Surat Al Baqarah ayat 153 adalah ayat tentang sabar dan shalat. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.
Surat Al Baqarah termasuk madaniyah. Ia turun di Madinah. Surat terpanjang dalam Al Quran ini mengatur manhaj dan undang-undang kehidupan. Banyak kisah di dalamnya, terutama kisah Bani Israil. Bahkan surat ini dinamakan Al Baqarah (البقرة) karena kisah Bani Israil yang diperintahkan menyembelih seekor sapi betina (baqarah).
Demikian pula ayat 153 ini juga tergolong madaniyah. Ia menunjukkan pentingnya sabar dan shalat. Dua solusi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan di dunia ini dan di akhirat nanti.
Daftar Isi
Surat Al Baqarah Ayat 153 Beserta Artinya
Berikut ini Surat Al Baqarah Ayat 153 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
(Yaa ayyuhal ladziina aamanuus ta’iinuu bish shobri wash sholaah, innallooha ma’ash shoobiriin)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Baca juga: Ayat Kursi
Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 153
Tafsir Surat Al Baqarah ayat 153 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi ringkas dan mudah dipahami.
Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dari redaksi ayat dan artinya. Setelah itu baru tafsirnya.
Baca juga: Sholat Jenazah
1. Sabar dan shalat adalah solusi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu … (QS. Al Baqarah: 153)
Setelah Allah menerangkan perintah bersyukur pada ayat berikutnya, melalui ayat ini Allah memerintahkan sabar dan hikmah di dalamnya. Juga pentingnya shalat sebagai solusi.
Syukur dan sabar merupakan dua kutub kebaikan dalam kehidupan seorang mukmin. Keduanya menjadikan kehidupan kaum mukminin selalu berada dalam kebaikan.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, ia bersabar. Itu pun baik baginya. (HR. Muslim)
Umumnya para ulama membagi sabar menjadi tiga macam. Yakni sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam meninggalkan larangan, dan sabar dalam menghadapi musibah. Sayyid Qutb merinci lebih detil. “Sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar menghadapi kesulitan karena Allah, sabar atas segala fitnah dan tipu daya, sabar atas lambatnya pertolongan, sabar dalam menghadapi tekanan, sabar atas sedikitnya penolong, sabar atas panjangnya jalan orang yang membuat ragu, sabar atas sulit dan beratnya jiwa, sabar atas beratnya kedurhakaan, dan sabar atas serangan orang-orang yang berpaling.”
Selain meneguhkan kesabaran, ketika menghadapi musibah atau suatu permasalahan, Allah menuntun orang yang beriman untuk memperbanyak shalat. Meminta pertolongan kepada-Nya dengan sabar dan shalat. Sebagaimana firman-Nya pada ayat yang lain:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (QS. Al Baqarah: 45)
“Allah menjelaskan bahwa sarana yang paling baik untuk menanggung segala macam cobaan adalah sikap sabar dan banyak shalat,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim.
Ketika usaha sangat sulit, kadang-kadang kesabaran menjadi lemah. “Karena itulah, diiringkan shalat dalam kondisi seperti ini,” tulis Sayyid Qutb. “Sebab shalat adalah penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan habis. Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbarui kekuatan dan bekal yang selalu memperbaiki hati.”
Ketika Rasulullah berduka atas wafatnya paman pembela -Abu Thalib- dan istri tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha, Allah menghiburnya dengan isra’ mi’raj. Oleh-oleh utamanya adalah perintah shalat lima waktu. Karenanya, para ulama menyebut isra’ mi’raj dan shalat sebagai tasliyah. Pelipur lara.
Rasulullah sering berkata kepada Bilal, “Qum ya Bilal, arihna bish shalah. Wahai Bilal, bangkitlah. Rehatkan kami dengan shalat.” Demikian pula ketika menghadapi masalah, Rasulullah lebih banyak shalat.
جُعِلَتْ قُرَّةُ عّيْنِيْ فِي الصَّلَاةِ
Ketenangan tertinggi kuraih dalam shalat. (HR. As Suyuthi; shahih)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menyebutkan, perintah untuk memohon pertolongan dengan shalat adalah karena shalat merupakan induk segala ibadah. “Ia adalah jalan penghubung dengan Allah, sarana untuk bermujahadah kepada-Nya dan merasakan keagungan-Nya. Ia adalah tempat perlindungan orang-orang yang takut, jalan bagi lenyapnya kesusahan orang-orang malang, dan faktor kemenangan jiwa orang-orang beriman.”
Menjadikan shalat sebagai solusi ini harus ditempuh dalam berbagai langkah. Pertama, tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Kedua, berusaha berjama’ah bagi muslim laki-laki. Ketiga, memenuhi syarat dan rukunnya. Keempat, berusaha untuk khusyu’ dalam shalat. Kelima, menambah dengan shalat-shalat sunnah. Mulai shalat rawatib, sholat tahajud, sholat witir, sholat dhuha, dan lain-lain.
2. Maiyatullah
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
… sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)
Inilah maiyatullah khassah, kebersamaan Allah secara khusus. Jika setiap orang mendapat maiyatullah ammah (kebersamaan Allah secara umum) dengan rezeki dan pengawasan-Nya, orang yang sabar akan mendapatkan maiyatullah khassah berupa perlindungan dan pembelaan.
“Yakni Allah bersama mereka, menguatkan, memantapkan, meneguhkan, mengawasi dan menghibur mereka,” kata Sayyid Qutb saat menerangkan ayat ini.
Ayat ini menjadi jaminan bagi orang-orang yang sabar untuk tenang. “Apa yang engkau takutkan dalam hidup ini kalau Allah sudah menjamin bahwa Dia bersamamu?” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar.
Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 153
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 153
Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 153:
- Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk meminta pertolongan kepada-Nya dengan sabar dan shalat. Baik pertolongan untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat.
- Ketika menghadapi musibah atau cobaan, seorang mukmin harus bersabar dan memperbanyak shalat.
- Sabar dan shalat adalah solusi bagi orang-orang yang beriman.
- Orang-orang yang sabar akan mendapatkan kebersamaan Allah secara khusus (maiyatullah khassah).
- Kebersamaan khusus itu berupa penjagaan, perlindungan, pembelaan dan pertolongan.
- Orang-orang yang sabar hendaknya tenang menghadapi kehidupan karena Allah sudah menjamin bahwa Dia membersamai mereka.
Demikian Surat Al Baqarah ayat 153 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan membuat kita kokoh dalam kesabaran dan memperbanyak shalat kita serta memperbaiki kualitasnya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]