Kita telah berada di bulan Sya’ban. Sebentar lagi, tamu istimewa akan datang. Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Bagaimana kita mempersiapkan diri menyambutnya?
Setidaknya, ada empat persiapan menyambut Ramadhan. Jika kita melakukannya, insya Allah Ramadhan kita lebih optimal dan semoga tercapai pula tujuanya membentuk pribadi taqwa.
Daftar Isi
Persiapan Ruhiyah
Pertama dan paling utama adalah persiapan ruhiyah. Yakni mengkondisikan hati kita bahagia menyambut Ramadhan dan menata niat kita agar ikhlas menjalankan seluruh ibadah di dalamnya.
Bahagia menyambut Ramadhan dengan segala ibadah dan keutamaannya merupakan tanda bersihnya hati. Demikian pula keikhlasan, merupakan tanda bahwa kita memiliki qalbun salim yang merupakan kunci keselamatan dunia akhirat sebagaimana firman-Nya:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)
Ikhlas merupakan salah satu syarat agar amal kita Allah terima. Tanpa keikhlasan, ibadah kita sia-sia. Termasuk juga puasa dan amalan Ramadhan lainnya. Betapa ruginya jika kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga sebagaimana sabda junjungan kita:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
Persiapan Fikriyah
Agar Ramadhan kita efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah tsaqafiyah. Yakni persiapan ilmu dan wawasan keislaman.
Sebelum Ramadhan tiba, bekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, fiqih puasa mulai dari niat puasa Ramadhan hingga sunnah-sunnah dan hal yang membatalkannya. Juga amaliah Ramadhan seperti tarawih, i’tikaf, zakat, dan sebagainya.
Untuk itu kita perlu mengikuti majelis taklimnya para ulama, belajar kepada para habaib dan kiai. Kalau pun tidak bisa (karena kesibukan waktu dan sebagainya), bacalah buku-buku karya para ulama yang telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa karya Dr. Yusuf Qardahawi, Fiqih Islam wa Adillatuhu karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Fathul Mu’in karya Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, dan lain-lain.
Persiapan ilmu ini sangat penting. Sebab seperti nasehat Umar bin Abdul Aziz, beramal tanpa ilmu akan lebih banyak mendatangkan kerusakan daripada kebaikan.
Pemahaman ilmu syar’i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama. (Muttafaq ‘alaih)
Persiapan Jasadiyah
Persiapan menyambut Ramadhan yang ketiga adalah persiapan jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan fisik yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Sebab, Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.
Bagaimana tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Mulai shalat tarawih hingga tilawah yang lebih banyak dari biasanya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Ketika badan kita sehat dan kuat, insya Allah kita akan lebih dicintai Allah Subhanhu wa Ta’ala.
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
Persiapan Maliyah
Persiapan keempat adalah maliyah. Yaitu persiapan finansial. Kita memerlukannya dalam menyambut bulan Ramadhan bukan (sekadar) untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Namun, yang lebih utama, kita memerlukan persiapan finansial untuk memperbanyak sedekah, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya.
Rasulullah adalah orang paling dermawan dan lebih dermawan lagi saat berada di bulan Ramadhan. Sebagaimana hadits yang Imam Bukhari riwayatkan dalam Shahih-nya:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih murah hati melakukan kebaikan dari pada angin yang bertiup. (HR. Bukhari)
Semoga Allah memudahkan kita meneladani beliau serta memudahkan kita melakukan empat persiapan menyambut Ramadhan. Alhasil, Ramadhan kita optimal dan berhasil membentuk taqwa. Allah pun ridha dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Materinya Bagus…izin share ya..dan izin disampaikan kembali…