Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Ujung Kisah Mubarok yang Menjaga Perutnya

Ujung Kisah Mubarok yang Menjaga Perutnya

Ada kisah yang menarik dari ulama terdahulu, dari kalangan salafussholeh. Sebagaimana dikisahkan dalam sejarah, ada seorang budak yang dibebaskan yang bernama Mubarok. Di mana Mubarok ini adalah seorang laki-laki yang begitu sholeh. Kesholehannya itu nampak bagaimana ia menjaga perutnya. Ia menjaga lambungnya agar tidak termasuki dengan makanan yang subhat maupun haram.

Suatu kali ia mendapatkan kepercayaan untuk bekerja dari seorang qadhi (hakim). Mubarok diberikan amanah menjaga kebun yang dimiliki qadhi. Kebun itu adalah kebun delima. Ia menjaga waktu hingga beberapa waktu lamanya.

Dalam sebuah kesempatan, sang qadhi menyampaikan kepada Mubarok. “Hai, Mubarok. Ambilkan aku beberapa yang manis. Buah yang kamu jaga setiap waktunya. Aku ingin mencicipi buah delima yang sedang ranum buahnya. Aku ingin menikmati manisnya.”

Mubarok kemudian mengambilkan apa yang diperintahkan atasannya itu. Beberapa buah delima hasil petik, ia sajikan kepada sang qadhi. Disuguhkan dengan baik.

Satu persatu buah dicicipi oleh sang qadhi. Sang qadhi tiba-tiba kaget dengan rasa buah itu. Semua buah yang ia makan masam rasanya. Ia pun marah kepada Mubarok. “Hai, Mubarok, aku perintahkanmu untuk mengambil delima-delima yang manis. Tapi, Masya Allah, tidak ada satupun delima yang manis, delima yang kamu petik untuk diriku. Semuanya masam. Bagaimana kamu wahai, Mubarok. Apakah kamu tidak mampu membedakan antara delima manis dengan delima yang masam?”

Mubarok kemudian berkata, “Maafkan diriku wahai majikanku. Sesungguhnya aku tidak mampu membedakan mana yang manis, mana yang masam.”

“Memang kamu tidak pernah mencicipi delima-delima itu?”

“Aku tidak pernah mencicipinya.”

“Apakah kamu tidak pernah memungutnya satu pun untuk tahu bagaimana manisnya buah delima?”

“Tidak pernah.”

“Apakah kamu tidak pernah memetik buahnya?”

“Tidak pernah.”

“Kenapa kamu tidak pernah melakukan itu?”

“Karena amanah yang kamu bebankan kepada diriku hanyalah menjaga kebun delima. Bukan untuk mencicipi dari apa yang aku jaga dari perutku dan lambungku. Aku tidak ingin perutku dimasuki dengan barang-barang yang haram dan barang-barang yang subhat.”

Sang qadhi tahu bahwa Mubarok ini laki-laki yang sholeh. Lalu apa kemudian yang terjadi? Sang qadhi kemudian menikahkan putrinya yang begitu jelita dan sangat sholehah dengan Mubarok. Air yang sholeh bertemu dengan rahim yang taat. Maka lahirlah laki-laki yang luar biasa dalam sejarah yang kemudian dikenal dengan nama Abdullah bin Mubarok. Laki-laki ulama yang dikenal di kalangan salafussholeh yang betul-betul mirip dengan kehidupan para sahabat.

Salah satu yang membuat Abdullah bin Mubarok menjadi sosok sholeh adalah andil kedua orangtuanya yang menjaga diri dari hal yang subhat lagi haram. Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]