Dua di antara sunnah puasa adalah makan sahur dan menyegerakannya. Lalu, bagaimana doa sahur dan bacaan apa paling utama di waktu itu?
Makan sahur memiliki beberapa keutamaan. Yang pertama adalah membawa keberkahan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
Makan sahurlah engkau karena sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan hal yang menyebabkan berkahnya sahur adalah karena ia menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkan, dan memudahkannya.
Yang kedua, orang yang makan sahur akan mendapatkan shalawat dari Allah dan malaikat-Nya. Shalawat dari Allah artinya adalah rahmat, shalawat dari malaikat artinya adalah doa.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى المُتَسَحِّرِينَ
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang sahur. (HR. Ibnu Hibban; hasan)
Doa Sahur
Dalam kitab-kitab fiqih terkemuka seperti Fiqih Sunnah, Fiqih Islam wa Adillatuhu, dan Fiqih Arba’ah hanya terdapat doa berbuka tetapi tidak ada doa sahur. Dengan demikian, doa sebelum makan sahur sama dengan doa sebelum makan. Yakni:
بِسْمِ اللَّهِ
(Bismillah)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah.
Membaca basmalah ini berdasarkan hadits shahih:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah Ta’ala. Dan jika ia lupa, hendaklah ia membaca ‘Bismilaahi awwalahu wa aakhirah.’ (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud; shahih)
Sedangkan doa yang lebih populer tetapi para ulama memperbincangkan keshahihannya adalah:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar)
Artinya:
Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami dan peliharalah kami dari azab neraka. (HR. Imam Malik dalam Al Muwatha’)
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ada doa sahur dari hadits yakni:
يَرْحَمُ اللهُ الْمُتَسَحِّرِيْنَ
(Yarhamulloohul mutasahhiriin)
Artinya:
Semoga Allah merahmati orang-orang yang sahur.
Doa ini bersumber dari hadits riwayat Imam Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir:
عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : نِعْمَ السَّحُوْرُ التَّمْرُ وَقَالَ : يَرْحَمُ اللهُ الْمُتَسَحِّرِيْنَ
Dari Sa’ib bin Zaid, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik hidangan sahur adalah kurma.” Lalu beliau bersabda (berdoa): “Semoga Allah merahmati orang-orang yang sahur.” (HR. Thabrani)
Yang menjadi perbincangan adalah dua hal. Pertama, menurut ulama muhadditsin (ahli hadits), hadits tersebut dhaif. Meskipun demikian, banyak ulama membolehkan menggunakan hadits dhaif untuk fadha’ilul amal termasuk doa.
Kedua, apakah “wa qaala” pada hadits di atas bermakna “lalu beliau berdoa” atau “beliau melanjutkan sabdanya.” Sebab pada riwayat yang lain, kalimat itu merupakan rangkaian tanpa pemisah “wa qaala.”
Baca juga: Niat Sholat Tarawih
Sahur dan Niat Puasa
Jumhur ulama selain madzhab Syafi’i sepakat bahwa makan sahur sudah dianggap niat puasa, kecuali saat makan sahur berniat tidak puasa. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i, makan sahur tidak dianggap niat puasa kecuali jika makan sahurnya disertai niat puasa.
Bagi yang melafadzkan niat, berikut ini niat puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhi syahri romadhooni hadzihis sanati lillaahi ta’aala)
Artinya:
Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.
Pembahasan lebih lengkap mengenai niat ini, silakan baca artikel Niat Puasa Ramadhan. Sedangkan bagi orang Jawa yang ingin melafadzkan artinya dalam bahasa Jawa, bisa membaca Niat Puasa Ramadhan Bahasa Jawa.
Bacaan Paling Utama di Waktu Sahur
Waktu sahur merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa di bulan Ramadhan. Sebab sunnah waktu sahur sama dengan sepertiga malam terakhir.
Al-Qur’an menuntun kita untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) pada waktu sahur. Jadi bacaan paling utama di waktu sahur adalah istighfar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan di waktu sahur mereka selalu memohon ampunan. (QS. Adz-Dzariyat: 18)
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS. Ali Imran: 17)
Ibnu Katsir menerangkan bahwa ayat ini menunjukkan keutamaan beristighfar di waktu sahur. Para sahabat Nabi seperti Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Mas’ud biasa memperbanyak istighfar di waktu sahur hingga waktu subuh tiba. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]