Beranda Dasar Islam Fiqih Puasa Arafah: Niat, Keutamaan, dan Tanggal Berapa 2024

Puasa Arafah: Niat, Keutamaan, dan Tanggal Berapa 2024

0
niat puasa arafah

Salah satu amalan khusus pada bulan Dzulhijjah bagi orang yang tidak sedang berhaji adalah Puasa Arafah. Puasa ini memiliki fadhilah (keutamaan) yang luar biasa.

Bagaimana niat puasa Arafah dan tata caranya? Apa keutamaannya? Serta kapan waktu pelaksanaannya pada tahun 2024 ini?

Pengertian dan Hukum

Puasa Arafah adalah puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah atau bertepatan ketika jamaah haji wukuf di Arafah.

“Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa hari Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah,” kata Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab. “Namun, puasa ini hanya khusus untuk selain jamaah haji. Sedangkan untuk para jamaah haji maka para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya.”

Puasa ini hukumnya sunnah muakkadah bagi kaum muslimin yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji. Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada saat wukuf tersebut. Bahkan, menjadi makruh berdasarkan hadits di bawah ini.

عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ

Dari Ikrimah, ia mengatakan: “aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

“Para ulama memandang sunnah berpuasa pada hari arafah kecuali apabila berada di Arafah,” kata Imam Tirmidzi sebagaimana Sayyid Sabiq kutip dalam  Fiqih Sunnah ketika menjelaskan hadits tersebut.

Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili menjelaskan mengenai hukum puasa ini. Intinya, ia sunnah muakkadah bagi yang tidak sedang berhaji.

Baca juga: Puasa Ayyamul Bidh

Keutamaan Puasa Arafah

puasa arafah

Puasa ini memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Sayang sekali jika kita meninggalkannya. Berikut ini tujuh hadits shahih yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya. (HR. Muslim)

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, ia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya. (HR. Ibnu Majah; shahih)

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ ذَنْبُ سَنَتَيْنِ مُتَتابِعَتَيْنِ

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka dosanya diampuni selama dua tahun berurut-turut. (HR. Abu Ya’la; shahih)

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni tahun depannya dan tahun belakangnya. (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; shahih lighairihi)

سَأَلَ رَجُلٌ عَبْدَ اللَّهِ بن عُمَرَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ ؟ فَقَالَ : كُنَّا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْدِلُهُ بِصَوْمِ سَنَتَيْنِ

Seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Umar tentang puasa hari Arafah, dia menjawab, “Kami dulu bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa dua tahun.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; hasan lighairihi)

Selain menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, puasa ini juga merupakan amalan Rasulullah sehingga kita mendapatkan pahala ittiba’ sunnah. Ia juga amal istimewa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Tata Cara Puasa Arafah

Tata cara puasa Arafah sama dengan tata cara puasa pada umumnya, yaitu:

1. Niat

Niat puasa arafah sebaiknya pada malam hari, sebelum terbit fajar. Namun, karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa pun yang membatalkan puasa. Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi.

2. Makan sahur

Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa. Dengan demikian, orang yang makan sahur mendapatkan pahala sedangkan yang tidak makan sahur, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah.

3. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan

Yakni menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Mulainya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

4. Berbuka

Berbuka puasa sebagaimana puasa pada umumnya. Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu shalat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah satu sunnah puasa.

Baca juga: Doa Buka Puasa

Niat Puasa Arafah

Di dalam hadits, tidak ada lafadz niat puasa Arafah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa melafadzkannya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah syarat, tetapi ia sunnah menurut jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafadz niat puasa Arafah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya:
Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.

Baca juga: Puasa Daud

Puasa Arafah 2024 Jatuh pada Tanggal Berapa

Waktu puasa ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah atau bertepatan dengan waktu wukuf jamaah haji. Nah, inilah yang menjadi pertanyaan banyak kaum muslimin pada tahun 2024 ini. Pasalnya, Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah, Idul Adha di Indonesia jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

Artinya, tanggal 9 Dzulhijjah 1445 di Indonesia menurut Pemerintah dan Muhammadiyah bertepatan dengan Ahad, 16 Juni 2024. Sedangkan jamaah haji wukuf di Arafah pada Sabtu, 15 Juni 2024.

Lalu, kapan kita sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia berpuasa Arafah? Sesuai waktu wukuf Sabtu 15 Juni 2024 atau 9 Dzulhijjah Indonesia pada Ahad tanggal 16 Juni 2024 sebagaimana Pemerintah dan Muhammadiyah?

Dalam hal ini ada dua pendapat ulama. Pertama, mengikuti waktu wukuf di Arafah. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah).

“Hari arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah. Puasa hari arafah sunnah bagi orang yang tidak melakukan haji. Karena itu, jika anda ingin puasa hari arafah, maka Anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya (puasa tarwiyah), tidak masalah.”

Kedua, sesuai tanggal 9 Dzulhijjah di negeri masing-masing. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Syaikh Utsaimin. Ia memfatwakan:

“Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa.’”

Dua pendapat tersebut memiliki dalil masing-masing. Mengikuti pendapat yang mana di antara keduanya, sama-sama memiliki hujjah sehingga tidak perlu saling menyalahkan. Yang penting kita berpuasa Arafah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]