Beranda Tazkiyah Hikmah Inilah Pelajaran dari Teriknya Matahari

Inilah Pelajaran dari Teriknya Matahari

0
Ilustrasi (hdw)

Ketika musim kemarau tiba, panas terik matahari sangat menyengat dan hawanya yang tidak bersahabat.

Pada pergantian musim dan perubahan cuaca terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir, berakhirnya hari serta pergantian siang dan malam terdapat peringatan tentang dekatnya ajal dan segera akan dimulainya perjalanan baru menuju akhirat.

Pada panas dan cuaca yang menyengat terdapat peringatan tentang hari Akhirat dan segala kengeriannya.

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

اِشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ: يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا، فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ، وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ، فَهْوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الْحَرِّ وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الزَّمْهَرِيْرِ

“Neraka mengadu kepada Tuhannya, ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lain’

Maka Allah mengizinkan baginya untuk melakukan dua kali nafas, satu nafas di musim dingin, dan satu lagi di musim panas. Panas yang paling menyengat yang kalian rasakan adalah dari asapnya neraka jahannam, sedangkan dingin menusuk yang kalian rasakan berasal dari dinginnya neraka jahannam.” (HR. Muttafaq Alaih).

Ketika seorang muslim merasakan panas matahari, hendaknya ia segera mengingat akan panas yang dirasakan pada hari manusia digiring di hadapan Allah.

Sebab, saat itu matahari didekatkan pada kepala manusia kelak di Hari Kiamat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا

“Pada Hari Kiamat matahari didekatkan pada makhluk, sehingga ada di antara mereka yang jaraknya satu mil. Keringat yang mengucur pada manusia saat itu tergantung pada amalan mereka.

Di antara mereka ada yang keringatnya sampai pada dua mata kakinya, ada yang mencapai dua lututnya, ada yang mencapai pinggangnya, dan di antara mereka ada pula yang tenggelam oleh keringatnya.” (HR. Muslim).

Oleh sebab itu, hendaknya seorang muslim selalu mengingat saat manusia dikumpulkan di hadapan Allah serta tempat kembalinya setelah itu, yakni surga atau neraka.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Inilah Pelajaran dari Teriknya Matahari (Bagian 2)