Beranda Dasar Islam Al Quran Ramai Diperbincangkan, Inilah Penjelasan Surat al-Maidah 51 dari Pakar Tafsir Dunia

Ramai Diperbincangkan, Inilah Penjelasan Surat al-Maidah 51 dari Pakar Tafsir Dunia

0
ilustrasi @www.eltemps.cat

Di dalam surat al-Maidah [5] ayat 51, Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu). Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”

Surat al-Maidah [5] ayat 51 ini sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini. Dari mana pun sebabnya, hal ini menunjukkan satu di antara sekian banyak kemukjizatan al-Qur’an al-Karim dan keajaiban orang beriman yang menjadikan segala sebab sebagai hikmah dalam kehidupannya.

Kami sengaja menyajikan tafsir ini agar kaum Muslimin semakin paham dengan al-Qur’an. Semoga uraian dari pakar tafsir dunia ini mencerahkan pemahaman kita semua.

“Allah Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya yang beriman mengangkat orang-orang Yahudi dan Nashrani sebagai pemimpin, karena mereka adalah musuh-musuh Islam dan musuh kaum Muslimin. Allah Ta’ala menjelaskan, sebagian mereka (orang kafir) adalah pemimpin bagi sebagian lainnya. Setelah itu, Allah Ta’ala menjanjikan siksaan bagi orang yang mengerjakan hal tersebut.” tutur Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim.

Imam Ibnu Katsir pun menyajikan kisah yang dialami oleh Sayyidina ‘Umar bin Khaththab dengan sahabat mulia Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhuma. ‘Umar memerintahkan kepada Abu Musa al-Asy’ari untuk membacakan laporan keuangan. Lalu Abu Musa memanggil sekretarisnya.

Sekretaris Abu Musa ini membacakan laporan yang dia buat dengan sangat teliti dan bagus. ‘Umar terpesona. Katanya, “Ia benar-benar orang yang sangat teliti. Apakah ia bisa membacakan laporan itu di masjid?”

“Tidak bisa.” jawab sahabat Abu Musa al-Asy’ari.

“Kenapa? Apakah dia sedang junub?” lanjut ‘Umar.

“Tidak.” kata Abu Musa.

“Lalu kenapa?” tanya ‘Umar lagi.

“Dia,” tutur Abu Musa, “seorang Nashrani.”

Sayyidina ‘Umar pun menghardik Abu Musa al-Asy’ari dan memukul kakinya. Beliau pun membaca surat al-Maidah [5] ayat 51, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu).”

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa auliya’ bukan hanya dimaknai pemimpin, tapi semua yang dekat dengan kita. Baik sebagai sahabat, atasan, dan seterusnya. Namun, mengapa masih ada yang bersikeras untuk memaksakan pilihannya kepada selain orang Islam, padahal banyak tokoh Muslim yang kompeten?

Jawabannya ada di kalimat terakhir ayat ini.

“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”

Jangan-jangan kita tidak layak mendapatkan petunjuk berupa kebenaran karena kezhaliman yang kita kerjakan.

Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]

*Beli Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim tulisan Imam Ibnu Katsir di 085691548528