Beranda Kisah-Sejarah Pengertian Isra’ Mi’raj dan Dalilnya

Pengertian Isra’ Mi’raj dan Dalilnya

0
pengertian isra miraj

Mayoritas umat Islam meyakini, 27 Rajab merupakan tanggal terjadinya isra’ mi’raj. Untuk lebih memahami peristiwa ajaib ini, terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian isra’ mi’raj dan dalilnya.

Mengenai kapan terjadinya isra’ mi’raj, memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah Ar-Rakhiqul Makhtum menyebutkan setidaknya ada enam pendapat ulama. Beliau tidak memastikan tanggal berapa bulan apa, tetapi menyakini bahwa isra’ mi’raj terjadi setelah wafatnya Bunda Khadijah radhiyallahu ‘anha. Sedangkan mayoritas ulama sepakat Khadijah wafat pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian.

Beberapa kitab Sirah Nabawiyah seperti Sirah Nabawiyah-nya Syekh Ali Muhammad Ash-Shalabi, Siratur Rasul karya Syekh Mahmud Al-Mishri, dan Fiqhus Sirah karya Syekh Said Ramadhan Al-Buthi tidak memastikan tanggalnya. Bahkan Sirah Nabawiyah yang lebih klasik seperti Al-Fushul fi Siratir Rasul karya Imam Ibnu Katsir dan Al-Urjuzah Al-Mi’iyah karya Imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi sama sekali tidak menyebut tanggal dan tahunnya.

Ash-Shalabi menguatkan pendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi satu tahun sebelum hijrah. Al-Buthi menguatkan pendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi 18 bulan sebelum hijrah. Sedangkan Prof. Dr. Muhammad Sameh Said dalam buku Sirah Nabawiyah-nya, Muhammad Sang Yatim, menjelaskan bahwa peristiwa isra miraj terjadi pada malam 27 Rajab. Allamah Al Manshurfuri juga berpendapat tanggalnya 27 Rajab.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menegaskan, berdasarkan hadits-hadits shahih, isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 kenabian.

Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra’ mi’raj merupakan dua kata. Aslinya adalah al-isra’ wal mi’raj (الإسراء والمعراج). Kita akan membahas pengertian isra’ mi’raj dari dua kata ini baik secara bahasa maupun secara istilah.

Al-isra’ (الإسراء) berasal dari kata sara (سرى) yang artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, isra’ adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari  Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Al-Mi’raj (المعراج) secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah, mi’raj adalah naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha.

Dengan demikian, pengertian isra’ mi’raj adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha lalu naik ke sidratul muntaha hingga kembali lagi ke Masjidil Haram.

Baca juga: Hikmah Isra’ Mi’raj

Dalil Pengertian Isra’ Mi’raj

Dalil pengertian isra’ mi’raj di atas bisa kita dapati langsung dari Al-Qur’an. Yang pertama, dalil isra’ ada pada Surat Al-Isra’ ayat 1.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al  Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Isra‘: 1)

Sedangkan dalil mi’raj ada dalam surat An Najm. Yakni firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَقَدْ رَآَهُ نَزْلَةً أُخْرَى . عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى . عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى . إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى . مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى . لَقَدْ رَأَى مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. An-Najm: 13-18)

Dalam Tafsir Al-Munir, Syekh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa sidratul muntaha adalah tempat tertinggi di langit yang menjadi batas ujung pengetahuan dan amal aktivitas para makhluk. Tidak seorang makhluk pun mengetahui apa yang ada di belakangnya. Di dekat sidratul muntaha ada surga Al-Ma’wa yakni tempat tinggal arwah orang-orang mukmin yang bertaqwa.

Dalil yang lebih detail ada dalam banyak hadits shahih baik riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Demikian pula dalam riwayat Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam An-Nasa’i, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad, dan lain-lain.

Baca juga: Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat dan Jelas

Perbedaan Isra’ dan Mi’raj

Dari pengertian isra’ dan mi’raj di atas, kita bisa melihat perbedaan antara isra’ dan mi’raj sebagai berikut:

  • Isra’ adalah perjalanan Rasulullah dari  Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan Mi’raj adalah naiknya Rasulullah ke langit hingga Sidratul Muntaha.
  • Isra’ terjadi di bumi sedangkan mi’raj naik ke langit, menembus langit pertama hinga ketujuh lalu Sidratul Muntaha.
  • Saat mi’raj, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapat perintah shalat lima waktu.
  • Manusia modern bisa menempuh rute isra’ dengan pesawat hingga bisa bolak-balik Makkah-Palestina dalam satu malam tetapi tidak akan bisa meniru mi’raj.

Meskipun isr’a dan mi’raj berbeda, keduanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, tujuan isra’ adalah Masjid Al-Aqsha yang kemudian menjadi titik tolak mi’raj.

Isra’ mi’raj merupakan perjalanan bersambung yang merupakan salah satu mukjizat Rasulullah yang banyak mengandung hikmah bagi beliau dan umatnya. Dan yang tak kalah penting adalah perintah shalat lima waktu yang menurut para ulama merupakan inti dari tasliyah dan oleh-oleh utama isra’ mi’raj itu. Wallahu ‘alam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini