Surat Al-Fatihah Ayat 6 dan Artinya
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Surat Al-Fatihah Ayat 6 Arti Perkata
tunjukilah kami | اِهْدِنَا |
jalan | الصِّرَاطَ |
yang lurus | الْمُسْتَقِيمَ |
Baca juga: Surat Al-Kafirun
Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 6
Berikut ini tafsir Surat Al-Fatihah ayat 6 dari Tafsir Al-Muyassar karya Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Lalu Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Kemudian Tafsir Al-Wajiz karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili dan ringkasan Tafsir Ibnu Katsir.
Tafsir Al-Muyassar
Tunjukkanlah kami kepada jalan yang jelas yang akan mengantarkan kami kepada keridhaan dan surga-Mu dengan mengikuti perintah-Mu dan menjauhi larangan -Mu.
Tafsir Jalalain
(Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, yang dijelaskan pada ayat berikutnya.
Tafsir Al-Wajiz
Tuntunlah kami menuju jalan yang lurus, jelas dan tidak menyimpang, yaitu Islam dan iman.
Baca juga: Surat Al-Maun
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
Setelah memanjatkan pujian kepada Allah, kemudian memanjatkan permohonan kepada-Nya. Demikianlah Surat Al-Fatihah terdiri dari dua bagian. Bagian pertama untuk Allah, bagian kedua untuk hamba. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hadits qudsi:
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ فَنِصْفُهَا لِى وَنِصْفُهَا لِعَبْدِى
Aku membagi sholat (Al-Fatihah) menjadi dua bagian antara Aku dan hamba-Ku. Separuh untukku dan separuh untuk hamba-Ku. (HR. Muslim)
Merupakan hal yang baik bila seseorang mengajukan permohonan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan terlebih dahulu memuji-Nya. Setelah itu baru memohon kepada-Nya apa yang ia hajatkan dan juga buat saudara-saudara seiman: Tunjukilah kami jalan yang lurus. Cara ini juga lebih mustajabah.
Al-hidayah dalam ihdina (إهدنا) di sini adalah bimbingan dan taufik. Ada kalanya lafazh hidayah ini muta’addi dengan sendirinya sebagaimana dalam ayat ini. Sehingga, maknanya adalah “berilah ilham atau berilah kami taufik, angerahilah kami, berilah kami.”
Ada kalanya pula al-hidayah muta’addi dengan ilaa seperti pada firman-Nya:
اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (QS. An-Nahl: 121)
Dan ada kalanya al-hidayah muta’addi dengan li seperti pada firman-Nya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. (QS. Al-A’raf: 43)
Ibnu Jarir mengatakan, shirathal mustaqim (صراط المستقيم) adalah jalan yang jelas dan lurus (tidak berbelok-belok).
Menurut Ali bin Abu Thalib, shirathal mustaqim (صراط المستقيم) adalah kitabullah. Sedangkan menurut Ibnu Abbas, shirathal mustaqim (صراط المستقيم) adalah agama Allah yang tiada kebengkokan di dalamnya. Yakni, agama Islam.
< Sebelumnya | Surat | Berikutnya > |
Al-Fatihah ayat 5 | Al-Fatihah | Al-Fatihah ayat 7 |