Lanjutan dari Pelantikan Utsman Sebagai Khalifah dan Baiat Umat Islam.
Setelah itu, Abdurrahman mengambil tangan salah satu dari mereka yaitu Ali dan berkata,
“Engkau memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan paling awal masuk Islam sebagaimana engkau ketahui.
Maka berjanjilah kepada Allah, jika saya mengangkat engkau sebagai pemimpin maka engkau akan bersikap adil, dan jika saya mengangkat Utsman sebagai pemimpin maka engkau akan mendengar dan menaatinya?”
Ali mengiyakan. Lalu Abdurrahman bertanya hal yang sama pada Utsman, dan dia pun setuju. Kemudian mereka pun berpisah.
Semenjak saat itu, Abdurrahman mengemban urusan penting yang cukup berat yang harus diputuskannya pada hari ketiga sebagaimana diwasiatkan oleh Umar Al-Faruq untuk tidak melebihi jangka waktu tersebut.
Abdurrahman lalu meminta pandangan Utsman dan Ali, mengumpulkan pandangan kaum muslimin dan para tokohnya, baik secara berkelompok maupun perorangan, secara sembunyi maupun terang-terangan.
Bahkan, Abdurrahman pun menanyakan pendapat kaum wanita di balik hijab mereka, bertanya pada anak-anak di berbagai madrasah, termasuk para pendatang dan penduduk badui yang datang ke kota Madinah.
Selama tiga hari tiga malam Abdurrahman disibukkan oleh urusan ini, matanya tak sempat dipejamkan untuk tidur, kecuali untuk melaksanakan shalat, berdoa, dan shalat istikharah.
Abdurrahman terus bertanya pada orang-orang pandai tentang keduanya, maka tidak didapatinya seorang pun yang menyamai Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.
Pada pagi hari ke empat sejak wafatnya Umar, Abdurrahman bin Auf mengutus orang untuk mengundang Utsman dan Ali. Keduanya pun datang menemui Abdurrahman.
Maka dia berkata kepada mereka,
“Saya telah bertanya kepada semua orang tentang kalian berdua dan saya tidak menemukan seorang pun yang menyamai kalian berdua.”
Abdurrahman lalu kembali mengambil janji dari keduanya, jika diangkat akan berlaku adil dan jika tidak diangkat akan mendengar dan taat pada yang diangkat sebagai pemimpin.
Setelah itu, Abdurrahman lalu pergi bersama keduanya ke masjid Nabawi, dia naik ke atas mimbar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, berdiri cukup lama, berdoa cukup panjang di dalam hati, lalu berkata,
“Wahai jamaah sekalian, saya telah bertanya kepada kalian baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Namun saya tidak menemukan seorang pun yang menyamai salah satu dari dua orang ini, yaitu Ali atau pun Utsman. Maka silakan berdiri wahai Ali.”
Ali pun berdiri di bawah mimbar dan Abdurrahman mengambil tangannya dan bertanya,
“Apakah engkau mau berbaiat untuk memimpin berdasarkan kitabullah (Al-Qur`an), sunnah Nabi-Nya, perbuatan Abu Bakar, dan Umar?”
Ali menjawab, “Tidak. Akan tetapi saya akan berbuat berdasarkan usaha dan kemampuanku.” Maka Abdurrahman melepaskan tangannya.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Bersambung ke Pelantikan Utsman Sebagai Khalifah dan Baiat Umat Islam (Bagian 3)