Beranda Keluarga Wahai Istri, Milikilah Suamimu!

Wahai Istri, Milikilah Suamimu!

0
Pengantin muslim (perfectmuslimwedding)

Wanita ideal mampu menerjemahkan setiap reaksi suaminya dan memahami hubungannya dengan orang sekitarnya sehingga dia dapat menenteramkan hatinya dan berinteraksi dengannya dengan penuh kelemah-lembutan.

Dia senantiasa mengukur perbuatan suaminya dengan ukuran yang tepat. Seorang istri melakukan kesalahan fatal bila berusaha mengumpulkan kecantikan luar dengan buruknya pelayanan.

Dia terbujuk dengan kecantikan wajahnya, kekayaan yang dimilkinya atau dengan kehormatan nasabnya. Dia mengira itu semua menjadi poros yang menjadi pusat peredaran kehidupan di dunia ini.

Dia memaksa orang lain untuk toleran dengan buruk perangainya dan menjaga perasaannya. Sementara dia sendiri tidak mempedulikan kesopanan dan adat yang berlaku dan menundukkan manusia yang berpegang dengan kesopanan untuk membiarkannya.

Sehingga, mereka terpaksa menutup mata atas kesalahannya dan mereka pura-pura tidak mengetahuinya, padahal jiwa-jiwa mereka tertekan.

Jika sifat ini yang ditampakkan ketika berinteraksi dengan manusia sekitar, lalu bagaimana interaksinya dengan suaminya?

Wanita ideal adalah sebaik-baiknya orang yang mampu memahami suaminya, sebaik-baiknya orang yang menjadi partner pengetahuannya, sebaik-baiknya orang yang mampu melupakan kesedihannya, sebaik-baiknya orang yang memahami pandangannya dan diamnya.

Jika sang suami mengangkat kedua pandangannya ke langit-langit rumah, dia dapat menangkap apa yang ada dalam pikirannya.

Jika manusia sekitar tidak mampu memuaskannya, maka dia sebagai orang yang paling mengerti alur pemikirannya, sehingga dia mampu memuaskannya, karena perhatiannya sama dengan perhatian suaminya.

Dia berusaha memahami dirinya agar dapat memahami suaminya. prioritasnya berjalan beriringan dengan prioritas sang suami tercinta.

Neraca yang dipergunakan wanita ideal layaknya sebuah termometer. Jika air raksa yang berada di dalamnya naik atau turun seiring dengan suhu panas, maka dia naik dan turun menurut reaksi suami merespon perbuatan dan omongannya, sehingga dia mampu menyingkapi angka rahasianya.

Jika perbuatan yang dilakukannya menunjukkan keberhasilan dan menguntungkan, maka dia berusaha untuk meneruskannya dengan penuh kehati-hatian dan secukupnya, sebagaimana seorang yang sedang minum air, dia merasakan kenikmatan ketika merasakan kesegaran saja.

Dia akan meneruskan perbuatannya sampai keuntungannya berkurang. Dan ketika itu terjadi, dia segera mengganti dengan perbuatan yang lainnya.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Bersambung ke Wahai Istri, Milikilah Suamimu! (Bagian 2)