Salah seorang tokoh yang terkenal di kalangan ahlul bait adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf Al-Hasyimi Al-Qurasyi. Tokoh ini sangat dihormati oleh seluruh kaum muslimin dari Ahlussunnah wal Jamaah sesuai dengan kedudukannya di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Hasan lahir pada bulan Ramadhan tahun ketiga hijrah dan ia meninggal dalam keadaan syahid di Madinah. Ia adalah khalifah yang kelima, cucu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan pelipur hati beliau di dunia.
Dialah pemimpin pemuda surga, dan salah satu dari dua orang yang keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berasal dari keduanya. Hasan juga merupakan satu dari empat orang yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ikut bermubahalah (menyatakan sumpah laknat) menghadapi kaum nasrani Najran.
Disebutkan dalam kitab Wafayat Al-A’yan, bahwa ada sebuah riwayat dari seorang lelaki dari Syam, ia berkata,
“Aku memasuki Madinah Al-Munawwarah dan aku melihat seorang lelaki yang tengah mengendarai seekor bagal (peranakan keledai). Aku tidak pernah melihat orang yang lebih baik darinya; baik dari wajahnya, sikapnya, maupun pakaiannya.
Sehingga, hatiku menjadi condong kepadanya, maka aku bertanya tentangnya, dan dikatakan kepadaku, “Itu adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib.”
Maka segera hatiku dipenuhi oleh kebencian terhadapnya, dan aku iri kepada Ali karena memiliki anak seperti dirinya. Lalu aku menemuinya dan kemudian mencaci dan memakinya.
Hasan berkata kepadaku, “Aku rasa engkau adalah orang asing di sini.”
Aku menjawab, “Benar.”
Hasan berkata, “Mampirlah ke tempat kami, jika engkau butuh tempat beristirahat kami akan menyediakannya untukmu.
Jika engkau membutuhkan harta maka kami akan memberikannya kepadamu, dan jika engkau memiliki kebutuhan maka kami akan membantumu.”
Maka aku pun meninggalkannya, dan tidak ada di atas bumi ini seseorang yang lebih aku cintai daripada Hasan bin Ali.
Tidaklah aku mengingat apa yang telah aku lakukan dan apa yang ia lakukan melainkan aku berterima kasih kepadanya, dan aku menghinakan diriku.”
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Berlanjut ke Hasan, Khalifah Kelima dan Tokoh Perdamaian Kaum Muslimin (Bagian 2)