Beranda Dasar Islam Fiqih Puasa Asyura: Niat, Keutamaan, dan Tanggal Berapa 2024

Puasa Asyura: Niat, Keutamaan, dan Tanggal Berapa 2024

0
puasa asyura

Salah satu amalan khusus pada bulan Muharram adalah Puasa Asyura. Puasa ini memiliki fadhilah (keutamaan) yang luar biasa. Bagaimana niat puasa Asyura dan tata caranya? Apa keutamaannya?

Berikut ini pembahasan lengkapnya beserta kapan waktu pelaksanaannya pada tahun 2024 ini. Juga tingkatan puasa ini.

Pengertian dan Hukum

Puasa  asyura (عاشوراء) adalah puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram. Hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang anjurannya sangat kuat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar daripada puasa-puasa sunnah lainnya. Ketika para sahabat melaporkan bahwa orang-orang Yahudi juga puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah menyatakan tahun depan akan menambahnya dengan puasa satu hari sebelumnya. Yakni tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan nama puasa tasu’a.

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada  hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Baca juga: Puasa Ayyamul Bidh

Keutamaan Puasa Asyura

Puasa  ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini tiga keutamaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih.

1. Termasuk puasa utama

Puasa  ini merupakan puasa sunnah pada bulan Muharram. Sedangkan puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa pada) bulan Allah yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. (HR. Muslim)

2. Nabi sangat mengutamakan

Puasa  asyura merupakan puasa yang Rasulullah utamakan dan istimewakan. Ibnu Abbas menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih Rasulullah utamakan melebihi puasa ini.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ  يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memperhatikan puasa satu hari yang beliau utamakan atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

3. Menghapus dosa setahun sebelumnya

Inilah keutamaan puasa  asyura yang paling masyhur. Puasa 10 Muharram ini dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa  asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Dengan tiga keutamaan yang luar biasa ini, sudah sepatutnya kita lebih termotivasi untuk melaksanakannya. Dan semoga mendapat seluruh keutamaannya terutama ampunan atas dosa setahun sebelumnya.

Baca juga: Puasa Senin Kamis

Tata Cara Puasa Asyura

Tata cara puasa asyura sama dengan tata cara puasa pada umumnya, yakni sebagai berikut:

1. Niat

Niat puasa asyura sebaiknya pada malam hari, sebelum terbit fajar. Namun, karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa pun yang membatalkan puasa. Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi.

2. Makan sahur

Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa. Dengan demikian, orang yang makan sahur mendapatkan pahala sedangkan yang tidak makan sahur, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah.

3. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan

Yakni menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Mulainya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

4. Berbuka

Berbuka puasa sebagaimana puasa pada umumnya. Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu shalat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah satu sunnah puasa. Membaca doa buka puasa juga merupakan salah satu sunnah puasa. Demikian pula memperbanyak doa menjelang buka puasa.

Niat Puasa Asyura

niat puasa asyura

Di dalam hadits, tidak ada lafadz niat puasa asyura. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa melafadzkannya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafadzkan niat bukanlah syarat, tetapi ia sunnah menurut jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafadz niat puasa asyura sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya:
Saya niat puasa asyura, sunnah karena Allah Ta’ala.

Baca juga: Niat Wudhu

Puasa Asyura 2024 Jatuh pada Tanggal Berapa

Waktu puasa asyura adalah tanggal 10 Muharram. Sayangnya, tahun ini ada perbedaan awal bulan Muharram 1446 hijriyah sehingga berdampak pada perbedaan hari puasa asyura. Pemerintah menetapkan 1 Muharram 1446 jatuh pada hari Ahad, 7 Juli 2024. Sedangkan menurut Nahdlatul Ulama (NU), 1 Muharram 1446 jatuh pada hari Senin, 8 Juli 2024.

Dengan demikian, menurut pemerintah, puasa asyura 1446 hijriyah jatuh pada hari Selasa, 16 Juli 2024. Sedangkan menurut NU, puasa asyura 1446 hijriyah jatuh pada hari Rabu, 17 Juli 2024.

Baca juga: Puasa Daud

Tingkatan Puasa Asyura

Sayyid Sabiq menerangkan bahwa puasa ini memiliki tiga tingkatan. “Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas,” tulis Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah. “Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, jika seseorang berpuasa  Asyura tanpa  Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.

Mengapa sebaiknya tidak hanya puasa asyura tetapi juga puasa tasu’a (bahkan puasa tiga hari)? Sebab berdasarkan hadits qauliyah Rasulullah di atas, semangatnya adalah menyelisihi ahli kitab (Yahudi) di mana mereka puasa hanya pada 10 Muharram. Secara umum, semangat itu ada pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk di antara mereka. (HR. Abu Dawud; shahih)

Demikian pembahasan Puasa  Asyura mulai dari pengertian dan hukum, waktu, niat, hingga keutamaan dan tingkatannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]