Lanjutan dari Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 3)
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga” sebelum kamu diberi cobaan, diuji, dan diberi bencana seperti halnya yang dialami umat-umat sebelum kamu?
Oleh karena itu, selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
“Padahal, belum datang kepadamu (cobaan) seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan” yaitu berbagai macam penyakit, penderitaan, kepedihan, musibah, dan berbagai macam kesengsaraan lainnya.
Firman Allah Ta’ala, “serta digoncangkan” maksudnya dengan goncangan hebat, yakni mendapat ancaman dari musuh, selain ujian besar lainnya.
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu dikelilingi hal-hal yang tidak disukai, dan neraka itu dikelilingi hal-hal yang menyenangkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam kitab Fath Al-Bari,
“Ini tentu memerlukan perjuangan melawan hawa nafsu dalam melakukan ketaatan-ketaatan, menghindari berbagai macam maksiat, sabar terhadap berbagai musibah, dan berserah diri kepada perintah Allah dalam melaksanakan semua itu.”
Oleh karena itu, datanglah janji pahala dari Allah bagi orang yang kehilangan penglihatannya, sebagaimana dinyatakan dalam hadits riwayat Anas Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
“Apabila aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, lalu dia bersabar, maka Aku beri dia ganti keduanya berupa surga.” (HR. Al-Bukhari).
Demikian pula, ada janji untuk orang yang diberi cobaan dengan kematian seorang yang dikasihi, seperti anak atau saudara atau lainnya, lewat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa Allah Ta’ala berfirman,
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Tidak ada balasan di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, apabila Aku mencabut nyawa kekasihnya dari penghuni dunia, kemudian dia bersabar atas (kematian)nya, melainkan surga.” (HR. Al-Bukhari).
Kalimat, “bersabar atas kematiannya” di sini adalah terjemahan dari “ihtasabahu”, yakni bersabar dengan mengharapkan pahala dari Allah atas semua itu.
Jadi, seorang muslim hendaklah bersabar ketika mendapat berbagai ujian dan musibah, supaya memperoleh pahalanya atas izin Allah, dan jangan sampai dia bersungut-sungut dan berkeluh kesah terhadap musibah itu.
Salah seorang ulama salaf berkata, “Hilangnya pahala atas suatu musibah adalah lebih berat daripada musibah itu sendiri.”
Semoga kita termasuk di antara orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah. Aamiin.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]