Beranda Suplemen Khutbah Jumat Khutbah Jumat Akhir Tahun 2021: Empat Langkah Menyikapi Musibah

Khutbah Jumat Akhir Tahun 2021: Empat Langkah Menyikapi Musibah

9
khutbah jumat akhir tahun 2021

Pada akhir tahun 2021 ini, terjadi beberapa musibah di Indonesia. Banjir di banyak daerah, kebakaran Gedung Cyber Jakarta, hingga erupsi Gunung Semeru. Karenanya Khutbah Jumat akhir tahun 2021 ini mengambil tema Empat Langkah Menyikapi Musibah.

Harapannya, kita bisa menyikapi musibah dengan sikap terbaik. Yang membuat Allah ridha dan melimpahkan pahala, dan kita pun bertumbuh dengan ridha-Nya.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafizhakumullah,
Marilah kita senantiasa berusaha untuk menjaga dan meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terlebih di saat seperti ini, ketika musibah terjadi di berbagai daerah di negeri ini. Mulai banjir yang melanda Makassar, Manado, Banjarmasin, Bangka, hingga Jakarta. Pada 2 Desember lalu, Gedung Cyber Jakarta terbakar sehingga menimbulkan guncangan digital. Puluhan ribu website dan aplikasi down. Bahkan hingga hari ini masih ada yang mati.

Musibah terbaru, erupsi Gunung Semeru. Skalanya juga lebih besar. Hingga puluhan orang meninggal. Tak terhitung berapa jumlah kerugian material. Sebab ada desa-desa yang luluh lantak, rumah-rumah rusak.  

Menyikapi musibah-musibah di berbagai daerah seperti ini, setidaknya ada empat langkah yang perlu kita lakukan:

1. Menghadirkan Kesadaran dan Kesabaran

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Langkah pertama adalah menghadirkan kesadaran dan kesabaran. Sadar bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kesadaran inilah yang akan membuat kita bersabar saat ada musibah, ridha dengan takdir Allah, dan ujungnya adalah kebahagiaan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

..Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). (QS. Al Baqarah: 155-156)

Bukankah saat terlahir dulu, kita tidak membawa apa-apa dan tidak punya apa-apa. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan banyak nikmat hingga kita bisa berusaha, kita bisa bekerja. Allah menitipkan harta kepada kita. Juga memberi kita keluarga. Maka sejatinya, semuanya adalah milik Allah dan setiap saat Dia berhak mengambilnya.

Kesadaran dan kesabaran ini membuat kita lebih ringan menghadapi musibah. Lebih ringan menyikapi musibah. Dan dengan kesabaran semacam ini, Allah akan menganugerahkan keberkahan, rahmat, dan bimbingan-Nya. Sebagaimana ayat berikutnya:

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 157)

2. Bersyukur Musibah Tidak Mengenai Kita

Ketika terjadi musibah dan Allah menyelamatkan kita dari musibah tersebut, ada sunnah Rasulullah yang saat ini terlupakan. Yakni, berdoa dengan menghadirkan rasa syukur karena Allah menjaga dan menyelamatkan kita dari musibah tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk berdoa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً

Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluk lainnya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sebagian ulama menjelaskan, doa ini dibaca lirih tanpa terdengar oleh orang yang terkena musibah. Kecuali jika musibah itu adalah musibah dalam agama seperti seseorang yang murtad atau berubah memusuhi Islam.

Dalam lanjutan hadits tersebut, disebutkan fadhilah-nya. Bahwa siapa yang mengucapkan doa tersebut, Allah akan menjaganya dari musibah serupa.

Baca juga: Khutbah Jumat Tahun Baru 2022

3. Membantu Orang yang Terkena Musibah

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Langkah berikutnya adalah kita membantu dan menolong saudara-saudara kita yang terkena musibah. Kita berupaya meringankan beban mereka baik dengan menolong langsung maupun melalui donasi.

Dengan menolong dan meringankan beban saudara kita yang terkena musibah, Allah akan memberikan kita pahala sebagaimana pahala kesabaran orang-orang yang terkena musibah tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ

Barang siapa bertakziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka dia akan mendapatkan sebagaimana pahalanya. (HR Ibnu Majah)

Kata azza pada hadits ini asal maknanya adalah datang langsung dan bertemu guna menunjukkan turut berduka atas musibah yang menimpa. Namun ketika tidak bisa hadir secara fisik, minimal bantuan kita yang hadir. Donasi kita yang hadir.

Misalnya terhadap korban musibah erupsi Gunung Semeru. Kita tidak bisa datang langsung ke Lumajang, tetapi bisa meringankan beban mereka dengan menghadirkan bantuan atau donasi. Bahkan bisa jadi itu lebih bermanfaat bagi mereka.

Dan fadhilah lainnya, ketika kita menolong saudara kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong dan melinduni kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim:

وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim)

4. Mengambil Hikmahnya

Jamaah Jum’at yang Allah muliakan,
Terhadap musibah yang terjadi di berbagai daerah di negeri ini, kita patut mengambil hikmah. Bahwa musibah-musibah ini seharusnya menjadikan kita lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab sehebat apa pun teknologi manusia, nyatanya tidak bisa memprediksi dan menghentikan gunung erupsi.

Semua musibah juga menyadarkan kita bahwa pada akhirnya kita akan kembai kepada-Nya. Allah juga dengan mudah mengambil titipan-Nya.

Musibah-musibah yang terjadi, seharusnya membuat kita kembali kepada-Nya. Lebih taat dan bertaqwa kepada-Nya. Kembali ke jalan yang benar. Sebagaimana firman-Nya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum: 41)

Mentadabburi ayat ini, kita mendapatkan bahwa sebagian musibah itu merupakan akibat perbuatan manusia yang merusak alam. Misalnya banjir. Bukankah penggundulan hutan, penebangan liar, kesalahan tata ruang, hingga buang sampah sembarangan, merupakan faktor-faktor penyebabnya? Maka la’allahum yarji’un tidak hanya bermakna lebih mendekat kepada Allah dengan ibadah mahdlah, tetapi juga kembali berbuat yang benar dengan menjaga keseimbangan alam. Tidak merusaknya.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at hafizhakumullah,
Berbagai musibah di akhir tahun ini sejatinya mengingatkan bahwa manusia itu lemah dan hidup di dunia ini sementara. Maka jangan terperdaya hingga lalai dari kehidupan akhirat yang kekal selamanya.

Musibah-musibah ini semestinya membuat kita semakin sungguh-sungguh menyiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah mati. Menghadapi kehidupan yang abadi. Yang tempat kembalinya hanya surga dan neraka. Dan sungguh, sebaik-baik bekal adalah taqwa:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa … (QS. Al Baqarah: 197) Maka di akhir khutbah kedua ini marilah kita berdoa kepada Allah. Memohon kepada-Nya ampunan atas segala dosa. Semoga Dia menjaga dan mengisitqamahkan kita dalam keimanan dan ketaqwaan. Mencurahkan rahmat-Nya dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

< Khutbah LainnyaKhutbah versi PDF >
Khutbah Jumat 2022Download

9 KOMENTAR

  1. Assalamualaikum wrwb ustd mukhlis saya rizal masyaallah isi materi khutbah sangat menarik. smga allah swt menambah ilmu dan allah mulyakan panjenengan menjadi ladang amal dan allah balas kebaikan jenengan khairal jazza. Amiiin

  2. ماشاءاللہ
    وتبارك الله
    Terima kasih yelah menulis materi khutbah yang sangat bagus.izin untuk copy mudah2an bermanfaat.aamyyn

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.