Puasa Arafah adalah puasa sunnah muakkadah yang pahalanya luar biasa. Bagaimana niat dan tata caranya? Apa keutamaan dan kapan waktu pelaksanaannya pada tahun 2023? Berikut ini pembahasan lengkapnya.
Daftar Isi
Pengertian Puasa Arafah dan Hukumnya
Puasa Arafah adalah puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yakni bertepatan ketika jamaah haji wukuf di arafah.
“Di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa hari Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah,” kata Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fiqih Empat Madzhab. “Namun, puasa ini hanya khusus untuk selain jamaah haji. Sedangkan untuk para jamaah haji maka para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya.”
Puasa ini hukumnya sunnah muakkadah bagi kaum muslimin yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji. Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah.
عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِى هُرَيْرَةَ فِى بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ
Dari Ikrimah, ia mengatakan: “aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi (jamaah haji yang sedang) di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
“Para ulama memandang sunnah berpuasa pada hari arafah kecuali apabila berada di Arafah,” kata Imam Tirmidzi sebagaimana Sayyid Sabiq kutip dalam Fiqih Sunnah ketika menjelaskan hadits tersebut.
Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili menjelaskan mengenai hukum puasa ini.
Baca juga: Puasa Senin Kamis
Tata Cara Puasa Arafah
Tata cara puasa Arafah sama dengan tata cara puasa pada umumnya, yaitu:
1. Niat
Niat puasa arafah sebaiknya pada malam hari, sebelum terbit fajar. Namun, karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa pun yang membatalkan puasa. Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi seperti pada hadits berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ
Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim)
2. Makan Sahur
Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa. Dengan demikian, orang yang makan sahur mendapatkan pahala sedangkan yang tidak makan sahur, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah.
3. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan
Yakni menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan, dan hal-hal lainnya yang dapat membatalkan puasa. Mulainya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
4. Berbuka
Berbuka puasa sebagaimana puasa pada umumnya. Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu shalat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah satu sunnah puasa.
Baca juga: Sholat Idul Adha
Niat Puasa Arafah
Di dalam hadits, tidak ada lafadz niat puasa arafah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa melafadzkannya.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah syarat, tetapi ia sunnah menurut jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lafadz niat puasa Arafah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya:
Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala
Puasa Arafah 2023 Jatuh pada Tanggal Berapa?
Waktu puasa Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah yaitu bertepatan dengan waktu wukuf jamaah haji. Nah, inilah yang menjadi pertanyaan banyak kaum muslimin pada tahun 2023 ini. Pasalnya, pemerintah memutuskan Idul Adha di Indonesia jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Artinya, tanggal 9 Dzulhijjah di Indonesia menurut pemerintah bertepatan dengan Rabu, 28 Juni 2023. Sedangkan jamaah haji wukuf di Arafah pada Selasa, 27 Juni 2023.
Lalu, kapan puasa Arafah kita sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia? Apakah ikut jamaah haji wukuf atau ikut tanggal 9 Dzulhijjah pemerintah?
Dalam hal ini ada dua pendapat ulama. Pertama, mengikuti waktu wukuf di arafah. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Komite Fatwa Arab Saudi (Lajnah Daimah).
“Hari arafah adalah hari ketika kaum muslimin melakukan wukuf di Arafah. Puasa hari arafah sunnah bagi orang yang tidak melakukan haji. Karena itu, jika anda ingin puasa hari arafah, maka anda bisa melakukan puasa di hari itu (hari wukuf). Dan jika anda puasa sehari sebelumnya (tarwiyah), tidak masalah.”
Kedua, sesuai tanggal 9 Dzulhijjah di negeri masing-masing. Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Syaikh Utsaimin. Ia memfatwakan:
“Ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, jangan puasa.’”
Baca juga: Puasa Daud
Keutamaan Puasa Arafah
Puasa ini memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Sayang sekali jika kita meninggalkannya. Berikut ini tujuh hadits shahih yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya.” (HR. Ibnu Majah; shahih)
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ ذَنْبُ سَنَتَيْنِ مُتَتابِعَتَيْنِ
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka dosanya diampuni selama dua tahun berurut-turut.” (HR. Abu Ya’la; shahih)
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni tahun depannya dan tahun belakangnya.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; shahih lighairihi)
سَأَلَ رَجُلٌ عَبْدَ اللَّهِ بن عُمَرَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ ؟ فَقَالَ : كُنَّا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعْدِلُهُ بِصَوْمِ سَنَتَيْنِ
Seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Umar tentang puasa hari Arafah, dia menjawab, “Kami dulu bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa dua tahun.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath; hasan lighairihi)
Jadi, keutamaan puasa Arafah adalah menghapus dosa dua tahun berturut-turut yakni dosa setahun sebelumnya dan setahun berikutnya. Sebagian ulama menjelaskan bahwa dosa yang terhapus adalah dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar tetap butuh taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]