Surat Al-Fatihah Ayat 5 dan Artinya
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.
Surat Al-Fatihah Ayat 5 Arti Perkata
hanya kepada-Mu | إِيَّاكَ |
kamu beribadah | نَعْبُدُ |
dan hanya kepada-Mu | وَإِيَّاكَ |
kami meminta pertolongan | نَسْتَعِينُ |
Baca juga: Surat An-Nasr
Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 5
Berikut ini tafsir Surat Al-Fatihah ayat 5 dari Tafsir Al-Muyassar karya Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Lalu Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Kemudian Tafsir Al-Wajiz karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsir Al-Muyassar
Hanya untuk-Mu kami beribadah. Hanya kepada-Mu pula kami meminta pertolongan. Adalah hak-Mu bila kami harus menyembah-Mu semata dan tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu pun.
Akan tetapi, semua itu tidak akan bisa kami lakukan dengan sempurna kecuali atas pertolongan-Mu.. Dan yang dimaksud ibadah di sini adalah semua perkara yang Allah cintai, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sedangkan isti’anah (memohon pertolongan) adalah senantiasa bersandar kepada Allah dalam menjalankan apa-apa yang Allah sukai dan menjauhi segala hal yang Allah benci.
Didahulukannya dhamir (kata ganti) “lyylka” atas fi’il (kata kerja)-nya adalah untuk memberi makna penegasan bahwa ibadah dan isti’anah itu hanya pantas ditujukan kepada Allah saja.
Tafsir Jalalain
(Hanya kepada-Mu kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.) Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya.
Tafsir Al-Wajiz
Ya Allah, kami khususkan kepada-Mu ibadah dan permohonan pertolongan kami. Kami tidak akan beribadah dan meminta pertolongan kepada selain Engkau.
Baca juga: Surat Al-Kafirun
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Secara bahasa al-ibadah (العبادة) maknanya adalah adz-dzullah (الذلة) yang artinya mudah dan taat. Sedangkan menurut istilah syara’ yaitu suatu ungkapan yang menunjukkan sikap sebagai hasil dari himpunan kesempurnaan rasa cinta, tunduk, dan takut.
Lafazh iyyaka na’budu (إياك نعبد) menunjukkan makna berlepas diri dari segala kemusyrikan, sedangkan iyyaka nasta’in (إياك نستعين) menunjukkan makna berlepas dari upaya dan kekuatan serta berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sepenuhnya. Makna ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
…maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud: 123)
Ibnu Abbas mengatakan, makna iyyaka na’budu (إياك نعبد) ialah “Engkau Yang kami Esakan. Hanya kepada Engkau kami takut dan berharap, wahai Tuhan kami. Bukan kepada selain Engkau.” Sedangkan makna iyyaka nasta’in (إياك نستعين) adalah “hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan untuk taat kepada-Mu dalam semua urusan kami.”
Qatadah mengatakan, makna ayat ini adalah, “Allah memerintahkan kepada kalian agar ikhlas dalam beribadah kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya dalam semua urusan kalian.”
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al-Fatihah ayat 4 | Al-Fatihah | Al-Fatihah ayat 6 |