Beranda Tazkiyah Fadhilah Sehat Hingga Tua Berkah Mandi Pagi, Tahajud, dan Puasa

Sehat Hingga Tua Berkah Mandi Pagi, Tahajud, dan Puasa

0
berkah tahajud dan puasa
ilustrasi (pinterest)

Matahari mulai bergerak ke tengah ketika sebuah mobil berhenti di depan rumah. Seorang laki-laki dengan pakaian dan serban serba putih mengetuk pintu.

“Assalamu’alaikum,” terdengar suara yang cukup merdu. Suara khas seorang ustadz yang tilawahnya menyentuh kalbu. Kali pertama beliau menjadi muadzin di Masjid Baitur Rahman berpuluh tahun lalu, seisi perusahaan terharu. Lalu sejak saat itu, karyawan perusahaan berangsur-angsur memakmurkan masjid. Kesadaran untuk shalat jamaah bangkit.

Ketika saya terjadwal khutbah di Masjid Baitur Rahman, ditemani sopir perusahaan, beliau datang menjemput. Di usianya yang ke-63 ini, beliau masih sehat dan bugar. Aura wajahnya tetap terlihat cerah dan segar.

“Wa’alaikumus salam warahmatullah,” segera saya menjawab salam. Lalu masuk ke mobil usai bersalaman.

Kali ini saya sempatkan berbincang lebih pribadi. Bertanya tentang banyak hal, termasuk rahasia kesehatan yang tetap prima di saat banyak orang seusia beliau tidak bisa lagi aktif berkegiatan dan sakit-sakitan.

“Alhamdulillah setiap hari saya bangun sejak pukul dua pagi. Lalu mandi meskipun tidak sedang junub.” Akhirnya beliau berkenan berbagi. Bangun dini hari menjadi kebiasaannya sejak muda. Beliau lakukan sejak di Pesantren Langitan, setelah mendapatkan petuah dari Kiai Abdullah Faqih.

Mandi dini hari membuatnya lebih siap bermunajat. Diniatkan mandi taubat. Selain tak mengantuk untuk shalat tahajud, juga membuat hati lebih terjaga saat menghadap-Nya. Maka sepertiga malam terakhir menjadi saat-saat terbaik untuk khalwat. Bermesra dengan Tuhannya, memohon ampunan dan rahmat-Nya. Praktis, dalam semalam, beliau hanya tidur empat jam.

“Siangnya apa tidak mengantuk, Ustadz?”
“Alhamdulillah, tidak. Tetap bisa bekerja sebagaimana amanahnya.”
“Qailulah?”
“Ya, saya sempatkan tidur siang sejenak saat istirahat.”

Mobil berhenti di parkiran. Sambil berjalan ke masjid, kami melanjutkan perbincangan. “Yang kedua, saya selalu berusaha Puasa Senin Kamis.”

Masya Allah, ini juga amalan yang jarang orang bisa istiqamah mengamalkan. Selain memiliki banyak keutamaan, hikmahnya besar untuk kesehatan. Bukan hanya dari pengalaman orang-orang yang mengamalkan, tetapi juga terbukti dari berbagai hasil penelitian.

Tentu bukan kesehatan yang menjadi tujuan kita saat menjalankan ibadah seperti shalat tahajud dan puasa sunnah. Namun, sebagai ibadah nafilah yang dengannya kita mengejar rida dan cinta-Nya. Seperti menanam padi yang kemudian rumput mengikutinya, saat kita ikhlas mengamalkan tahajud dan puasa sunnah, keutamaan dan hikmah keduanya akan datang tanpa diminta. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]