Beranda Kisah-Sejarah Sirah Nabawiyah Hendak Membunuh Nabi, Pemuda Ini Malah Jatuh Hati

Hendak Membunuh Nabi, Pemuda Ini Malah Jatuh Hati

2
ilustrasi © shutterstock.com

Kebencian itu terlihat jelas  di raut wajahnya. Sebuah dendam yang mendalam dari sorot maja yang tajam. Seorang pemuda yang selalu membututi dan siap menyerang kapan pun. Dalam pikirannya sudah direncanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. Desah napasnya begitu membuncah.

Pemuda itu bernama Fadlalah bin Umair. Ia mengintai Nabi yang sedang bertawaf di Baitullah Al-Haram. Perlahan ia mendekati Rasullullah, wajahnya tampak tak tenang dengan sorot kebencian memancar dari matanya. Semakin dekat dengan Rasullullah membuat jantungnya berdegup kencang. Nafsu ingin menghabisi itu pun semakin mendorong jiwa Fadlalah bin Umair. Namun ketika keduanya sudah dekat, Rasullullah SAW menyapa dengan ramah sekali.

“Bukankah engkau Fadlalah bin Umair?”

Mendengar suara lembut Rasullullah SAW membuat amarah di dada Fadlalah turun. Sapaan ramah Baginda Nabi membuat Fadlalah bin Umair berubah tiba-tiba.

“Benar, Ya Rasululullah,” jawab Fadlalah bin Umair singkat dengan raut wajah bimbang.

“Apa yang engkau bicarakan  dalam hatimu?” Rasululullah SAW menyelidiki raut wajah bingung Fadlalah bin Umair.

“Tidak ada, aku sedang berdzikir mengingat Allah SWT.”  jawab  Fadlalah mengelak dan juga gugup.

Mendengar kata-kata fadlalah bin Umair Nabi Muhammad SAW pun tersenyum, lalu bersabda :

“Beristigfarlah engkau kepada Allah SWT!” Sambil Baginda Nabi menyentuh dada Fadlalah bin Umair. Seketika itu hati pemuda yang ingin membunuh Nabi Muhammad SAW pun hilang sekejap. Fadlalah bin Umair menjadi tenang hatinya dan pedang kebencian itu hilang bersama senyum ramah Baginda Nabi Muhammad SAW.

Fadlalah bin Umair selalu mengingat peristiwa yang membuatnya berubah. Yang akan selalu dikenang dalam sejarah hidupnya. Sikap ramah Baginda Rasullullah SAW dan juga senyum yang membawa kedamaian di hati Fadlalah. Hingga Fadlalah pun berkata:

“Demi Allah, tidaklah Baginda mengangkat tangannya di dadaku, sehingga tidak ada satu pun makhluk Allah yang lebih aku cintai darinya.”

Nabi dicintai oleh umatnya karena budi pekertinya yang baik, keluhuran, sikap santun, selalu bersikap baik terhadap orang-orang yang ingin mendzoliminya, dan senyum yang menentramkan. Akhlak mulia Rasulullah SAW yang selalu membawa kedamaian.

“Senyumanmu pada wajah saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR. Tirmidji)

2 KOMENTAR

  1. Yang pernah saya dengar, yg dimaksud dengan Millah itu bukan agama, tapi gaya hidup – the way of life. jadi yg dikehendaki yahudi/nasrani memang kita mengikuti/masuk agama mereka, tapi mereka sadar, sangat sulit untuk memurtadkan umat ISLAM, maka mereka menipu kita dengan cara membuat kita mengikuti gaya hidup mereka yg sudah pasti tidak ISLAMI dan jauh dari sunnah Nabi SAW. Lihatlah sekarang umat ISLAM diseluruh dunia, berpakaian meniru mereka ( pakai jean, aurat wanita terbuka ), makan makanan mereka dengan gaya mereka ( fast food, makan pake sendok garpu dll ). kumpul wanita dan pria yg bukan muhrim dsb nya.

Komentar ditutup.