Tak terasa, kita akan kembali memasuki bulan Rajab. Yang artinya, Ramadhan sudah semakin dekat. Mengapa dinamakan bulan Rajab, apa keutamaan bulan ini dan apa saja amalan sunnah di dalamnya? Lalu, tanggal berapa mulai Rajab 1446 hijriyah atau 2025?
Daftar Isi
Mengapa Dinamakan Bulan Rajab?
Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender hijriah, datang setelah Jumadil Akhir, sebelum Sya’ban. Karenanya, bulan ini menjadi pengingat bahwa Ramadhan sudah dekat. Bahkan ada doa yang biasa umat Islam panjatkan sejak bulan ini terkait dengan Ramadhan.
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam Tafsirnya, Rajab berasal dari kata tarjib (الترجيب) yang artinya ta’dhiim (التعظيم) yakni penghormatan atau pemuliaan. Merupakan bentuk jamak dari Arjab (أرجاب), Rijab (رجاب), dan Rajabat (رجبات).
Dari namanya saja kita dapat mengetahui bahwa bulan ini layak mendapatkan perhatian, pemuliaan, dan penghormatan.
Baca juga: Kisah Isra’ Mi’raj Lengkap
Keutamaan Bulan Rajab
Mengapa Rajab menjadi bulan yang terhormat dan layak mendapatkan perhatian dan pemuliaan? Setidaknya ada tiga keutamaan bulan ini.
1. Bulan Haram
Rajab merupakan salah satu bulan dari empat bulan haram (arba’atun hurum). Oleh karena itu, ia menjadi salah satu bulan istimewa. Lebih istimewa daripada bulan-bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai keutamaan bulan haram ini:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Seluruhnya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) itu terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu… (QS. At-Taubah : 36)
Ketika menjelaskan tafsir Surat At-Taubah ayat 36 ini, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa sanksi berbuat dosa pada bulan-bulan haram jauh lebih berat daripada bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya lebih besar daripada amal shalih pada bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
“Sesungguhnya mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,” kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
“Amal shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya.”
Ketika menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menegaskan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang dihormati.
“Enam bulan selepas haji itu, yaitu pada bulan Rajab dijadikan lagi bulan yang dihormati, hentikan berperang, hilangkan dendam kesumat, supaya dapat pula mengerjakan umrah di bulan suci itu,” terang Buya Hamka. “Sampai ke zaman kita sekarang ini buat seluruh Tanah Arab, dipandang bahwa bulan Rajab adalah bulan ziarah besar, mengerjakan umrah, dan penduduk Makkah sendiri mengadakan ziarah besar ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah.”
2. Bulan yang Dekat dengan Ramadhan
Rajab merupakan bulan yang dekat dengan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya dipisahkan dengan Sya’ban. Sebagian ulama menjadikan masuknya bulan ini sebagai momentum untuk menyambut bulan Ramadhan dengan segenap persiapan terutama ruhiyah.
Persiapan ruhiyah itu termanifestasikan dalam bentuk doa yang mereka panjatkan:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Doa ini tercantum dalam riwayat Al-Baihaqi dan Thabrani, tapi derajatnya dhaif menurut Syekh Al-Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda dalam riwayat Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)
Kita tak boleh meyakini hadits dhaif sebagai sabda Rasulullah. Namun, sebagian ulama seperti Imam Nawawi rahimahullah memperbolehkan penggunaan hadits dhaif untuk menunjukkan fadhilah (keutamaan) amal. Dan, boleh saja berdoa dengan doa dalam berbagai bahasa.
Banyak ulama yang membaca doa tersebut. Sebagai permohonan kepada Allah agar mendapatkan berkah-Nya di bulan Rajab dan Sya’ban. Serta sebagai permohonan agar Allah pertemukan dengan Ramadhan.
3. Bulan Isra’ Mi’raj
Banyak ulama yang menyakini bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab. Khususnya para ulama di Indonesia. Karenanya, pemerintah menetapkan 27 Rajab sebagai hari libur isra’ Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Isra’ Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang Rasulullah tempuh hanya semalam, bahkan kurang, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke Sidratul Muntaha.
Melalui isra’ mi’raj, Rasulullah mendapatkan perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain Allah menurunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus untuk shalat lima waktu ini, Allah memanggil langsung Rasulullah.
Amalan Bulan Rajab
Seperti namanya, bulan ini layak mendapatkan perhatian, pemuliaan, dan penghormatan. Keutamaannya sebagai salah satu bulan haram saja sudah cukup menjadi alasan pemuliaan. Lalu bagaimana kita memuliakannya? Dengan meningkatkan amal shalih di dalamnya sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir di atas.
Apa saja amalan tersebut? Berikut ini penjelasan singkat amalan bulan Rajab:
1. Doa Bulan Rajab
Seperti penjelasan di atas, banyak ulama yang mengamalkan doa memohon kepada Allah agar mempertemukannya dengan bulan Ramadhan. Doa ini kita panjatkan mulai Rajab hingga akhir Sya’ban.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi dan Thabrani)
Derajat hadits tersebut dhaif menurut Syeikh Al-Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda dalam riwayat Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad)
2. Memperbanyak Amal Shalih
Sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir di atas, amal-amal shalih pada bulan haram termasuk Rajab, pahalanya lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya. Karenanya, kita memperbanyak amal shalih pada bulan ini baik berupa ibadah mahdlah maupun ibadah ghairu mahdlah.
Meperbanyak ibadah mahdlah misalnya kita memperbanyak shalat sunnah. Setiap hari, kita upayakan bisa memenuhi shalat sunnah rawatib.
Pada pagi hari, perlu kita rutinkan sholat dhuha. Lalu malamnya kita tunaikan sholat tahajud dan sholat witir. Demikian pula bisa kita perbanyak dzikir dan tilawah Al-Qur’an.
Sedangkan untuk puasa sunnah, bisa kita perbanyak dengan menunaikan puasa ayyamul bidh. Lebih banyak lagi, biasa puasa Senin Kamis. Jika lebih kuat lagi, bisa puasa Daud.
Memperbanyak ibadah ghairu mahdlah misalnya kita lebih bersemangat membantu sesama, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan lain-lain. Secara khusus, jangan berperang. Termasuk dalam pengertian umum bermusuhan dengan sesama muslim.
Baca juga: Doa Bulan Rajab
Amalan Khusus di Bulan Rajab
Ada pun amalan khusus di bulan Rajab, seperti mandi awal bulan rajab dan puasa Rajab sebulan penuh, tidak ada dalil yang kuat. Sehingga sebagian ulama seperti Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullan memperingatkan umat dari keduanya.
1. Mandi Awal Bulan Rajab
Menjelang bulan Rajab, sering beredar pesan WhatsApp dan bertebaran juga media sosial, bahwa barangsiapa mandi keramas menyambut bulan Rajab dan berpuasa di dalamnya, maka hatinya tidak akan mati. Hatinya akan bersih bagaikan bayi serta dapat mengangkat 70 orang yang berdosa di akhir zaman.
Mandi awal bulan Rajab ini tidak ada dalilnya sama sekali. Bahkan hadits dhaif sekalipun, tidak ada. Demikian pula keutamaan tersebut, tidak ada hadits yang menjelaskannya.
2. Puasa Rajab Sebulan Penuh
Seperti penjelasan di atas, puasa sunnah (puasa Senin Kamis, puasa ayyamul bidh, maupun puasa Daud) tetaplah sunnah di bulan Rajab. Bahkan pahalanya semakin banyak, seperti kata Ibnu Abbas. Namun, puasa khusus sebulan penuh di bulan Rajab, tidak ada tuntunannya.
Bagaimana jika puasa sunnah mutlak? Tidak ada larangan puasa sunnah mutlak. Misalnya selain puasa Senin Kamis dan ayyamul bidh juga puasa pada hari lain, tentu boleh dan pahalanya lebih besar daripada puasa sunnah mutlak di bulan lainnya selain bulan-bulan haram. Atau jika bisa puasa Daud (sehari puasa sehari tidak), juga menjadi amal shalih yang pahalanya lebih besar daripada di bulan lain selain bulan-bulan haram.
1 Rajab 2025 Jatuh Tanggal Berapa
Nah, ini pertanyaan tahunan. Dan karena lebih akrab dengan kalender masehi, bulan hijriah pun pertanyaannya pakai tahun masehi. “1 Rajab 2025 jatuh tangal berapa?” Maksud pertanyaan ini adalah 1 Rajab 1446 jatuh tanggal berapa?
Menurut Kalender Hijriah Global Tunggah Muhammadiyah, 1 Rajab 1446 jatuh pada tanggal 1 Januari 2025. Rajab 1446 berumur 30 hari sehingga akhir Rajab jatuh pada tanggal 30 Januari 2025.
Demikian pula menurut kalender Pemerintah, 1 Rajab 1446 jatuh pada tanggal 1 Januari 2025. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]