Kini kita berada di hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Di saat seperti ini, idealnya semangat ibadah kita semakin memuncak. Laksana kuda yang mengencangkan larinya menjelang garis finish.
“Seekor kuda pacu jika sudah mendekati garis finish, dia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan. Jangan sampai engkau kalah cerdas dibanding kuda,” Ibnul Jauzi rahimahullah mengingatkan.
“Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Karenanya, ketika kamu termasuk orang yang tidak baik dalam penyambutan, semoga kamu bisa melakukan yang terbaik saat perpisahan.”
Maka, di akhir-akhir Ramadhan ini hendaknya kita kuatkan lagi semangat ibadah kita. Kita perbanyak doa-doa. Karena di antara tanda sukses Ramadhan ada dua. Pertama, baik di penghujungnya. Kedua, berdampak pada bulan-bulan berikutnya.
Penentu amal ada di penghujungnya
Jika kita ingin mengevaluasi apakah Ramadhan kita sukses atau tidak, indikator utamanya antara lain pada bagaimana penghujungnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat Nabi adalah orang-orang yang Ramadhannya paling sukses. Penghujung Ramadhan mereka lebih baik daripada permulaannya. Sebab di akhir Ramadhan, mereka i’tikaf sepuluh hari penuh.
Bagaimana dengan kita yang tidak bisa i’tikaf penuh? Kita upayakan agar penghujung Ramadhan ini bukan penurunan. Perlu kita pastikan bahwa hari-hari terakhir Ramadhan ini suasana ibadah dan kedekatan dengan Allah benar-benar terasa. Kita ingat dan resapi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِهَا
Sesungguhnya nilai amal itu ditentukan oleh penghujungnya. (HR. Ibnu Hibban dan As Suyuthi; shahih)
Senada dengan Ibnul Jauzi, Ibnu Rajab rahimahullah juga mengingatkan, “Wahai para hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan ini akan segera pergi dan tidaklah tersisa waktunya kecuali sedikit. Karena itu, siapa saja yang telah beramal baik di dalamnya hendaklah dia menyempurnakannya dan siapa saja yang telah menyia-nyiakannya hendaklah ia mengakhirinya dengan yang terbaik.”
Rabbani, bukan ramadhani
Indikator kedua kesuksesan Ramadhan adalah dampaknya pada bulan-bulan berikutnya. Jika setelah Ramadhan kita kembali banyak bermaksiat dan malalaikan ibadah, Ramadhan kita belum berhasil. Namun, jika kita semakin taat dan ketaqwaan meningkat, ini adalah tanda kesuksesan Ramadhan kita. Bukankah tujuan utama puasa Ramadhan adalah membentuk taqwa?
Jika kita hanya bisa qiyamul lail saat Ramadhan, hanya bisa tilawah saat Ramadhan, hanya shalat berjamaah saat Ramadhan, lalu semuanya tak berbekas setelah kepergian Ramadhan, kita baru menjadi hamba yang ramadhani. Hanya baik di bulan Ramadhan.
Namun, jika kita berhasil membawa semangat ibadah dan kebaikan Ramadhan ke bulan-bulan berikutnya, kita menjadi hamba yang rabbani. Tilawah Al-Qur’an setiap hari, sholat tahajud setiap malam. Inilah yang Allah perintahkan dan inilah maksud meramadhankan seluruh bulan.
وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
… Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya … (QS. Ali Imran: 79)
Kita tidak tahu kapan ajal tiba. Lihatlah sekeliling kita. Tetangga dan teman-teman kita. Mereka yang tahun lalu masih bersama kita, sebagiannya sudah tidak ada. Sebagiannya telah meninggal dunia di usia yang masih muda.
Meramadhankan seluruh bulan adalah ikhtiar membawa semangat ibadah dan amal shalih Ramadhan ke bulan-bulan berikutnya. Dengan begitu, semoga ketika sewaktu-waktu Allah memanggil kita, kita menghadap-Nya dengan husnul khatimah.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي أَخِيرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاك
Ya Allah, jadikan usia terbaikku ada di penghujungnya, amal terbaikku ada di penutupnya, dan hari terbaikku ketika aku bertemu dengan-Mu.
Semoga, doa Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu ini juga menjadi semangat kita. Sehingga, kita semakin bersemangat mengoptimalkan ibadah pada akhir Ramadhan ini dan kemudian meramadhankan seluruh bulan. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Untuk ceramah atau kultum Ramadhan lainnya, silakan baca:
Ceramah Ramadhan 2024