendiri juga akibat dari kikir serta tamak yang dimiliki.

Marilah kita belajar dari kisah ini agar bisa menjaga harta menempatkannya dengan tepat.

Ingatlah firman Allah :

“Dan di antara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah: ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih.’ Maka, setelah Allah mem-berikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS. At-Taubah 75-76)

Semoga kita terhindar dari sifat lena dan kikir. Aamiin.

Srobyong, 5 Februari 2015

24 KOMENTAR

  1. kita harus hati2 menanggapi kisah ini,karena kisah ini sudah terbukti sangat lemah riwayatnya. Tsa’labah adalah seorang Badry (sahabat yg ikut perang badar).

  2. Hati2 dalam berbicara atau menulis tentang para sahabat Rasul.
    Beliau adalah sahabat Rasul yg ikut perang badar…dan hadist nya udah jls bagi ahlul badar..
    Banyak buku2 syi`ah dan postingan2 syi`ah yg menyesatkan..jadi klu baca sesuatu jgn langsung diikuti

  3. Cerita sahabat nabi salabah diatas mmang benar. Yg tdnya ia rajin ibadah gara2 ia kikir tdk mau mendatangkan zakat krna sombong pd ahirnya nabi dan pra sahabat tdk memerima lg….

  4. cerita yg td tu benar…apa2 yg ada didalamx jg benar sbgai pelajaran bgi kita…jgn brprasangka mcam2 pd shbat nabi aplg negtif…semestisx andalah yg hrs brkaca pd kisah ini…

  5. Terlepas benar atau tdk cerita td jgn mnjdi jurang atw batu cadas dlm ukhuwah,ambil aja pelajaran dr kisah itu..namun disisi lain memang terdengar sdkit aneh klo nabi qt tdk mw memaafkan seorg shbat,sdgkan qt tau nabi adalah seorang rasul yg pemaaf,dan allah jg akan menerima taubat seorg hamba..dlm kish tsalabah mmg rada janggal klo nabi tdk memaafkan,dan bkankah allah jg maha penerima taubat???

  6. Karena kasus tsa’labah ini, maka turunlah ayat 75-76surat At taubah. Artinya kalau ayat Alquran sdh ada ,mengapa kisah tsa’labah ini kita anggap bohong? Berarti kita menganggap alquran bohong/ Allah bohong, na’uzubillah min dzalik. Lalu apakah Rasulullah tidak pemaaf? bukankah rasul menunggu perintah Allah utk menerima zakat Tsa’labah, namun sampai beliau wafat perintah/ wahyu tidak jg turun? Jadi cerita ini benar meskipun ada kelemahannya.

  7. Kisah diatas bersumber dari yg dhoif perawinya.Tsalabah adalah seorang yg sudah dicap ahli surga oleh Rasulullah.karna dia ikut perang badar.Hadits nabi..Seseorang yg ikut dalam perang badar dan perjanjian hudaibiah tidak akan masuk neraka.Tsalabah adalah seorang sahabat yg ikut perang badar.keimanannya telah teruji oleh Allah dan Rasulullah.Janganlah kita ikut mencela sahabat Rasulullah karena mengikuti hadits yg dhoif.Hadist nabi..barang siapa yg mencela sahabatku maka ia mendapat laknat dari Allah ,malaikat dan seluruh manusia.Wallahu a’lam

  8. Cerita ini benar. Ybs mendapat hukuman langsung dari Allah karena telah mengingkari janjinya kepada Rasul SAW saat minta didoakan untuk perbaikan kehidupannya. Setelah ia jadi peternak kaya raya bahkan tidak mau mengeluarkan zakat!

    Ia baru tersadar setelah Rasul berkata: “Celakalah Tsalabah!” Tapi terlambat. Meski akhirnya ia berusaha mengeluarkan zakatnya, Rasul SAW sudah dipeintahkan Allah SWT uituk tijdvak menerima apapun dari Tsalabah. Ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu bersyukur dan menepati janji hingga selalu ingat untuk tidak terlalu terlena oleh kebahagiaan dunia dan kesibukannya. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dijalan yang lurus. Aamiin YRA.

  9. Tsa’labah adalah ahli badr, Nabi Muhammad mencari umatnya ketika semua manusia berada di padang Mahsyar, tapi Tsa’labah orang yang dicari Nabi saat masih di dunia. Tsa’labah meninggal di pangkuan Nabi Muhammad, saat skratumaut ditalkin oleh Nabi, mayatnya dimandikan oleh Nabi, dishalati oleh Nabi, dikubur oleh Nabi.
    sedangkan cerita di atas sangat bertentangan dengan kisahnya Tsa’labah.
    kisah tersebut di atas:
    1. menunjukkan keburukan akhlak, padahal para sahabat Nabi sungguh mulia akhlaknya.
    2. bertentangan dengan akhlak rasulullah yang sangat pemaaf.
    3. bertentangan dengan sifat Allah Yang Maha Pemaaf.
    hati-hati dalam menyebarkan informasi, jangan sampai termasuk golongan pendusta.

    • Memang ada nama tsa’labah yang lain. Da itu bukan Tsa’labah ahli badr. Sebagai nama Nabi SAW juga ada yang sama namun berbeda bin. Mungkin sebaiknya harus dirincikan agar tidak lagi ada kesalahpahaman

  10. Lantas bagaimnakah kisah tentang tsa’labah yg sebenarnya…
    krn kisah yg di atas jga pernah saya dengar..
    Mohon penjelasanya..

  11. Lantas bagaimnakah kisah tentang tsa’labah yg sebenarnya…?
    krn kisah yg di atas jga pernah saya dengar..
    Mohon penjelasanya..

  12. Komentar:Ini Cerita NGAWUR.
    Saya mendengar ini saat berumur 10 tahun. Ini dongeng yang mengada ada.

    Tsa’labah DIJAMIN sorga. Karena dia Ahli Badr. Semua Ahli Badr, baik yang hidup dan ataupun yang gugur DIJAMIN SORGA. Dan ia salahsatu dari Ahli Badr.

    Entah siapa Penyebar HOAX Tsa’labah itu, jelas dia mendiskriditkan Sahabat Nabi

  13. Hanya saran saja. Sebaiknya yang memuat artikel ini segera menghapus. Banyak ahli agama yang menyatakan cerita ini sangat lemah riwayatnya. Jika tdk segera dihapus dimungkinkan pemuatnya akan mendapatkan aliran dosa terus menerus.

  14. Dhoif itu kisahnya… Bahkan para Ulama menyatakan Munkar…

    Harusnya para Ustadz tidak bercerita hal2 buruk tentang Sahabat Radiallahu Anhu… apalagi jika sdh tau haditsnya Munkar.

    Cukuplah Hadits ini jadi dasarnya:

    Sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang ahli Badar:

    “Tidak akan masuk Neraka seseorang yang ikut serta dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah.” [HR. Ahmad (III/396), lihat Silsilatul Ahaadits ash-Shahihah (no. 2160)]

  15. Bagi pembaca yang baru, tolong dimengerti bahwa nama tsa’labah tidak hanya satu.
    Ada tsa’labah ahli badr dan tsa’labah yang menjadi asbabun nuzul at taubah 75-76.
    Hanya karena belum tahu mengapa jangan bilang nggak mungkin.

SILAHKAN BERI TANGGAPAN mohon perhatikan kesopanan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.