Beranda Keluarga Parenting 7 Sunnah Bayi Baru Lahir hingga Usia 7 Hari

7 Sunnah Bayi Baru Lahir hingga Usia 7 Hari

0
sunnah bayi baru lahir
ilustrasi (Affendy Ismail/Pexels)

Setiap orang pasti merasa senang ketika anak yang ia nanti-nantikan telah lahir. Apa yang harus orang tua muslim lakukan ketika bayinya lahir? Ini 7 sunnah bayi baru lahir hingga berusia 7 hari.

Islam adalah agama yang syamil mutakamil. Syamil artinya sempurna, yakni syariat Islam merupakan ajaran yang sempurna dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk seluruh hamba-Nya di mana pun dan kapan pun. Mutakamil artinya menyeluruh, yakni Islam memiliki panduan untuk seluruh segala bidang kehidupan. Termasuk masalah pengasuhan dan pendidikan anak.

Sunnah dalam judul artikel ini artinya jalan hidup yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tuntunkan. Bukan sunnah dalam artian hukum taklifi karena sebagian dari tujuh hal ini hukumnya wajib. Misalnya memberikan nama untuk anak. Jadi, apa saja sunnah terkait bayi baru lahir? Langsung saja kita bahas satu per satu.

Azan di telinga kanan, iqamat di telinga kiri

Sunnah pertama untuk bayi baru lahir adalah mengazaninya. Yakni azan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri. Tentu saja volumenya tidak perlu keras-keras seperti adzan di masjid. Volumenya perlu kita atur agar anak kita mendengarnya tetapi tidak sampai mengagetkannya.

عَنْ أَبِى رَافِعٍ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَذَّنَ فِى أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِىٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ

Dari Abu Rafi, ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca adzan di telinga Hasan bin Ali sesaat setelah Fatimah melahirkannya dengan azan untuk shalat.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan hikmah azan dan iqamat di telinga bayi. Antara lain agar kalimat pertama yang ia dengar adalah seruan yang mengandung keagungan Tuhan dan kalimat syahadat.

Baca juga: Doa Setelah Adzan

Bersyukur dan berdoa

Anak adalah anugerah. Anak adalah nikmat besar apalagi bagi orang yang telah lama menantinya. Mereka yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum punya anak, lahirnya bayi adalah nikmat yang tiada terkira. Karenanya, Islam mengajarkan kita untuk bersyukur dan berdoa.

Abu Ya’la Al-Mushili dalam Musnad-nya meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا أَنْعَمَ الله عَزَّ وَجَلَّ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً مِنْ أَهْلٍ أَوْ مَالٍ أَوْ وَلَدٍ ، فَيَقُولُ : مَا شَاءَ الله لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله ، فَيَرَى فِيهِ آفَةً دَونَ الْمَوْتِ

Tidaklah Allah Azza wa Jalla memberikan kenikmatan kepada seorang hamba berupa keluarga, harta, atau anak kemudian dia mengucapkan “Masya Allah, laa quwwata illaa billah” melainkan dia tidak akan melihat bencana pada kenikmatan tersebut selain kematian. (HR. Abu Ya’la)

Baca juga: Doa Iftitah

Mentahnik bayi

Sunnah bayi baru lahir berikutnya adalah men-tahnik-nya. Apa itu tahnik? Jamal Abdurrahman dalam Parenting Rasulullah; Cara Nabi Mendidik Anak Muslim menjelaskan, tahnik adalah mengunyah kurma hingga lumat kemudian menyuapkannya ke mulut bayi.

Banyak hadits yang menjelaskan tentang sunnah tahnik ini. Antara lain hadits riwayat Imam Muslim:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ

Dari Aisyah, bahwasanya orang-orang membawa anak mereka yang baru lahir kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau mengucapkan selamat atas kelahirannya dan mentahniknya. (HR. Muslim)

Syekh Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid menjelaskan dalam Manhaj At-Tarbiyah an-Nabawiyyahli ath-Thifl bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan kurma ke dalam mulut beliau kemudian mengunyahnya. Setelah itu beliau mengeluarkan kunyahan tersebut lalu membuka mulut si bayi dan memasukkan kunyahan tersebut ke dalamnya. Si bayi lalu mengecap-ngecapnya.

Menyusui dan menyayangi

Sejak lahir, bayi butuh makanan dan makanan terbaiknya adalah air susu ibu (ASI). Maka, kewajiban bagi ibu untuk menyusui anaknya. Menyusui bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, si bayi juga merasakan kasih sayang melalui dekapan dan kelekatan dengan ibunya.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS. Al-Baqarah: 233)

Baca juga: Menjemput Jodoh dengan Memantaskan Diri

Memberi nama yang baik

Sunnah bayi baru lahir yang juga merupakan kewajiban orang tua adalah memberinya nama yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ

Sesungguhnya pada hari kiamat kelak kalian akan dipanggil dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Oleh karena itu, indahkanlah nama kalian. (HR. Abu Dawud)

Rasulullah juga menjelaskan, di antara nama-nama yang terbaik adalah Abdullah dan Abdurrahman. Beliau juga menganjurkan menamakan anak dengan nama-nama Nabi. Tak hanya mensabdakan, beliau juga mencontohkan dengan memberi nama putra beliau Abdullah dan Ibrahim. Anak Abu Bakar juga ada yang bernama Abdullah dan Abdurrahman.

Memberi nama anak, boleh pada hari pertama, maksimal pada hari ketujuh.

Mencukur rambut dan bersedekah

Ketika bayi berusia tujuh hari, sunnah bagi orang tua untuk mencukur rambut anaknya kemudian menimbangnya. Lalu bersedekah senilai perak seberat rambut tersebut. Sunnah ini berdasarkan hadits riwayat Imam Malik dalam Al-Muwaththa’.

وَزَنَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَعَرَ حَسَنٍ وَحُسَيْنٍ وَزَيْنَبَ وَأُمِّ كُلْثُومٍ فَتَصَدَّقَتْ بِزِنَةِ ذَلِكَ فِضَّةً

Fatimah putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menimbang rambut Hasan, Husain, Zainab, dan Umi Kulsum kemudian bersedekah perak seberat hasil timbangan itu.  (HR. Imam Malik)

Baca juga: Sedekah Subuh

Aqiqah

Sunnah bayi baru lahir berikutnya, ketika ia berusia tujuh hari, adalah aqiqah. Yakni menyembelih kambing lalu membagi-bagikan masakan dari kambing tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda:

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُدَمَّى

Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih (kambing) baginya pada hari ketujuh, diberi nama, dicukur (rambut) kepalanya.  (HR. Abu Dawud)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, aqiqah anak laki-laki adalah dua ekor kambing, aqiqah anak perempuan adalah satu ekor kambing. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]