Tiap kali menjelang natal tiba, pusat-pusat perbelanjaan sering kali menampilkan gambar maupun busana sosok berperut tambun, berbrewok putih dan pakaian dengan paduan warna merah dan putih. Orang Nasrani menyebutnya sinterklas.
Konon sosok tersebut disebut sebagai penggambaran seorang pendeta nasrani bernama Santo Nikolas. Lahir sekitar tahun 280 Masehi di Turki. Ayahnya seorang berdarah Arab. Namanya Santo Nikolas dari Myra yang hidup pada abad ke-4 Masehi. Begitu sebuah sembur menyebutnya.
Santo Nikolas inilah yang disebut sebagai cikal bakal figur Sinterklas atau juga bisa disebut Santa Claus. Konon Nikolas itu seorang uskup yang sangat masyhur akan kebaikannya memberi hadiah untuk orang tak punya. .
Namun sayang, kisah di atas diragukan kevalidannya sehingga memunculkan banyak tanda tanya karena versi sosok ini selalu berbeda-beda. Tiap negeri punya cara penggambaran yang saling berbeda.
Sinterklas ini dibantu seseorang bernama Zwarte Piet, budak hitam Afrika. Piet Hitam, begitu gelar Awarte Pie, bakal memukul anak nakal dengan tongkat dan memasukkannya ke dalam karung.
Karena keintiman sejarah Indonesia dan Belanda, maka tak ayal dan bisa dimaklumi bahwa cerita rakyat versi Belanda ini yang lebih ngehits di negeri kita. Padahal selain berdasarkan cerita rakyat Belanda, masih ada beberapa versi cerita Sinterklas, meski sumber tetap sama: Santo Nikolas.
Sinterklas itu gambaran dari seorang uskup gereja Katolik, meski begitu, Paus tak yakin sendiri akan kebenarannya sebab pada kenyataannya lebih banyak dongeng dibuat, bahkan tercampur dengan berbagai budaya dan kepercayaan.
Tahun 1970 Vatikan mencoret nama Sinterklas dari daftar orang-orang suci, karena banyaknya protes yang berdatangan, akhirnya Vatikan memberikan kelonggaran dan kebebasan untuk memilih apakah Sinterklas termasuk orang suci atau bukan dikembalikan kepada setiap masing-masing, namun legally Sinterklas bukan termasuk orang yang dianggap suci. [Paramuda/BersamaDakwah]
Opini anda cukup membuka wawasan saya. Terimakasih atas sharingnya
Boleh juga sih Infonya namun sayang,tidak di seratkan makna dari materi di atas,mungkin banyak juga orang berpikiran ngapain pegawai islam kok pake pake topi santa?,nah itu yang seharusnya di bahas jika saat ada acara muslim semuanya pegawai biasa aja paling tulisan doank,ini kalo natal kenapa pegawai yang notabenenya islam harus pakai atribut yang berbau agama lain yang jelas-jelas toleransi itu bukan mencampuradukan (ini yang seharusnya anda bahas,cari pendapat pengusaha-pengusaha tersebut…jangan sampai orang-orang yang comment di Facebook,dll tentang postingan anda menjadi saling menjelekan agama satu sama lain,buatlah postingan yang mengenalkan islam,mendekatkan islam.)
Komentar ditutup.