Beranda Pemuda Seberapa Berani Anda Membela Islam?

Seberapa Berani Anda Membela Islam?

Para peserta aksi yang diberikan Allah keistimewaan penglihatan.

Jumat 4 November sudah berlalu. Berkumpulnya jutaan umat Islam di Ibu Kota yang disebut-sebut sebagai unjuk rasa terbesar setelah gerakan reformasi 1998 adalah pertunjukkan menuntut keadilan, bukan opera politik berbungkus sentimen keagamaan. Menuntut Basuki harus dijatuhi sanksi.

Aksi itu bukan ajang para pengangguran. Energi umat Islam tentu tidak melayang sia-sia. Aksi gagah mereka mengindikasikan betapa agama tak bisa dinista semena-mena. Aksi yang menumpahkan pertanyaan; Seberapa Berani Anda Membela Islam?

Persis yang digaungkan dalam buku “Seberapa Berani Anda Membela Islam?” ini yang menanyakan kembali seberapa jauh keimanan yang terejawantahkan dalam keberanian dan perjuangan.

Jelaslah sikap pemberani tidak ditentukan usia, postur tubuh, harta, jabatan atau gelar. Pertanyaan selanjutnya adalah, lalu apa yang dimaksud dengan sikap pemberani.

Pertanyaan ini dijawab Dr. Yusuf Qardhawi, “Sesungguhnya sikap pemberani adalah kekuataan jiwa. Pemiliknya dapat mengemban perkara-perkara yang mulia dan menjauh dari hal-hal yang hina. Kekuataan yang menjadikannya besar meskipun dia kecil, kaya dalam kemiskinannya dan kuat dalam kelemahannya. Kekuatan yang menjadikannya memberi sebelum menerima, melaksanakan kewajiban sebelum meminta hak; kewajiban terhadap Tuhannya, diri dan agamanya. Tidak akan berkembang sikap pemberani yang masih kosong dan mendidik para ksatria yang saleh, kecuali dalam naungan akidah yang kuat dan kemuliaan yang kukuh. (hal 7).

Timbulnya rasa berani bisa dari tempat-tempat sujud, tempat-tempat untuk berjamaah. Masjid. Di sana dimulai.

Tiada pahlawan dicetak kecuali mereka itu lulusan masjid-masjid kami yang luas pekarangannya (belajar) di dalam taman-taman alquran dan di bawah naungan bayang-bayang hadits yang shahih (juga) ditemani orang-orang baik yang mereka adalah ibarat di dalam jamuan Allah mereka berwisata tiada sama. (hal.24)

Ada anggota Ikhwanul Muslimin, yang berprofesi sebagai seorang petani. Dia menjual kerbaunya untuk membeli senjata agar dapat berperang di Palestina. Padahal, bagi para petani, kerbau adalah modal utama mereka.

Ketika kepala daerah bertanya kepadanya, “Bapak, tinggalkan kerbau itu untuk keluargamu, cukup kamu yang menjadi sukarelawan!”

Dia menjawab, “Apakah Allah hanya membeli jiwa kita atau jiwa dan harta semuanya hingga kita bisa membeli surga?” (hal.184)

Lalu, siapa laki-laki yang pemberani itu? Apakah yang getol membela penista agama? Silakan gelengkan kepala.

Seorang lelaki pemberani adalah yang berani menyampaikan ajaran Tuhannya, mengatakan yang benar dan tidak takut pada cercaan yang menyakitkan. Sebab, sebaik-baik jihad adalah mengatakan yang benar di depan penguasa yang zalim. (hal.26)

Seperti inilah seharusnya kita memandang orang kafir, jangan melihatnya dengan pemandangan kagum dan hebat. Meskipun peradaban mereka maju tetapi Allah tetap memandang kecil dan meremehkan mereka. (hal.111)

Allah berfirman; Sesungguhnya mahluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah adalah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti. (Al-Anfal: 22)

Buku yang ditulis oleh Na’im Yusuf ini memang korelatif dengan kondisi masa kini, di mana orang makin abai terhadap agama, kondisi presiden dan pengikutnya pun sama, makin paranoia.

Jadi, seberapa berani Anda membela Islam?  [Paramuda/BersamaDakwah]

Judul: Seberapa Berani Anda Membela Islam
Penulis : Na’im Yusuf
Penerbit : Maghfirah Pustaka
Tahun Terbit : 2016
Cetakan: I. Jakarta 2016
Tebal : xiv + 274 Halaman
ISBN: 978-979-25-2643-1