Di dalam Al-Qur’an ada istilah ulul azmi yakni pada Surat Al-Ahqaf ayat 35. Dari tafsir ayat ini pula kita bisa mengetahui 5 rasul ulul azmi. Siapa saja mereka dan apa mukjizatnya?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang mereka:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ulul azmi dari kalangan para rasul telah bersabar dan janganlah meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari ketika melihat azab yang dijanjikan, seolah-olah mereka hanya tinggal (di dunia) sesaat saja pada siang hari. (Nasihatmu itu) merupakan peringatan (dari Allah). Maka, tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaf: 35)
Daftar Isi
Pengertian Ulul Azmi
Ulul azmi (أولو العزم) terdiri dari dua kata yakni uuluu (أولو) yang artinya pemilik (orang-orang yang memiliki) dan al-‘azmi (العزم) yang artinya keteguhan, tekad yang kuat. Frase ini merupakan bentuk idhafah di mana uuluu berkedudukan sebagai mudhaf dan al-azmi sebagai mudhaf ilaihi. Dengan demikian, secara bahasa, ulul azmi adalah orang-orang yang memiliki keteguhan hati dan tekad yang sangat kuat.
Secara istilah, Tafsir Al-Misbah menjelaskan, ulul azmi adalah mereka yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan serta tekad yang membaja untuk mewujudkan kebaikan.
Sedangkan dalam Tafsir Al-Munir, Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan, ulul azmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan, tekad kuat, kesungguhan, dan kesabaran.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, seluruh nabi dan rasul adalah ulul azmi. Namun, yang paling utama, rasul ulul azmi ada lima orang. Mereka adalah:
- Nabi Nuh ‘alaihis salam
- Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
- Nabi Musa ‘alaihis salam
- Nabi Isa ‘alaihis salam
- Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Az-Zuhaili juga berpendapat serupa. Karena ayat ini memakai min yang berfungsi sebagai at-tab’iidh (menunjukkan makna sebagian), maka lima rasul itulah yang ayat ini maksudkan.
Sedangkan Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengartikan lain. Menurutnya, ulul azmi adalah orang-orang terkemuka di antara nabi-nabi dan rasul-rasul Allah yang membawa syariat dan jalan baru. Mereka ada lima orang sebagaimana nama-nama di atas. Jadi, pengertiannya berbeda tetapi orangnya sama yakni Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca juga: Ayat Kursi
5 Rasul Ulul Azmi dan Mukjizatnya
Lima rasul ulul azmi memiliki keteguhan, tekad, dan kesabaran luar biasa dalam berdakwah serta menghadapi kaumnya. Dan mereka memang para nabi dan rasul terkemuka. Kita bisa melihat keteguhan dan kesabaran mereka melalui sejarah hidup mereka.
Dalam rangka memperkuat keteguhan dan kesabaran mereka, Allah juga memberikan mukjizat untuk menghadapi kaum mereka. Berikut ini secara singkat profil lima rasul ulul azmi dan mukjizat mereka.
Nabi Nuh ‘alaihis salam
Nabi Nuh lahir sekitar 10 abad setelah Nabi Adam. Nuh adalah putra dari Lamik bin Matusyalikh bin Idris. Allah mengutus Nabi Nuh untuk mendakwahi kaumnya, Bani Rasib, yang tersesat menyembah berhala.
Jauh sebelum kedatangan Nabi Nuh, Bani Rasib memiliki lima laki-laki shalih yakni Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Sepeninggal mereka, iblis datang kepada kaum tersebut menawarkan membuatkan patung lima orang shalih tersebut untuk mengenang mereka. Bani Rasib setuju. Generasi berikutnya semakin mengagungkan patung-patung tersebut hingga setelah berganti beberapa generasi, Bani Rasib akhirnya menyembah patung tersebut.
Selain menyembah patung atau berhala, Bani Rasib juga mengalami kemerosotan moral dan kerusakan sosial. Yang kaya sombong dan menindas yang miskin. Penguasa menzalimi rakyat jelata.
Dengan penuh kesabaran selama 950 tahun, Nabi Nuh menyeru kaumnya untuk beriman kepada Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. Namun, bukannya menyambut dakwah tersebut, mereka justru memusuhi dan menyakiti Nabi Nuh.
Puncaknya, ketika Nabi Nuh membuat kapal di atas gunung, mereka menghina habis-habisan. Mereka tidak tahu bahwa itu adalah perintah Allah karena sebentar lagi Allah akan menurunkan azab-Nya.
Setelah Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman naik ke kapal dengan membawa berbagai hewan secara berpasangan dan berbagai jenis tumbuhan, turunlah hujan yang sangat deras. Tak hanya air dari langit, bumi pun mengeluarkan airnya sehingga banjir meluap dengan cepat. Semakin lama banjir semakin tinggi. Kapal yang berada di atas gunung akhirnya berlayar dengan selamat sedangkan seluruh manusia yang tidak naik kapal tenggelam.
Dari sejarah singkat ini kita bisa mengetahui mukjizat Nabi Nuh yakni doanya mustajabah dan mampu membuat kapal besar sehingga orang-orang beriman, hewan, dan tumbuhan selamat dari banjir besar yang menenggelamkan seluruh dunia.
Baca juga: Sahabat Nabi
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
Ketika banjir reda, penduduk bumi tinggal Nabi Nuh dan orang-orang beriman yang naik kapal bersamanya. Artinya, semua penduduk bumi saat itu ahli tauhid yang beriman kepada Allah.
Namun, generasi demi generasi berikutnya terjadi penyimpangan lagi hingga banyak orang yang menyembah berhala. Sekitar 10 abad berikunya, lahir Nabi Ibrahim di Babilonia (Irak saat ini) yang semua penduduknya menyembah berhala. Bahkan, ayahnya adalah pembuat berhala.
Sejak kecil, Nabi Ibrahim tak mau menyembah berhala. Baginya, tidak masuk akal manusia menyembah berhala yang mereka buat sendiri dan tidak mampu berbuat apa-apa. Ibrahim pun mencari tuhan. Ia sempat berpikir bintang mungkin tuhan. Namun, ketika bintang itu hilang, Ibrahim menyimpulkan bintang bukan tuhan. Lalu ia menyangka bulan kemudian matahari mungkin tuhan. Namun, dengan logika yang sama, Ibrahim tahu bulan dan matahari bukan tuhan.
Ibrahim meyakini bahwa Tuhan itu Maha Pencipta dan Maha Esa. Lalu Allah memberinya wahyu. Menjadikannya Nabi dan Rasul. Maka, mulailah Ibrahim mendakwahi kaumnya.
Ketika dakwah Nabi Ibrahim tidak mendapat sambutan, Nabi Ibrahim menyadarkan kaumnya dengan menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah, menyisakan sebuah berhala besar dan meletakkan kapaknya di sana. Mendapati berhala-berhalanya hancur, mereka mengarahkan kemarahan kepada Ibrahim.
Dengan tenang, Ibrahim menghadapi pengadilan mereka. Ketika mereka mencecar Ibrahim sebagai pelakunya, Ibrahim mengatakan: “Berhala paling besar itulah pelakunya. Lihat, dia masih memegang kapak itu. Itu buktinya.”
Mereka geram. “Bagaimana mungkin berhala besar itu pelakunya padahal ia tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbuat apa-apa.”
Inilah yang Ibrahim tunggu. Dengan sigap ia menimpali, “Kalau ia tidak bisa berbuat apa-apa, mengapa kalian menyembahnya?”
Selain kaumnya, Raja Namrud juga marah besar kepada Ibrahim. Apalagi pengakuannya sebagai tuhan juga terpatahkan oleh Nabi Ibrahim. Maka, ia pun menangkap Nabi Ibrahim dan menjatuhi hukuman mati dengan melemparkannya ke kobaran api. Di sinilah mukjizat Nabi Ibrahim, api itu tidak membakarnya. Dengan perintah Allah, api itu menjadi sejuk. Nabi Ibrahim keluar dengan selamat.
Nabi Musa ‘alaihis salam
Sekitar delapan abad kemudian, Nabi Musa lahir dalam suasana mencekap ketika seluruh bayi laki-laki dibunuh. Sebab, Fir’aun penguasa Mesir saat itu bermimpi akan lahir laki-laki yang akan menumbangkan kekuasaannya.
Ibu Nabi Musa tak hanya berhasil menyembunyikan kehamilannya tetapi juga berhasil menyelamatkan bayinya dengan menghanyutkannya ke sungai Nil. Lalu keluarga istana Fir’aun memungutnya sebagai anak.
Ketika dewasa, Nabi Musa mendapat wahyu. Allah memilihnya menjadi Nabi dan Rasul. Bahkan merupakan Rasul ulul azmi. Selain mendakwahi kaumnya, Nabi Musa juga mendapat tugas mendakwahi Fir’aun yang saat itu tidak hanya menjadi tiran tetapi juga mengaku sebagai tuhan. Selain menindas rakyat dan memperbudak Bani Israil, Fur’an juga mendeklarasikan: “Akulah Tuhanmu yang Maha Tinggi.” (QS. An-Nazi’at: 24)
Nabi Musa mendapat mukjizat dalam menghadapi Fir’aun. Selain tangannya bisa mengeluarkan cahaya putih, mukjizat Nabi Musa yang paling terkenal adalah tongkatnya.
Para tukang sihir Fir’aun menakut-nakuti Nabi Musa dengan tali yang berubah menjadi ular. Allah memerintahkan Nabi Musa melempar tongkatnya. Seketika tongkat itu berubah menjadi ular yang memakan ular-ular tukang sihir Fir’aun. Para tukang sihir Fir’aun ketakutan karena mereka tahu ular Nabi Musa bukanlah sihir.
Yang paling luar biasa dari mukjizat tongkat Nabi Musa adalah ketika Fir’aun mengejarnya. Saat itu, Nabi Musa, Nabi Harun, dan umatnya terdesak di tepi Laut Merah. Di depan mereka laut sementara di belakang mereka Fir’aun dan bala tentaranya. Ketika bala tentara Fir’aun semakin dekat, Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Mukjizat terjadi. Laut itu terbelah sehingga Nabi Musa dan umatnya bisa menyeberangi laut tersebut.
Setelah seluruh umat berhasil menyeberang, Allah kembali memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya. Air laut pun menyatu kembali dan menenggelamkan Fir’aun beserta bala tentaranya yang saat itu masih berada di tengah laut. Mereka pun binasa, bahkan jasad Fir’aun utuh untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya bahwa penentang para Nabi pasti binasa.
Nabi Isa ‘alaihis salam
Sekitar 13 abad kemudian, Nabi Isa lahir dari rahim suci Maryam. Allah memilihnya sebagai nabi dan rasul ulul azmi.
Sejak kecil, Nabi Isa mendapatkan ujian berupa perundungan. Orang-orang menuduh ibunya berzina dan menuduhnya sebagai anak haram. Maka, Allah memberikan mukjizat sejak Nabi Isa masih bayi. Yakni ia bisa berbicara untuk menolak tuduhan bahwa ibunya berzina.
Sama seperti Nabi Musa, Nabi Isa juga menghadapi Bani Israil yang bebal. Allah memberi Nabi Isa berbagai mukjizat terutama dalam bidang pengobatan yang saat itu menjadi simbol kemajuan zaman. Saat mereka mengagung-agungkan kemampuan pengobatan para tabib, dengan izin Allah, Nabi Isa bisa menyembuhkan orang sakit. Mulai sakit kusta hingga buta. Bahkan yang lebih luar biasa, dengan izin Allah, Nabi Isa bisa mengidupkan orang mati.
Meskipun Bani Israel sangat keras menyakitinya, Nabi Isa dengan penuh kasih dan kesabaran mendakwahi mereka. Bukannya melunak, orang-orang Yahudi itu justru semakin beringas memusuhi Nabi Isa. Bahkan mereka mau membunuh Nabi Isa.
Singkat cerita, mereka menangkap Nabi Isa. Namun, itu bukanlah Nabi Isa melainkan orang yang diserupakan dengan Nabi Isa. Orang itulah yang ditangkap oleh Yahudi dan kemudian mati disalib. Sedangkan Nabi Isa selamat. Allah mengangkatnya ke langit.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
Nabi terakhir dan rasul ulul azmi terbesar tidak lain adalah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah mengangkatnya menjadi Nabi pada usia 40 tahun. Lalu selama sekitar 13 tahun berdakwah dengan penuh kesabaran di Mekkah meskipun menghadapi celaan, siksaan, hingga upaya pembunuhan.
Lalu beliau hijrah ke Madinah dan menjadi pemimpin negara di sana. Beliau tetap berdakwah dengan penuh kesabaran. Bedanya, kini memiliki kekuasaan sehingga mampu melawan kafir Quraisy yang memusuhinya.
Di Madinah, jumlah orang yang beriman semakin banyak. Apalagi setelah Rasulullah berhasil memenangi beberapa peperangan hingga puncaknya penaklukan Makkah. Manusia berbondong-bondong masuk Islam.
Berbeda dengan Nabi dan Rasul sebelumnya yang mukjizatnya sesaat lalu tidak terlihat lagi, mukjizat terbesar Rasulullah adalah Al-Qur’an. Mulai saat itu ketika orang Arab berada di puncak kesastraannya hingga saat ini tak ada yang bisa menandingi Al-Qur’an. Bahkan tantangan Al-Qur’an agar mereka membuat satu surat saja yang semisal dengan Al-Qur’an, sampai hari ini tidak ada yang bisa.
Selain Al-Qur’an, Rasulullah juga memiliki mukjizat lain. Misalnya memancarkan air dari tangan, isra’ mi’raj, hingga membelah bulan. Sejarah lengkap Rasulullah bisa kita baca di Sirah Nabawiyah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]