Beranda Suplemen Ceramah Ramadhan Ceramah Ramadhan Singkat: Rahasia di Balik Makna Doa Buka Puasa

Ceramah Ramadhan Singkat: Rahasia di Balik Makna Doa Buka Puasa

1
ceramah ramadhan singkat makna doa buka puasa
ilustrasi (envato)

Dalam hadits, kita temukan beberapa doa buka puasa. Yang paling shahih di antara doa-doa itu adalah riwayat Ibnu Umar dalam Sunan Abu Dawud:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala akan kekal insya Allah. (HR. Abu Dawud)

Doa yang biasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baca setelah minum air saat berbuka ini mengajarkan kepada kita bahwa rasa haus itu hanya sebentar. Ia hilang saat kita berbuka. Sedangkan pahala puasa akan abadi selamanya.

Syaikh Majdi bin Abdul Wahab Al-Ahmad menjelaskan dalam Syarah Hisnul Muslim, selesai berbuka maka hilanglah rasa haus dan hilanglah kepayahan serta teraihlah pahala. Kepayahan hanya berlangsung sebentar karena akhirnya lenyap dan pergi. Yang kemudian muncul adalah pahala yang banyak, kekal dan abadi.

Saat puasa, kita merasa lapar, kita merasa haus, tetapi kita mendapat pahala. Saat berbuka, Allah cabut rasa lapar, Allah cabut rasa haus, tetapi Allah tidak mencabut pahalanya. Lapar dan haus hilang, tinggal kenangan. Sedangkan pahala puasa akan abadi.

Hilang Lelah, Abadilah Pahala

Demikian pula saat kita beribadah dan beramal. Ibadah apa pun. Amal shalih apa pun. Kadang kita lelah. Kadang kita letih. Namun percayalah, itu hanya sementara. Sebentar saja. Sedangkan pahalanya akan abadi selamanya.

Ketika kita shalat, termasuk tarawih dan sholat tahajud, mungkin kita lelah. Kaki kita mungkin pegal saat berdiri lama. Namun, lelah itu akan hilang. Rasa pegal juga akhirnya tak terasa. Sedangkan pahalanya abadi. Lelahnya berdiri dalam shalat semoga menjadi pengurang lelah kita berdiri di yaumul mahsyar nanti.

Kita juga bisa lelah saat tilawah. Semakin banyak kita membaca Al-Qur’an, semakin banyak energi yang kita butuhkan. Semakin banyak kita mengkhatamkan Al-Qur’an, wajar kita lelah fisik kita bertambah. Namun, lelah itu akan sirna. Yang abadi adalah pahalanya.

Pun saat kita bekerja, mencari nafkah untuk keluarga. Tentu ada letihnya, tentu ada lelahnya, apalagi di bulan Ramadhan dalam kondisi berpuasa. Namun percayalah, letih akan sirna. Lelah akan hilang tak lagi terasa. Yang abadi adalah pahalanya.

Karenanya, kita tingkatkan semangat mujahadah kita. Lebih bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan yang Allah lipatgandakan pahala seluruh amal kebaikan.

Imam Syafi’i biasanya membagi malamnya menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk menulis, satu bagian untuk istirahat, satu bagian untuk shalat. Di bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al-Qur’an hingga 60 kali.

Dan inilah nasihat Imam Syafi’i: “Ketika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itu pun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berhenti atau berbalik arah.”

Baca juga: Niat Puasa Ramadhan

Istirahat Kita Kelak di Surga

Imam Ahmad bin Hanbal juga demikian. Malam hari beliau menulis kitab dan memperbanyak shalat. Hanya tiga sampai empat jam tidurnya. Siang hari nyaris tak bisa istirahat. Beliau berdakwah, mengajar, dan membina umat.

Hingga salah seorang murid yang merasa Imam Ahmad tak pernah istirahat bertanya, “Wahai Imam, kapankah waktunya istirahat?” Beliau pun menjawab, “Nanti, ketika kaki kita sudah menginjak surga.”

Masya Allah, jawaban ini laksana cambuk bagi kita yang jam tidurnya masih lama. Masih sedikit amal ibadahnya. Dan terkadang kurang sungguh-sungguh berusaha.

Maka Ramadhan ini menjadi momentum bagi kita untuk lebih sungguh-sungguh dalam mujahadah. Sebagaimana rahasia di balik makna doa buka puasa, lelah kita nanti akan hilang, tinggal kenangan. Sedangkan pahala, akan kekal abadi di sisi-Nya. Dan semoga kelak kita bersama-sama menuainya di surga. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

*Tema-tema lain dengan konten lebih panjang daripada ceramah Ramadhan singkat ini bisa dibaca di Ceramah Ramadhan

BARU 1 KOMENTAR

Komentar ditutup.