Hari tasyrik adalah hari setelah idul adha, yakni tangal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada tiga hari ini diharamkan puasa. Lalu amalan apa saja yang disunnahkan?
Tasyrik (تشريق) berasal dari kata syaraqa (شرق) yang artinya adalah terbit. Kata ini diidentikan dengan matahari. Yakni matahari terbit, terbitnya matahari atau sinar matahari. Dulu di Madinah, kaum muslimin biasa menjemur daging pada waktu pagi, memanfaatkan sinar matahari agar dagingnya awet untuk dibuat masakan semisal dendeng.
Daftar Isi
Pengertian Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah adalah tiga hari setelah hari raya idul adha yaitu tanggal 11-13 Dzulhijjah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang hari tasyrik:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shaih Muslim menjelaskan, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yakni tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena ia berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.”
Bagi jamaah haji, tiga hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah ini adalah hari-hari melempar jumrah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya. (QS. Al Baqarah: 203)
Hari Tasyrik Haram Puasa
Sebagaimana sabda Rasulullah di atas, hari tasyrik adalah hari makan dan minum. Para ulama menjelaskan, haram puasa pada tiga hari ini.
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim)
“Ini adalah dalil tidak boleh sama sekali berpuasa pada hari tasyriq,” kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim ketika menjelaskan hadits di atas.
Sebagian ulama mengecualikan jamaah haji tamattu’ dan qiron yang tidak mendapati hadyu (hewan kurban yang disembelih di tanah haram), mereka boleh berpuasa pada hari tasyriq. Namun menurut qaul jadid Imam Syafi’i, tidak boleh puasa pada hari tasyrik baik untuk jamaah haji yang menjalankan manasik tamattu’ atau selain mereka.
Haramnya puasa ini berlaku untuk seluruh puasa baik puasa qadha’ Ramadhan maupun puasa sunnah. Maka tidak boleh Puasa Senin Kamis pada hari tasyrik. Demikian pula tidak boleh Puasa Daud dan puasa ayamul bidh.
Apakah dengan demikian puasa Senin Kamis dan puasa Daud yang telah dibiasakan itu menjadi terputus? Tidak. Orang yang terbiasa puasa Senin Kamis dan Puasa Daud lalu tidak puasa pada hari tasyrik karena haram, ia tetap mendapatkan pahala puasa Senin Kamis dan puasa Daud sebagaimana biasanya.
Hal itu berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari)
Sakit dan safar menghalangi seseorang dari amalan rutinnya, yang seandainya ia mukim dan sehat akan melakukan amalan itu. Demikian pula, seseorang yang biasa puasa Senin Kamis atau puasa Daud, seandainya bukan karena tasyrik dan diharamkan puasa, ia akan melakukan puasa tersebut sebagaimana biasanya.
Ini adalah kemurahan yang Allah berikan kepada orang-orang yang mendawamkan amalan tertentu. Keutamaan yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang istiqamah.
Baca juga: Cara Mendapat Pahala Puasa di Hari Tasyrik
Amalan Sunnah pada Hari Tasyrik
Banyak amalan sunnah yang disyariatkan untuk diamalkan pada hari tasyrik. Hari yang termasuk paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah hari idul adha kemudian yaumul qarr (hari tasyrik).” (HR. Abu Daud; shahih)
1. Menyembelih Qurban
Di antara amalan sunnah pada hari tasyrik adalah menyembelih qurban. Ini merupakan kelanjutan dari idul adha. Yakni disyariatkan menyembelih qurban di hari idul adha dan sunnah pula menurut jumhur ulama menyembelih di tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Namun menurut pendapat Imam Ahmad, disunnahkan menyembelih qurban hari tasyrik ini hanya untuk hari pertama dan kedua yakni tanggal 11 Dzulhijjah dan 12 Dzulhijjah. Sebagaimana banyak shahabat hanya menyembeli pada tiga hari mulai idul adha, 11 Dzulhijjah dan 12 Dzulhijjah.
2. Berdzikir
Disunnahkan untuk banyak berdzikir pada hari tasyrik. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. (QS. Al Baqarah: 203)
Para mufassirin menjelaskan, hari yang berbilang itu maksudnya adalah hari tasyrik yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Disunnahkan untuk memperbanyak dzikir pada tiga hari ini.
Bagi jamaah haji, disyariatkan berdzikir dengan takbir ketika melempar jumrah. Bagi yang tidak sedang berhaji, disunnahkan memperbanyak dzikir mutlak pada setiap waktu dan kesempatan yang bisa dipergunakan untuk berdzikir.
Baca juga: Ayat Kursi
3. Takbiran
Di antara dzikir yang disunnahkan pada hari tasyrik adalah membaca takbir setiap selesai shalat lima waktu. Takbiran, istilah orang Indonesia.
Jika pada idul fitri takbiran hanya disunnahkan sampai khutbah shalat id, pada idul adha disunnahkan hingga berakhirnya hari tasyrik yakni tanggal 13 Dzulhijjah.
Lafazh takbiran ini boleh dua kali takbir, boleh tiga kali takbir.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya.
4. Memperbanyak Doa Sapu Jagat
Sejumlah ulama termasuk Ikrimah dan Atha’ menjelaskan bahwa disunnahkan membaca doa sapu jagat pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Khususnya para jamaah haji, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 200-201.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ . وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Al Baqarah: 200-201)
Doa sapu jagat inilah yang paling sering dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana hadits dari Anas bin Malik,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Allaahumma Rabanaa aatinaa fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqinaa ‘adzaaban naar.” (Ya Allah, Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka). (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Doa Setelah Sholat
5. Makan dan Minum
Sebagaimana hadits di atas, juga hadits lain yang menamakan hari Tasyrik sebagai hari Mina.
وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari mina adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim)
Maka hendaklah makan dan minum pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah diniatkan sebagai ibadah atau sarana menguatkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian, pahalanya akan berlipat.
Demikian penjelasan tentang hari tasyrik mulai dari pengertian, hal yang diharamkan dan amalan sunnah yang dianjurkan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]