Beranda Dasar Islam Al Quran Surat An Nur Ayat 21: Arti, Tafsir, dan Kandungan

Surat An Nur Ayat 21: Arti, Tafsir, dan Kandungan

0
surat an nur ayat 21

Surat An Nur ayat 21 adalah ayat yang berisi larangan mengikuti langkah-langkah setan. Berikut ini arti, tafsir, dan kandungan maknanya.

Surat An Nur (النور) merupakan surat madaniyah. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, namanya surat ini An Nur karena surat ini menerangi jalan kehidupan sosial manusia. Yakni dengan menjelaskan adab, etika, dan keutamaan-keutamaan, menggariskan sejumlah hukum, tata nilai dan pedoman.

Demikian pula ayat 21 ini. Ia menerangi jalan kehidupan sosial manusia dengan menjelaskan larangan mengikuti langkah-langkah setan. Juga akibatnya dan bagaimana agar selamat dari tipu daya setan tersebut.

Surat An Nur Ayat 21 dan Artinya

Berikut ini Surat An Nur ayat 21 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa tattabi’uu khuthuwaathisy syithoon. Wa may yattabi’ khuthuwaathisy syathooni fainnahuu ya’muru bil fahsyaa-i wal mungkar. Walaulaa fadllulloohi ‘alaikum warohmatuhuu maa zakaa mingkum min ahadin abadaw walaakinnallooha yuzakkii may yasyaa’. Walloohu samii’un ‘aliim)

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Baca juga: Surat Al Waqiah

Tafsir Surat An Nur Ayat 21

Tafsir Surat An Nur Ayat 21 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar kaya dengan khazanah keilmuan tetapi tetang ringkas.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Jangan mengikuti langkah setan

Poin pertama dari Surat An Nur ayat 21 ini adalah larangan mengikuti langkah-langkah setan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.

Ibnu Katsir menjelaskan, khuthuwaatisy syaithoon (خطوات الشيطان) maksudnya adalah jalan-jalan setan, sepak terjangnya, serta apa yang setan anjurkan.

Menurut Ibnu Abbas, khuthuwaatisy syaithoon (خطوات الشيطان) adalah amal perbuatan setan. Menurut Ikrimah, bisikan setan. Sedangkan menurut Qatadah, setiap perbuatan maksiat termasuk langkah-langkah setan.

Syekh Wahbah Az-Zuhaili menghubungkan ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya tentang haditsul ifki (berita bohong soal Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha).

“Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, janganlah kalian sekali-kali berjalan di jalur setan. Dan janganlah kalian mendengarkan bisikan-bisikan setan, bujuk rayunya, dan hasutannya, dengan mendengarkan berita bohong dan tuduhan palsu, mempercayainya, lalu menyebarkannya,” tulis Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir.

Sayyid Qutb juga menunjukkan keterkaitan ayat ini dengan haditsul ifki. Ia menjelaskan, sesungguhnya merupakan perbuatan yang sangat mungkar bila orang-orang beriman mengikuti langkah setan.

“Berita bohong itu merupakan salah satu contoh perkara mungkar, di mana orang-orang yang beriman digiring oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ini merupakan contoh yang sangat langka dan keji,” tulisnya dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Baca juga: Tajwid Surat Al Baqarah Ayat 155-156

2. Akibat mengikuti langkah setan

Poin kedua dari Surat An Nur ayat 21 ini menjelaskan tentang akibat mengikuti langkah-langkah setan.

وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.

Ibnu Katsir menjelaskan, kalimat ini adalah ungkapan dengan gaya bahasa yang indah sehingga membuat pendengarnya menjauhi larangan dalam ayat ini.

Asy-Sya’bi mengatakan, sehubungan dengan ayat ini, ada seorang laki-laki yang bernadzar menyembelih anak laki-lakinya. Maka, Asy-Sya’bi berkata, “Itu termasuk bisikan setan.” Lalu, Asy-Sya’bi memberinya fatwa agar menyembelih seekor domba sebagai kafaratnya.

Az-Zuhaili menafsirkan, “Sesungguhnya orang yang menuruti bisikan-bisikan setan dan menapaki jejak-jejaknya pasti merugi dan celaka. Sebab setan tidak memerintahkan kecuali perbuatan keji dan kemungkaran yang syara’ telah tegas mengecam dan melarangnya. Oleh karena itu, tidak boleh seorang mukmin mematuhi dan menuruti setan.”

Baca juga: Surat Al Hujurat ayat 13

3. Karunia dan rahmat Allah

Poin ketiga dari Surat An Nur ayat 21 ini menjelaskan hanya orang yang mendapat karunia dan rahmat Allah yang selamat dari tipu daya setan.

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ

Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki.

Ibnu Katsir menjelaskan, seandainya Allah tidak memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki untuk bertobat, kembali kepada-Nya, serta membersihkannya dari keburukan dan kerendahan akhlak, niscaya tidak seorang pun yang bersih dan tidak pula memperoleh kebaikan.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan, Allah ingin agar manusia menempuh jalan yang baik dan lurus. Jalan lurus menuju ridha Allah ini akan selalu ada gangguannya karena setan merayu manusia untuk berbuat sebaliknya. Maka, terjadi peperangan hebat dalam diri manusia.

“Siapa yang diharapkan memberikan perlindungan? Tidak ada yang lain melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri. Lantaran itu, tetapkanlah tujuan hidup, menangkan Allah dalam hati, sebab hanya Allah yang sanggup membersihkan pribadi kita dari kekotorannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan bahwa Dia akan memberikan kebersihan kepada orang yang Dia kehendaki. Perkuatlah budi serta perindahlah ibadah  dan hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya kita termasuk dalam daftar orang yang Allah kehendaki,” tulis Buya Hamka.

Sayyid Qutb juga mengingatkan hal serupa. “Sesungguhnya manusia itu lemah, rentan dengan pertentangan, serta menjadi objek sasaran polusi dan kotoran, kecuali ada fadhilah Allah dan rahmat-Nya atas mereka. Yakni, ketika mereka menghadapakan dirinya kepada-Nya dan berjalan di atas manhaj-Nya.”

Baca juga: Surat Al Maidah Ayat 48

4. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Poin keempat dari Surat An Nur ayat 21 menegaskan bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Allah Maha Mendengar semua yang dikatakan oleh hamba-Nya dan Allah Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak mendapatkan petunjuk dan siapa yang tersesat.

“Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka, Dia pun menyucikan orang yang pantas disucikan dan membersihkan orang yang dalam dirinya terdapat kebaikan dan kesiapan,” tulis Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Baca juga: Tajwid Surat An Nur Ayat 21

Kandungan Surat An Nur Ayat 21

Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nur Ayat 21:

  1. Larangan mengikuti langkah-langkah setan.
  2. Peringatan Allah kepada orang-orang beriman agar waspada terhadap segala godaan dan tipu daya setan.
  3. Setan selalu menyuruh berbuat keji dan mungkar. Contohnya menyebarkan berita bohong (haditsul ifki).
  4. Orang yang mengikuti godaan setan akan terjerumus dalam perbuatan keji dan mungkar.
  5. Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kuasa melindungi manusia dan membersihkan mereka dari perbuatan dosa.
  6. Pentingnya selalu mendekat kepada Allah, memperbaiki ibadah kepada-Nya, serta memohon pertolongan dan penjagaan dari-Nya.
  7. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Demikian Surat An Nur ayat 21 mulai dari tulisan Arab dan Latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir, dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita komitmen menjauhi langkah-langkah setan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]