Beranda Suplemen Khutbah Jumat Khutbah Jumat Dzulqadah: Tafsir Doa untuk Orang Berangkat Haji

Khutbah Jumat Dzulqadah: Tafsir Doa untuk Orang Berangkat Haji

1
Khutbah Jumat Dzulqadah

Kini kita memasuki bulan Dzulqadah 1444 hijriah. Bulan kesebelas dalam kalender hijriah ini merupakan bulan keberangkatan jamaah haji menuju Tanah Suci. Salah satu sunnah bagi kita ketika ada sesama muslim yang berangkat safar termasuk haji adalah mendoakannya.

Bagaimana doa untuk orang berangkat haji dan bagaimana kita mengambil hikmah dari makna doa itu? Khutbah Jumat Dzulqadah ini secara singkat membahasnya.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah yang telah menganugerahkan begitu banyak nikmat kepada kita; mulai nikmat terbesar berupa iman hingga nikmat kesehatan. Sehingga hari ini, memasuki Jumat pertama Dzulqadah 1444 hijriah, kita bisa mendirikan shalat Jumat dan mendengarkan khutbah. Maka, marilah kita berupaya memperbanyak syukur dan meningkatkan takwa.

Pada bulan Dzulqadah ini, jamaah haji mulai berangkat menuju Tanah Suci. Termasuk jamaah haji dari kota kita. Menurut informasi Kemenag, kloter pertama jamaah haji Indonesia masuk asrama haji pada 23 Mei 2023 dan berangkat menuju Tanah Suci sehari sesudahnya yakni 24 Mei 2023. Sedangkan kloter terakhir akan berangkat pada 22 Juni 2023.

Salah satu sunnah bagi kita ketika ada saudara kita yang berangkat haji adalah mendoakannya. Bagaimana doanya? Salah satunya kita dapati dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُرِيدُ سَفَرًا فَزَوِّدْنِى. قَالَ زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى. قَالَ زِدْنِى. قَالَ وَغَفَرَ ذَنْبَكَ. قَالَ زِدْنِى بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى. قَالَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Dari Anas, ia berkata, seorang laki-laki menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku akan berangkat safar maka bekalilah (doakanlah) aku.” Beliau lantas berdoa (yang artinya): “Semoga Allah membekalimu dengan ketakwaan”. Orang itu berkata lagi, “Tambahilah (doa) untukku” Beliau menambahkan, “Dan semoga Allah mengampuni dosamu.” Ia berkata lagi, “Tambahkan lagi, demi ayah dan ibuku” Beliau menambahkan, “Semoga Allah memudahkan untukmu kebaikan di mana saja engkau berada.” (HR. Tirmidzi; hasan)

Dalam riwayat Imam As-Suyuti, ketiga lafazh doa tersebut dirangkai menjadi satu sehingga berbunyi:

زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Semoga Allah membekalimu dengan ketakwaan, mengampuni dosamu, dan memudahkan untukmu kebaikan di mana saja engkau berada. (HR. Tirmidzi dan As-Suyuti; hasan)

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Tiga hal yang Rasulullah mintakan dalam doa ini, sesungguhnya bukan hanya dibutuhkan oleh orang yang berangkat safar dan berangkat haji, tetapi juga dibutuhkan oleh kita semua. Bekal takwa, ampunan dari dosa, dan kemudahan dalam menjalankan kebaikan.

Bekal Takwa

Sungguh kehidupan kita di dunia ini hanyalah sebuah perjalanan atau persinggahan sementara. Tujuannya adalah negeri abadi yang bernama akhirat. Jika untuk sebuah perjalanan yang tujuannya tidak terlalu jauh saja kita menyiapkan bekal sebaik-baiknya, tentulah bekal perjalanan menuju tempat abadi lebih kita butuhkan lagi.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al-Baqarah: 197)

Takwa adalah sebaik-baik bekal karena dengan takwa Allah akan memberikan ilmu yang kita perlukan dalam meniti perjalanan ini.

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.. (QS. Al-Baqarah: 282)

Bahkan, Allah akan memberikan petunjuk sehingga kita bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk. Bahkan, Allah menunjukkan kepada kita mana yang terbaik di antara dua pilihan yang baik dan mana yang keburukannya lebih ringan di antara dua pilihan keburukan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا

Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqaan kepadamu… (QS.Al-Anfal: 29)

Takwa menjadi bekal terbaik karena Allah akan memberikan solusi untuk problematika orang-orang yang bertakwa. Juga memberi mereka rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya... (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Ampunan dari Dosa

Setelah mendoakan bekal takwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan ampunan. Sesungguhnya, dua hal ini sangat erat berkaitan. Hal pertama akan mendatangkan hal kedua. Jika kita bertakwa, yang tentu saja dalam ketakwaan itu ada istighfar dan taubat, niscaya Allah akan memberikan ampunan-Nya kepada kita. Sebagaimana janji-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqaan kepadamu. Dan menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS.Al-Anfal: 29)

Ampunan dari Allah ini sangat kita butuhkan sebab dosa yang tak mendapat ampunan, ia membawa petaka di dunia dan azab di akhirat. Dalam Al-Jawab Al-Kafi li Man Sa’ala an ad-Dawa’ asy-Syafi, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan 13 dampak buruk maksiat dan dosa. Antara lain hilangnya ilmu, gelapnya hati, membawa kesulitan hidup, dan mengundang bencana.

Sedangkan di akhirat, dosa yang tak mendapat ampunan akan mengundang siksa kubur, tenggelam dalam keringat pada yaumil mahsyar, terhina pada yaumul hisab, tergelincir saat meniti sirath, dan masuk neraka. Orang yang masih punya iman, ia tidak abadi di neraka. Setelah bersih dosa-dosanya dengan siksa neraka, Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Namun, janganlah bercita-cita mampir ke neraka karena kita pasti tidak kuat di dalamnya. Menderita beberapa bulan di dunia saja sudah banyak orang tersiksa apalagi mendapatkan siksa di neraka.

Betapa kita sangat membutuhkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan mendapat ampunan atas seluruh dosa, kita bisa masuk surga tanpa harus mampir ke neraka. Maka, bersegeralah menuju ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sekali lagi, takwa adalah kuncinya.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS. Ali Imran: 133)

Kemudahan dalam Kebaikan

Jamaah Jumat yang Allah muliakan,
Poin ketiga dalam doa untuk orang yang berangkat haji adalah kemudahan dalam kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan ia mendapat kemudahan dalam kebaikan di mana pun berada.

Istilah yang sama haitsumaa kunta, juga Rasulullah pergunakan dalam wasiat takwa. Yakni dalam sabdanya yang kemudian Imam An-Nawawi menjadikannya sebagai hadits ke-18 dalam Arbain-nya.

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Bertakwalah kepada Allah di mana pun kalian berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya perbuatan baik itu menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi; hasan shahih)

Dimensi tempat sangat berpengaruh dalam ketakwaan dan kebaikan. Seseorang yang baik di suatu tempat, belum tentu bertahan baik di tempat lain. Misal ketika di masjid ia baik, tetapi di tempat kerja ia korupsi. Atau di tempat kerja sudah baik, begitu di tempat nongkrong ia bermaksiat.

Contoh lain, seorang santri yang ibadahnya luar biasa saat di pesantren tetapi ketika liburan di rumah, sholat tahajud dan tilawahnya juga ikut libur. Inilah pentingnya haitsumaa kunta. Ketika kebaikan itu terlaksana di mana pun, orang tersebut pasti beruntung. Sebagaimana janji Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung. (QS. Al-Hajj: 77)

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّىْ وَمِنْكُمَ تِلَاوَتَهُ إِنِّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ . أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah Jum’at hafidhakumullah,
Tiga hal yang sangat kita butuhkan –takwa, ampunan Allah, dan istiqamah dalam kebaikan- Rasulullah panjatkan dalam doa untuk orang yang berangkat safar. Sekaligus menjadi doa untuk orang yang berangkat haji.

Takwa memang tidak mudah, istiqamah dalam kebaikan juga tidak mudah. Namun, dengan berdoa kepada Allah, memohon dengan khusyu’ kepada-Nya, insya Allah Dia akan menganugerahkannya kepada kita. Sebagaimana janji-Nya:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu..(QS. Ghafir: 60)

Maka, pada khutbah kedua dari Khutbah Jumat Dzulqadah ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Memohon ampunan, keistiqamahan, kebaikan di dunia dan akhirat, serta Dia masukkan kita ke dalam surga-Nya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 < Khutbah LainnyaDownload versi PDF >
Khutbah Jumat 2024Telegram BersamaDakwah

BARU 1 KOMENTAR

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini