Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Tafsir Mimpi Abu Bakar yang Sesuai Kenyataan

Tafsir Mimpi Abu Bakar yang Sesuai Kenyataan

2
Raudhah di Masjid Nabawi (muftizubair)

Khalifah pertama dalam Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq, terkenal pandai menafsirkan mimpi. Sehingga Muhammad bin Sirin menyatakan, “Abu Bakar adalah orang yang paling pandai menafsirkan mimpi di kalangan umat Islam setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Di antara tafsir mimpi yang diutarakan Abu Bakar yang sesuai kenyataan adalah sebagai berikut:

1. Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma meriwayatkan,

“Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, semalam saya bermimpi melihat segumpal awan meneteskan minyak samin dan madu. Kulihat orang-orang menadahkan tangannya ke arah awan tersebut.

Ada yang mendapat banyak dan ada juga yang mendapat sedikit. Kemudian saya melihat seutas tali terjulur dari langit ke bumi. Saya melihat engkau memegang tali itu, lalu naik ke atas.

Setelah itu, ada seseorang yang turut memegang tali itu dan ikut naik mengikuti engkau. Laki-laki lain juga naik menyusul. Kemudian ada seorang lagi ikut naik, tetapi tali itu terputus. Setelah tali disambung, maka dia naik terus ke atas.”

Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah saya memohon kepada engkau agar mengizinkanku untuk menafsirkan mimpi itu.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Tafsirkanlah!

Abu Bakar mengatakan, “Awan yang ada dalam mimpi itu adalah Islam. Sedangkan minyak samin dan madu yang menetes dari awan itu adalah Al-Qur`an yang manis dan lembut.

Adapun yang ditadah oleh orang-orang dalam mimpi itu adalah orang yang mendapat pemahaman dari Al-Qur`an. Ada yang mendapat pemahaman yang banyak ada pula yang mendapat pemahaman sedikit.

Sedangkan tali yang terulur dari langit itu adalah kebenaran yang engkau bawa dan engkau yakini wahai Rasulullah, hingga dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala meninggikan derajat engkau.

Kemudian tali (kebenaran) itu pun diikuti pula oleh orang lain, hingga dengannya ia pun mencapai derajat yang tinggi.

Kemudian tali (kebenaran) itu diikuti oleh yang lain, tetapi tiba-tiba tali itu terputus. Maka ia pun berusaha untuk menyambungnya lagi, hingga tersambung, dan ia pun memperoleh derajat yang tinggi.

Demi ayahku dan engkau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apakah tafsir mimpiku benar?”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Wahai Abu Bakar, tafsir mimpimu sebagian ada yang benar dan sebagian ada yang salah.”

Abu Bakar berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, manakah yang benar dan manakah yang salah?”

Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu bersumpah (dalam masalah tafsir mimpi ini)!

Sebagian ulama mengatakan, bahwa tiga orang yang ikut memegang tali kebenaran itu ditafsirkan dengan tiga khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

2. Satu ketika, putri Abu Bakar, Aisyah Radhiyallahu Anha pernah bermimpi melihat tiga bulan jatuh ke dalam rumahnya. Dia pun menceritakan mimpi tersebut kepada Abu Bakar.

Mendengar itu, Abu Bakar menjelaskan, “Jika benar mimpimu itu, maka di rumahmu ini akan dikuburkan tiga orang manusia terbaik.”

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam wafat, Abu Bakar berkata padanya, “Wahai Aisyah, ini adalah bulanmu yang terbaik.”

Tafsir mimpi Abu Bakar memang benar, setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dikuburkan di rumah Aisyah, Abu Bakar dan Umar pun dikuburkan di tempat yang sama. Itulah tafsir mimpi Aisyah tentang tiga bulan yang jatuh ke dalam rumahnya.

3. Suatu hari, seseorang datang menemui Abu Bakar menceritakan mimpinya, “Saya bermimpi bahwa saya kencing darah.”

Abu Bakar berkata, “Engkau pernah menggauli istrimu saat dia sedang haidh. Mohon ampunlah kepada Allah dan jangan kau ulangi lagi perbuatan itu.”

Demikian dikutip dari kitab 10 Shahabat yang Dijanjikan Masuk Surga karya Abdus Sattar Asy-Syaikh.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

2 KOMENTAR

  1. Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu.
    Ya Allah Ya Tuhan kami tunjukilah kami jalan yang lurus.

    ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI MUHAMMAD.
    KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA IBROOHIIMA, WA’ALAA AALI IBROOHIIMA.
    WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI MUHAMMAD.
    KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBROOHIIMA, WA’ALAA AALI IBROOHIIMA.
    FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID.

Komentar ditutup.