“Saya yakin PKS akan besar. Tapi saya khawatir PKS besar tidak bersama umat,” demikian kata seorang ulama sekitar enam tahun lalu.
Beliau menyampaikan itu setelah mengamati perkembangan PKS yang terus bergerak tumbuh dari waktu ke waktu. Bukan sekedar diukur dari capaian Pemilu lima tahunan tetapi juga Pilkada. Hanya saja ada kekhawatiran melihat gerak PKS saat itu yang kesannya agak jauh dari umat. Ada kesan style glamour dan elitis yang menjadi sekat dengan umat.
Alhamdulillah, dalam perjalanan selanjutnya, nasehat tersebut benar-benar menjadi perhatian. PKS menjadi lebih dekat kepada para ulama dan umat. Sejalan dengan jati diri PKS sebagai partai Islam.
Tokoh-tokoh PKS kembali meningkatkan intensitas silaturahim kepada ulama dan tokoh-tokoh umat. Tak hanya tingkat nasional tetapi juga di daerah. “Minta nasehat, minta doa,” demikian arahan Ketua Majelis Syuro Habib Salim Segaf Al Jufri.
Beliau sendiri menjadi teladan terdepan dalam membangun silaturahim ini. Berkunjung dari satu pesantren ke pesantren yang lain. Dari satu ulama ke ulama yang lain. Para habaib dan kyai yang selama ini agak resisten dengan PKS karena distigmakan sebagai wahabi, pelan-pelan mulai membuka diri. Memahami bahwa ternyata PKS tidak seperti yang dituduhkan selama ini.
Baca juga: Ayat Kursi
Maka dalam banyak majelis dzikir dan majelis sholawat, tampak Habib Salim bersama para habaib dan kyai. Mulai Majelis Rasulullah di Monas Jakarta hingga Sholawat Habib Syech di Surabaya. Tak jarang sejumlah jajaran pengurus PKS daerah membersamai.
Silaturahim ke ormas-ormas Islam juga semakin sering dilakukan. Tidak sekedar membangun kedekatan tapi juga menyerap aspirasi umat dan memperjuangkannya. Aksi Bela Islam menjadi salah satu momentum besar PKS membersamai umat ini.
“PKS tidak pernah abu-abu,” tegas Ketua GNPF Ulama Ustadz Yusuf Martak yang kemudian secara terbuka menyatakan dukungan kepada PKS.
Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas Islam juga memberikan dukungan kepada perjuangan PKS. Terbaru, Persis dan Ikadi mendukung perjuangan PKS yang mengagas RUU Perlindungan Agama, Tokoh Agama dan Simbol Agama.
“Suka atau tidak suka, memang selalu saja teman kita dalam perjuangan di parlemen khususnya dalam bidang seperti ini ya PKS,” kata Ustadz Bachtiar Nasir, baru-baru ini.
Mengalirnya dukungan umat kepada PKS ini yang mungkin menjadi faktor naiknya hasil survei-survei terakhir. Jika survei sebelum pemilu-pemilu sebelumnya hanya memberi PKS angka 2-3 persen (sepertiga dari capaian pada pemilu), survei-survei menjelang pemilu 2019 kini telah memberikan angka di atas 4 persen, bahkan Indo Barometer sudah memberikan angka 6 persen dan hasil simulasi Kedai Kopi menempatkan PKS di empat besar dengan angka 8 persen.
Baca juga: Asmaul Husna
Mengalirnya dukungan umat ini harus disambut oleh seluruh kader PKS dengan semakin mendekat kepada Allah dan memperbanyak doa. Sebab Dialah penentu segalanya. Hanya Dia yang kuasa memberikan pertolongan dan kemenangan.
“Kondisi saat ini mirip dengan 2004, di mana dukungan umat untuk PKS mengalir deras,” kata Sekum DPD PKS Magetan yang saya temui di Solo beberapa hari lalu.
Kader juga harus lebih sungguh-sungguh bermujahadah menjemput kemenangan. Dengan memperbanyak silaturahim, pelayanan, direct selling, dan sejenisnya.
Semoga Allah memberkahi partai Islam ini dan memenangkannya dengan dukungan umat. Karena partai Islam itu harus besar bersama umat. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Aamiin…ya robbal’alamiin…selalu konsisten dan konsekuen bagi ummat..hidup PKS…Allahuakbar.
Komentar ditutup.