Beranda Dasar Islam Al Quran Surat Al Baqarah Ayat 286, Arti, Asbabun Nuzul, Tafsir dan Kandungan

Surat Al Baqarah Ayat 286, Arti, Asbabun Nuzul, Tafsir dan Kandungan

9
surat al baqarah ayat 286

Surat Al Baqarah ayat 286 adalah ayat yang berisi doa dan permohonan ampunan. Berikut ini arti, tafsir, asbabun nuzul, dan kandungan maknanya.

Surat Al Baqarah turun di Madinah, termasuk surat madaniyah. Surat terpanjang dalam Al-Qur’an ini mengatur manhaj dan undang-undang kehidupan. Di dalamnya banyak kisah terutama tentang Bani Israil. Bahkan surat ini dinamakan Al Baqarah karena kisah Bani Israel yang diperintahkan menyembelih seekor sapi betina (baqarah).

Demikian pula ayat 286 ini juga tergolong madaniyah. Ia menjelaskan bahwa Allah tidak akan membebani seorang hamba di luar kesanggupannya. Ayat ini juga berisi doa-doa penting yang selayaknya setiap muslim mengamalkannya.

Surat Al Baqarah Ayat 286 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Baqarah Ayat 286 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

(Laa yukallifulloohu nafsan illaa wus’ahaa. Lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat. Robbanaa laatu,aakhidznaa innasiinaa au akhto,naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishrong kamaa hamaltahuu ‘alal ladziina ming qoblinaa. Robbanaa walaa tuhammilnaa maa laa tooqotalanaa bih. Wa’fu annaa waghfirlanaa warhamnaa annta maulaanaa fangshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin)

Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Baca juga: Ayat Kursi

Keutamaan Surat Al Baqarah Ayat 285-286

Surat Al Baqarah ayat 285-286 memiliki keutamaan dahsyat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ قَرَأَهُمَا فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Dua ayat dari akhir Surat Al Baqarah, siapa yang membaca keduanya di suatu malam, niscaya mencukupinya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, dua ayat ini merupakan perbendaharaan dari bawah Arsy yang belum pernah Allah berikan kepada seorang Nabi pun sebelum Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ بَيْتِ كَنْزٍ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِىٌّ قَبْلِى

Aku dianugerahi ayat-ayat penutup surat Al Baqarah dari perbendaharaan di bawah Arsy yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku. (HR. Ahmad)

Ketiga, melindungi rumah dari gangguan setan.

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِأَلْفَىْ عَامٍ أَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ خَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَلاَ يُقْرَآنِ فِى دَارٍ ثَلاَثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبُهَا شَيْطَانٌ

Sesungguhnya Allah telah menulis Kitab-Nya sebelum menciptakan langit dan bumi dalam jangka dua ribu tahun. Dia menurunkan dua ayat darinya untuk mengakhiri surat Al Baqarah dengan keduanya. Tidaklah ayat-ayat itu dibaca di dalam sebuah rumah selama tiga malam, melainkan setan tidak ada yang berani mendekatinya. (HR. Tirmidzi; hasan)

Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 286

Kita bisa melihat asbabun nuzul Surat Al Baqarah ayat 286 ini dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah. Bahwa ketika ayat 284 turun, yang menjelaskan Allah akan melakukan perhitungan terhadap apa yang manusia perbuat baik oleh anggota tubuh maupun hatinya, sebagian sahabat mengadu kepada Rasulullah.

“Kami telah dibebani tugas yang tak mampu kami pikul,” kata sebagian Sahabat Nabi. Maka, Rasulullah bersabda, “Apakah kalian akan berucap seperti ucapan Bani Israil, ‘Kami mendengar tetapi kami tidak mentaatinya’? ucapkanlah ‘Kami dengar dan kami taat, ampuni kami wahai Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.’”

Allah pun menyambut permohonan mereka dan menurunkan Surat Al Baqarah ayat 286 ini.

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 286

Tafsir Surat Al Baqarah ayat 286 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 190-191

1. Allah tidak membebani di luar kemampuan hamba-Nya

Poin pertama dari Surat Al Baqarah ayat 286, Allah tidak membebani di luar kemampuan hamba-Nya.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Ayat ini menunjukkan Allah sangat lemah lembut kepada hamba-Nya. Juga menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Ibnu Katsir menjelaskan, sekalipun Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukan perhitungan hisab, tetapi Dia tidak menyiksa kecuali terhadap hal-hal yang seseorang memiliki kemampuan untuk menolaknya. Ada pun sesuatu yang seseorang tidak memiliki kemampuan menolaknya, misalnya bisikan hati, manusia tidak dibebaninya. Dan benci terhadap bisikan yang jahat termasuk iman.

Ayat ini merupakan penjelasan –bahkan sebagian ulama menyebutnya menasakh- ayat 284:

وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ

Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. (QS. Al Baqarah: 284)

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, tidak ada kewajiban yang Allah bebankan kepada seorang hamba melainkan pasti sesuai dengan kesanggupannya.

Misalnya, kewajiban shalat. Bagi yang tidak bisa berdiri, boleh dengan duduk. Yang tidak bisa duduk, boleh dengan berbaring. Kalau masih tidak bisa, boleh dengan isyarat. Jika isyarat saja sudah tidak bisa, berarti disholati dengan Sholat Jenazah.

2. Pahala dan dosa atas perbuatan

Poin kedua dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah pahala dan dosa yang Allah tetapkan berdasarkan apa yang manusia kerjakan.

لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ

Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

Seseorang mendapat pahala dari kebaikan yang ia kerjakan dan mendapat siksa dari kejahatan yang ia kerjakan. Bukan terhadap lintasan hati yang manusia tak memiliki kemampuan menolaknya.

Kata laha (لها) terjemahannya adalah baginya, yakni pahala. Sedangkan kata ‘alaiha (عليها) terjemahannya adalah atasnya, yakni dosa. Karena dalam bahasa Arab, ‘ala digunakan antara lain untuk menggambarkan sesuatu yang negatif.

Yang menarik pada ayat ini adalah penggunaan kasabat (كسبت) untuk menunjukkan usaha yang baik dan iktasabat (اكتسبت) untuk menunjukkan dosa. Meskipun akar katanya sama, kasabat menggambarkan usaha yang mudah sedangkan iktasabat menggambarkan usaha ekstra yang sungguh-sungguh. Artinya, meskipun masih berupa niat (yang sangat mudah), kebaikan akan mendapat pahala. Namun untuk kejelekan, ia baru ditulis sebagai dosa jika sudah dikerjakan (bukan sekadar niat di hati).

Kasabat juga bermakna mudah karena sesuai dengan fitrah. Sedangkan iktasabat bermakna berat karena dosa dan kejatahan pasti bertentangan dengan fitrah, menimbulkan pertentangan batin, kegelisahan, dan sebagainya.

Baca juga: Al Mujadalah Ayat 11

3. Allah memaafkan lupa dan kekeliruan

Poin ketiga dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah permohonan kepada Allah agar tidak menghukum karena lupa atau kekeliruan manusia.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.

Allah mengajarkan kepada hamba-Nya bagaimana cara berdoa dan akan mengabulkannya. Yakni memohon kepada Allah agar tidak menghukum ketika ia lupa atau keliru yang dibenarkan dalam beramal tersebab ketidaktahuan.

Permohonan ini Allah kabulkan. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan dalam sabda beliau:

إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

Sesungguhnya Allah memaafkan umatku terhadap tiga perkara, yaitu keliru, lupa dan dipaksa. (HR. Ibnu Majah; shahih)

Ini juga mengisyaratkan bahwa orang-orang beriman itu menyadari bahwa dirinya tak sempurna. Terkadang ia lupa dan terkadang ia keliru karena ketidaktahuannya. Dan ia minta kepada Allah agar dua hal ini tidak tercatat dosa baginya.

Baca juga: Surat An Nisa Ayat 59

4. Meminta tidak dibebani amal yang berat

Poin keempat dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah permohonan kepada Allah agar tidak membebankan amal-amal yang berat.

رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.

Yakni memohon kepada Allah agar tidak membebankan amal-amal yang berat sebagaimana kaum terdahulu meskipun sanggup mengerjakannya. Misalnya perintah kepada Bani Israil agar berhenti bekerja sama sekali pada hari Sabtu. Meskipun bisa dilakukan, ini sangat berat. Dan alhamdulillah Allah tidak memberlakukan itu untuk umat Rasulullah. Di hari Jumat, usai Sholat Jumat justru dianjurkan bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia-Nya.

5. Meminta tidak dibebani beban yang tidak sanggup memikulnya

Poin kelima dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah permohonan kepada Allah agar tidak membebankan beban yang tak sanggup dipikul.

رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.

Yakni beban, musibah, dan ujian. Dengan kata lain, ya Allah janganlah Engkau menguji kami dengan cobaan yang kami tidak sanggup menghadapinya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Baik itu berupa kewajiban-kewajiban, musibah maupun bencana. Maka, janganlah Engkau menimpakan kepada kami fitnah-fitnah yang tiada kuasa bagi kami menghadapinya.”

Baca juga: Surat Luqman Ayat 13-14

6. Memohon ampunan dan rahmat

Poin keenam dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah permohonan ampunan dan rahmat.

وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا

Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.

Berikutnya, memohon pemaafan dari Allah dan ampunan-Nya atas segala kelalaian dan kekeliruan. Ibnu Katsir menjelaskan, wa’fu anna adalah permohonan maaf atas segala kesalahan yang terjadi antara hamba dengan Allah. Sedangkan waghfirlana adalah permohonan ampun atas segala kesalahan antara hamba dengan sesama manusia.

Juga memohon rahmat-Nya. Di antaranya berupa penjagaan agar tidak terjerumus ke dalam dosa yang lain.

Jadi, seseorang yang berdosa membutuhkan tiga hal. Pertama, pemaafan dari Allah atas dosanya. Kedua, Allah menutupi dosanya dari mata hamba-Nya hingga ia tidak dipermalukan. Ketiga, Allah memeliharanya agar tidak terjerumus pada dosa berikutnya.

7. Meminta pertolongan terhadap kaum kafir

Poin ketujuh dari Surat Al Baqarah ayat 286 adalah permohonan pertolongan terhadap kaum kafir.

أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

Engkau adalah pelindung dan penolong, ya Allah. Hanya kepada-Mu kami bertawakal. Hanya Engkau-lah yang kami mintai pertolongan. Maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir kepada-Mu. Menangkanlah kami dalam menghadapi mereka baik dengan argumentasi maupun kekuatan fisik di medan perang.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan, doa-doa dalam ayat terakhir Surat Al Baqarah ini menggambarkan keadaan orang-orang beriman bersama Tuhannya. Juga kesadaran mereka terhadap kelemahan dan kekurangan mereka, kebutuhan mereka kepada rahmat dan ampunan-Nya, bantuan dan pertolongan-Nya.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 286

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 286

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 286:

  1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia tidak membebankan kewajiban kecuali sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
  2. Seseorang akan mendapat pahala dari apa kebaikan yang ia kerjakan. Bahkan niat kebaikan pun sudah terhitung pahala.
  3. Ayat ini menunjukkan pentingnya berdoa dan bagaimana doa yang Allah ajarkan kepada hamba-Nya.
  4. Allah tidak akan menghukum hamba-Nya karena lupa atau keliru tersebab tidak tahu.
  5. Allah tidak memberikan beban berat kepada umat ini sebagaimana umat terdahulu. Misalnya tidak beraktifitas seharian di hari Sabtu.
  6. Allah tidak memikulkan kewajiban yang manusia tidak mampu memikulnya. Demikian pula ujian dan musibah.
  7. Permohonan ampunan dan rahmat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  8. Allah Maha Penolong.
  9. Allah akan menolong hamba-Nya yang beriman menghadapi orang-orang kafir.

Demikian Surat Al Baqarah ayat 286 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semakin keimanan kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

9 KOMENTAR

  1. Untuk semua jawabannya sangat bgs dan membantu memahami isi kandungan Al-Quran dlm surat Al Baqarah ayat 284-286

  2. Terimakasih banyak atas penjelasannya, semoga tercatat sebagai amal jariyah yang pahalanya terus menerus mengalir. Aamiin

  3. mohon diperbaiki penulisannya di poin ke-4 “Meminta tidak DIBEBABI amal yang berat” sepertinya typo “DIBEBABI”

  4. Sering dibaca sebelum tidur dan paham sedikit2 artinya. Tapi sangat dalam maknanya ketika kita mengetahui tafsir, serta asbabunnuzulnya. Terima Kasih penjelasannya.

Komentar ditutup.