Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 4)

Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 4)

0
Bunga (hdw)

Lanjutan dari Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 3)

Ummu Hani’ meminta maaf kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan beliau memaafkannya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ، أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

“Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita terbaik dari Quraisy, dia adalah wanita yang paling sayang kepada anaknya saat ia masih kecil dan paling bisa merawat suaminya.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari,

“Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “menunggang unta” merupakan isyarat kepada orang-orang arab, karena merekalah yang banyak menunggang unta.

Telah diketahui bahwa secara umum orang-orang arab (pada saat itu) lebih baik dari yang lainnya. Jadi dapat dipahami bahwa maksudnya adalah bahwa wanita-wanita itu lebih baik secara mutlak daripada wanita-wanita selain mereka secara mutlak.”

Di dalam hadits ini terdapat penegasan tentang keutamaan wanita shalehah dari Quraisy di atas wanita-wanita arab lainnya. Kenapa bisa seperti ini?

Jawabannya adalah sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits, yaitu dua hal sebagai berikut:

Pertama: kasih sayang kepada anak-anak, bahwa mereka adalah wanita yang paling besar kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Karena begitu besarnya kasih sayang itu, maka pada saat anak-anaknya menjadi yatim, para wanita itu menolak untuk menikah dengan lelaki lain.

Kedua, keterampilan dalam merawat suami, dan menjaga harta yang dimilikinya.

Wahai saudari-saudari yang terhormat, wahai ibu-ibu yang mulia, tidakkah Anda ingin menjadi wanita terbaik? Siapakah wanita yang tidak menginginkan itu?

Oleh karena itu, tempuhlah jalan yang diambil oleh wanita-wanita Quraisy dan Ummu Hani’ dalam kasih sayangnya kepada anak-anaknya, juga dalam bagaimana mereka merawat suami dan menjaga hartanya, sebagaimana yang diisyaratkan di dalam hadits tadi.

Inilah petunjuk agama kita, yang menghendaki agar seorang wanita menjadi ibu yang merupakan sumber dari kasih sayang dan cinta, dan simbol dari pengorbanan.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Ummu Hani’, dari Rumahnya Nabi Melakukan Isra` (Bagian 5)