Beranda Tazkiyah Tazkiyatun Nafs Salamatul Insan fi Hifdzil Lisan

Salamatul Insan fi Hifdzil Lisan

1
salamatul insan fi hifdzil lisan

Salamatul insan fi hifdzil lisan memang bukan hadits. Namun, artinya sangat baik dan menjadi kaidah dalam pergaulan. Maknanya pun berkesusaian dengan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tulisan Arab dan Arti Salamatul Insan fi Hifdzil Lisan

Sering kali ada perselisihan tulisan Latin dari kalimat thayyibah maupun maqalah. Misalnya penulisan insyaallah, insya Allah, atau insha Allah. Termasuk juga penulisan Latin dari kalimat yang kita bahas ini. Terutama pada lafal hifdzil ada yang menulis hifdhil karena tulisan Arabnya menggunakan dha’ (ظ) bukan dzal (ذ).

Oleh karena itu, kita harus merujuk ke Tulisan Arab agar bisa mengucapkannya dengan benar dan tidak berubah artinya. Berikut ini tulisan Arab dan arti salamatul insan fi hifdzil lisan:

سَلَامَةُ الْإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ

Keselamatan manusia tergantung keterjagaan lisannya.

Atau dengan kata lain, keselamatan manusia tergantung bagaimana ia menjaga lisan.

Baca juga: Kalimat Thayyibah

Bukan Hadits

Akhir-akhir ini banyak berseliweran nasihat dengan menggunakan ungkapan ini, baik berupa tulisan maupun fliyer/meme, tetapi dinisbatkan secara keliru sebagai sabda Rasulullah. Dari yang keliru tadi, hampir semuanya menyebut sebagai hadits riwayat Imam Bukhari.

Padahal, jika kita cari dalam Shahih Bukhari, tidak akan kita temukan. Bahkan di kutubut tis’ah pun tidak kita temukan. Karena kata-kata itu adalah maqalah, bukan hadits.

“Ah, cuma salah begitu saja kok. Yang penting kan kata-katanya baik.” Tunggu, ada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan kita tentang hal ini:

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Siapa yang berbohong atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Muqaddimah Shahih-nya, Imam Muslim mencantumkan hadits ini, bahkan membuat bab khusus Bab Ancaman Keras Berdusta atas Nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karenanya, para ulama sangat berhati-hati untuk tidak memastikan hadits dhaif sebagai sabda Rasulullah, apalagi jika itu bukan hadits.

Menjaga Lisan Kunci Keselamatan

Sekali lagi, meskipun bukan hadits, salamatul insan fi hifdzil lisan merupakan maqalah yang sangat baik. Ia berkesesuaian dengan ayat Al-Qur’an dan hadits. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

Dan orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. (QS. Al-Mu’minun: 3)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pengertiannya mencakup seluruh perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Termasuk pula hal-hal yang batil dan kesyirikan.

Jadi, orang yang meninggalkan perbuatan dan perkataan tidak berguna akan mendapatkan keberuntungan. Sebaliknya, orang-orang yang tidak bisa menjaga lisannya, akan celaka. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan, salamatul insan fi hifdzil lisan.

Adapun kesesuaiannya dengan hadits antara lain sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara kumis dan janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan), aku menjamin surga untuknya. (HR. Bukhari)

Karenanya, bagi orang-orang yang beriman, pilihannya hanya dua: berkata yang baik atau diam. Sebagaimana Hadits Arbain ke-15:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bukti Menjaga Lisan Kunci Keselamatan

Banyak bukti bahwa salamatul insan fi hifdzil lisan, keselamatan manusia tergantung pada keterjagaan lisannya. Lisan-lisan yang tidak terjaga dari kemusyrikan, maka ia tidak akan selamat di akhirat. Apalagi jika berangkatnya dari hati. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang yang kufur sebelumnya. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. At-Taubah: 30)

Demikian pula yang tidak bisa menjaga lisannya dari ghibah, ia juga tidak selamat. Allah mengumpamakan seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

…dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya… (QS. Al-Hujurat: 12)

Keselamatan di dunia juga tergantung bagaimana seseorang menjaga lisan. Betapa banyaknya orang yang masuk penjara karena lisannya. Atau orang yang kena pukul atau bahkan terbunuh karena lisannya. Demikian pula orang yang kehilangan jabatan dan marwah-nya karena tidak bisa menjaga lisannya.

Di era digital saat ini, agaknya ada lanjutan dari maqalah ini. Salamatul insan fi hifdhil lisan wal ibham. Kunci keselamatan tergantung pada keterjagaan lisan dan jempol (tulisan). Karena terkadang seseorang diam lisannya tetapi jempolnya tidak terjaga hingga terkena kasus pidana. Kena Undang-undang ITE, dan sebagainya.  Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

BARU 1 KOMENTAR

  1. Hello

    I noticed that you manage bersamadakwah.net, and I wanted to offer my help in improving its online visibility.
    If you feel there are areas of your site that could benefit from optimization, I provide tailored SEO services to help drive more traffic and enhance its performance.

    Would you be interested in an SEO audit or any other improvements for your site?
    If so, simply reply to this email with “yes” and I’d be happy to discuss more details with you.

    Looking forward to hearing from you!

    Thanks,
    SEObyAxy

    To stop any further communication from us, please reply to this email with subject: Unsubscribe bersamadakwah.net

SILAKAN BERI TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini