Perbuatan dosa di dunia ini apapun jenisnya, sudah ada di masa lalu. Pelakunya pun telah mendapatkan hukuman langsung di dunia. Baik itu hukuman ringan atau pun berat, baik yang berasal langsung dari Allah atau melalui keputusan Nabi pada zaman itu.
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) sejatinya adalah istilah baru dari perbuatan dosa yang sudah ada semenjak ribuan tahun silam.
Apapun istilahnya, intinya adalah satu, yaitu perkawinan sejenis, laki-laki kawin dengan laki-laki, dan perempuan kawin dengan perempuan. Pelaku pertama perkawinan ini adalah umat Nabi Luth Alaihissalam.
Memang, sejarah akan terus berulang, hanya waktunya saja yang berbeda. Pada masa Nabi Luth, beliau dan para pengikutnya yang beriman kepada Allah, dianggap orang yang sok suci oleh para pelaku kawin sejenis.
Pada masa ini, pelaku LGBT pun memberi label yang sama kepada orang-orang yang menentang mereka.
Pada masa Nabi Luth pelaku kawin sejenis menantangnya agar adzab Allah diturunkan. Hal sama pun terjadi di masa sekarang.
Seharusnya, pelaku dan pendukung LGBT yang mengaku muslim dan di kolom agama di KTP-nya tertulis agama Islam, menyimak ayat-ayat Allah Ta’ala yang menceritakan dahsyatnya adzab bagi orang-orang yang melakukan kawin sejenis.
Allah Ta’ala telah berfirman,
“Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).
Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Lut dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal.
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu. (QS. Al-A’raf: 80-84)
Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (Lut) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.”
Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji.
Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?”
Mereka menjawab,
“Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki.”
Dia (Lut) berkata,
“Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).”
Mereka (para malaikat) berkata,
“Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu.
Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”
Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Lut, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,
yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. (Hud: 77-83)
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Bersambung ke Pelaku LGBT yang Mengaku Muslim, Baca Ayat-ayat Ini! (Bagian 2)