Beranda Tazkiyah Fadhilah Malam Nisfu Syaban 2024: Tanggal Berapa, Keutamaan, dan Cara Mendapatkan

Malam Nisfu Syaban 2024: Tanggal Berapa, Keutamaan, dan Cara Mendapatkan

0
malam nisfu syaban

Nisfu Syaban adalah malam istimewa. Meskipun ada catatan karena banyaknya hadits dhaif dan maudhu’ terkait malam itu, tetapi ada pula hadits-hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya.

Apa itu malam nisfu Syaban, jatuh pada tanggal berapa di tahun 2024 ini, apa saja keutamaannya, dan bagaimana cara mendapatkannya? Mari kita bahas satu per satu.

Apa dan Kapan Malam Nisfu Syaban 2024?

Malam Nisfu Sya’ban adalah malam pertengahan bulan Sya’ban, yakni tanggal 15 Sya’ban. Pada tahun 1445 hijriyah ini, insya Allah ia jatuh pada Sabtu malam Ahad, bertepatan 24 Februari 2024. Berbeda dengan kalender masehi yang awal harinya mulai pada jam 00:00 tengah malam, kalender hijriyah memulai hari baru sejak matahari terbenam.

Khilafiyah Soal Malam Nisfu Sya’ban

Kemuliaan malam Nisfu Syaban masuk dalam domain khilafiyah di kalangan para ulama. Terutama lagi soal menghidupkannya dengan ibadah. DR Abdul Ilah Bin Husain Al Afraj dalam buku Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih menjelaskan, sebagian salafush shalih seperti tabiin yang hidup di negeri Syam menyatakan malam Nisfu Syaban memiliki keutamaan. Maka mereka pun memuliakannya dan beribadah dengan sungguh-sungguh di dalamnya.

Di antara para tabiin itu adalah Khalid Bin Ma’dan, Makhul, dan Luqman bin Amir. Mereka memuliakan malam nisfu Sya’ban dan beribadah dengan sungguh-sungguh. Dan dari merekalah para ulama meriwayatkan fadhilah (keutamaan) malam Nisfu Sya’ban.

Sebagian yang lain seperti tabiin yang hidup di negeri Hijaz tidak menetapkan keistimewaan apapun bagi malam Nisfu Syaban. Mereka berpendapat malam itu sama seperti malam-malam biasa. Tercatat di antara mereka adalah Atha’ dan Ibnu Abi Malikah.

Yang menarik, Ibnu Taimiyah dalam Iqtidha’ ash Shirati al Mustaqim menjelaskan bahwa malam Nisfu Syaban memang memiliki keutamaan dan karenanya sebagian ulama salaf mengkhususkan malam itu dengan memperbanyak ibadah shalat.

Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Memang banyak hadits-hadits dhaif dan maudhu’ tentang malam Nisfu Syaban. Misalnya yang menyebut keutamaannya bisa menunda ajal. Hal ini membuat sebagian ulama memperingatkan untuk tidak memuliakannya karena dalilnya palsu, bahkan termasuk dalam kategori berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Imam Ibnu Al Arabi termasuk yang keras dalam hal ini. Ia mengatakan, “Berkenaan dengan malam Nisfu Syaban, tidak ada hadits yang bisa dijadikan sebagai landasan bagi yang berkenaan dengan keutamaannya atau yang berkenaan dengan padanya ketentuan ajal diubah. Oleh karena itu janganlah kalian memperhatikannya.”

Namun, ada hadits shahih yang menjelaskan keutamaan malam Nisfu Syaban. Yang dengan hadits ini, nyatalah bahwa malam tersebut memang memiliki keutamaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya. (HR. Ibnu Majah; shahih)

Terkait hadits ini, Atha’ bin Yasar rahimahullah mengatakan, “Tiada suatu malam selain Lailatul Qadar yang lebih mulia daripada malam Nisfu Syaban. Pada malam ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia kemudian memberikan ampunan kepada seluruh hamba-Nya kecuali orang musyrik (berbuat syirik), suka dengki atau pemutus tali persaudaraan.”

Inilah keutamaan malam Nisfu Syaban yang kita dapati dari hadits shahih. Pada malam itu, Allah mengampuni seluruh hamba-Nya, kecuali dua golongan: musyrikin dan musyaahin.

Siapa Musyrik dan Musyahin

Berdasarkan hadits shahih di atas, keutamaan malam nisfu syaban adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni seluruh hamba-Nya kecuali musyrikin dan musyahin. Siapakah mereka?

Musyrikin adalah orang-orang musyrik. Yakni orang yang berbuat syirik, menyekutukan Allah. Maka, semua penganut paganisme dan orang yang menyembah selain Allah, seluruhnya adalah musyrik. Demikian pula orang yang berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah musyrik. Baik berdoa kepada sesuatu yang ia pertuhankan, maupun berdoa kepada jin atau syetan.

Sedangkan musyaahin, pendapat para ulama terbagi menjadi tiga:

  1. Ahli bid’ah
  2. Orang yang memusuhi umat Islam
  3. Orang yang bertengkar dan bertikai dengan muslim meskipun ia sendiri adalah muslim.

Imam Ahmad dan Al Auza’i termasuk ulama yang berpendapat pengertian pertama. Al Mubarakfury termasuk ulama yang berpendapat pengertian kedua dan ketiga. Sedangkan Ath Thiby termasuk ulama yang berpendapat pengertian ketiga.

Cara Mendapatkan Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Hadits di atas juga menunjukkan bagaimana cara mendapatkan keutamaan malam Nisfu Syaban. Dua cara agar mendapat ampunan Allah di malam itu adalah jangan menjadi musyrikin dan jangan menjadi musyaahin. Jangan berbuat syirik dan jangan bermusuhan (memutus tali persaudaraan) dengan sesama mukmin. Tambahkan amalan para tabiin di negeri Syam, maka kita mendapatkan tiga cara mendapatkan keutamaan malam tersebut.

1. Jangan Syirik

Agar mendapatkan ampunan Allah di malam Nisfu Syaban, jangan musyrik. Jangan pernah berbuat syirik. Jangan pernah menyekutukan Allah karena ia adalah dosa terbesar.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’: 48)

Syirik membuat pelakunya tidak bisa masuk surga dan tempat kembalinya adalah neraka.

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al Maidah: 72)

Maka pastikan, hanya kepada Allah kita beribadah dan hanya kepada-Nya kita berdoa. Termasuk, hindari fenomena kesyirikan di zaman sekarang dalam beragam bentuknya. Di antara fenomena kesyirikan itu adalah berdoa dan meminta pertolongan kepada jin serta mempercayai dukun dan tukang sihir.

Baca juga: Ayat Kursi

2. Jangan Memusuhi Sesama Muslim

Yang kedua, agar mendapatkan keutamaan malam Nisfu Syaban yakni mendapat ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan menjadi musyaahin. Jangan bermusuhan dengan sesama muslim. Jangan hasad dan memutus persaudaraan dengan saudara seiman.

Allah menyebut orang-orang beriman sebagai ikhwah. Saudara yang ikatan persaudaraannya seperti saudara kandung, bahkan lebih kuat lagi.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat: 10)

Ukhuwah Islamiyah harus dijaga. Kekuatan ukhuwah merupakan kekuatan kedua yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di masa Rasulullah setelah kekuatan iman dan aqidah.

Pernah terjadi dalam sejarah dunia Islam, Hulagu Khan cucu Jengis Khan membantai Baghdad. Satu riwayat mengatakan korbannya 200.000 jiwa, riwayat lain menyebut korbannya 400.000 jiwa. Hulaghu juga membumihanguskan masjid, istana, bangunan-bangunan bersejarah, dan perpustakaan.

Hulaghu membangun markasnya di luar kota lalu mengirim kabar ingin bertemu ulama terbesar di Baghdad. Tidak ada ulama yang berani menemui Hulaghu karena ia terkenal dengan kebengisannya. Lalu datanglah Kadihan, guru madrasah yang masih sangat muda dan belum berjenggot. Ia membawa serta unta, kambing dan ayam jantan.

“Selama ini apakah mereka hanya menemukan orang sepertimu  untuk menghadapku?” tanya Hulaghu setelah memperhatikan Kadihan dari ujung kaki hingga ujung kepala.

“Jika engkau ingin bertemu dengan yang lebih besar dariku, di luar ada unta. Apabila ingin menemui yang berjenggot, di luar ada kambing. Jika ingin bertemu dengan yang suaranya lantang, di luar ayam jantan,” jawab Kadihan dengan tenang. “Engkau bisa menemui mereka kapan pun engkau mau.”

Hulaghu mengerti bahwa pemuda di depannya bukan orang biasa. Lantas ia bertanya, “Apa sebab yang mendatangkanku kemari?”

“Amal-amal kami. Saat kami lupa kepada Allah. Tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Berfoya-foya. Saling bermusuhan. Allah mendatangkanmu untuk mencabut nikmat-Nya dari kami.”

“Lalu apa yang bisa mengusirku dari sini?”

“Saat kami sadar kembali lalu bersyukur dan bersatu, engkau tidak akan bertahan menghadapi kami.”

Maka, jangan sampai kita bertengkar dan bermusuhan apalagi terhadap saudara seiman. Apalagi jika mereka adalah orang-orang terdekat seperti kerabat, tetangga, sahabat dan rekan kerja.

3. Memperbanyak Ibadah (Shalat) Sunnah

Sebagaimana penjelasan di atas, para tabiin di negeri Syam menghidupkan malam ini dengan memperbanyak ibadah khususnya shalat. Sebab malam ini adalah malam istimewa yang memiliki keutamaan. Maka, selayaknya jika kita mengoptimalkan dengan memperbanyak ibadah sunnah.

Semoga dengan menjaga aqidah dan persaudaraan, Allah mencurahkan rahmat-Nya dan secara khusus menganugerahkan keutamaan malam Nisfu Syaban kepada kita. Mengampuni dosa-dosa kita. Dan semoga dengan banyaknya ibadah sunnah di malam itu, Allah karuniakan lebih banyak pahala kepada kita. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]