Beranda Dasar Islam Fiqih Niat Puasa Ganti Ramadhan di Hari Senin dan Kamis

Niat Puasa Ganti Ramadhan di Hari Senin dan Kamis

0
niat puasa ganti ramadhan

Puasa Ramadhan adalah kewajiban setiap muslim mukallaf, baik laki-laki maupun perempuan. Wajibnya adalah sebulan penuh. Namun, umumnya muslimah tidak bisa genap satu bulan penuh karena ada haid. Puasa Ramadhan yang tertinggal tersebut harus diganti (qadha). Bagaimana niat puasa ganti Ramadhan dan bisakah jika menggantinya setiap hari Senin dan Kamis?

Bagi seorang muslimah, utang puasa merupakan hal yang wajar. Sebab, ada haid yang membuatnya tidak genap puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Jika tidak puasa karena haid, seorang muslimah wajib menggantinya pada bulan yang lain. Boleh di bulan Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, hingga Sya’ban. Yang penting bukan pada Idul Adha dan hari tasyrik. Lebih cepat lebih baik.

Puasa Ganti Ramadhan Boleh di Hari Senin dan Kamis

Yang paling utama adalah menyegerakan qadha atau puasa ganti Ramadhan. Jika bisa selesai di bulan Syawal, tentu ini yang paling baik. Agar bisa keluar dari khilafiyah ulama mengenai keutamaan puasa Syawal. Karena ada yang berpendapat, keutamaan puasa Syawal baru bisa diperoleh jika sudah lunas puasa Ramadhan. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)

Ulama yang berpendapat bahwa puasa Ramadhan harus lunas dulu (berarti bagi yang punya utang puasa, puasa ganti Ramadhan harus tuntas dulu) karena ada kata tsumma atba’ahu pada hadits di atas. Menurut mereka, puasa Ramadhan harus tuntas kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal.

Namun, bagi yang tidak bisa segera melakukannya, batasan akhir qadha atau puasa ganti Ramadhan adalah bulan Sya’ban. Dalilnya adalah hadits dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم

Aku punya hutang puasa Ramadhan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari)

Puasa ganti Ramadhan ini harinya bebas. Boleh Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Yang terlarang adalah saat hari raya dan hari tasyrik. Sedangkan mengkhususkan puasa hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa hari lainnya, hukumnya makruh.

Melafalkan Niat Puasa Ganti Ramadhan

Niat merupakan hal yang sangat mendasar dalam setiap ibadah. Termasuk dalam puasa qadha atau puasa ganti Ramadhan. Seluruh ulama sepakat, tanpa niat, puasa Ramadhan dan puasa ganti Ramadhan menjadi tidak sah.

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, secara bahasa, niat (النية) dalam bahasa Arab berarti mengingini sesuatu atau bertekad untuk mendapatkannya. Sedangkan Imam Al Baidhawi menjelaskan bahwa niat adalah dorongan hati untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan.

Syekh Salim bin Sumair Al-Hadrami dalam Safinatun Najah menjelaskan:

النِّيَّةُ : قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِنًا بِفِعْلِهِ, وَمَحَلُّهَا: الْقَلْبُ, وَالتَّلَفُّظُ بِهَا: سُنَّةٌ

Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu berbarengan dengan mengerjakannya. Tempatnya adalah hati. Dan melafadzkannya adalah sunnah.

Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa menurut istilah syara’, niat adalah tekad hati untuk melakukan amalan fardhu atau yang lain. Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Niat dengan hanya mengucapkan di lisan belum dianggap cukup. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus mengucapkan niat. Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kapan Niat Puasa Ganti Ramadhan

Kapan niat puasa ganti Ramadhan? Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan, makna niat adalah keinginan secara umum (al iradah al kulliyah). Sehingga niat dari malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar. Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan berbarengan dengan terbitnya fajar tidak sah.

Karena sulitnya menepatkan niat puasa menjelang terbitnya fajar, maka boleh niat puasa Ramadhan pada malam hari dan boleh pula berniat pada waktu sahur. Yang tidak boleh jika melakukan niat setelah terbitnya fajar. Demikian pula niat puasa ganti Ramadhan.

Baca juga: Niat Puasa Qadha Ramadhan

Lafal Niat Puasa Ganti Ramadhan

Bagi yang melafalkan niat, lafal niat puasa ganti Ramadhan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma ghodin ‘an qodhoo-i fardhi syahri romadhooni lillaahi ta’aala)

Artinya:
Aku niat puasa qadha Ramadhan pada esok hari fardhu karena Allah Ta’ala.

Baca juga: Niat Puasa Ramadhan

Tata Cara Puasa Ganti Ramadhan

Tata cara puasa ganti Ramadhan tidak berbeda dengan puasa Ramadhan, yakni sebagai berikut:

1. Niat

Niat puasa qadha Ramadhan pada malam hari, sebelum terbit fajar. Bagi yang melafalkan niat, lafalnya seperti di atas. Sedangkan menurut Madzhab Hanbali, siapa yang hatinya terbersit keinginan bahwa besok akan puasa, maka itu sudah merupakan niat.

2. Makan Sahur

Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa yang mendapat pahala dan keberkahan. Namun, jika tidak makan sahur, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah.

3. Menghindari hal yang membatalkan

Yakni menghindari atau menahan dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Waktunya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Perlu juga menghindari yang membatalkan pahala puasa. Antara lain bohong, ghibah, dan segala bentuk kemaksiatan.

4. Berbuka

Buka puasa waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib. Menyegerakan buka puasa merupakan salah satu sunnah puasa.

Demikian pembahasan tentang Niat Puasa Ganti Ramadhan dan tata caranya. Semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini