Beranda Kisah-Sejarah Sirah Nabawiyah Berapa Lama Wahyu Rasulullah SAW Berhenti Turun?

Berapa Lama Wahyu Rasulullah SAW Berhenti Turun?

Berkenaan dengan permulaan wahyu, Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Aisyah ra., sebagai berikut.

Mula-mula Rasulullah SAW. bermimpi. Setiap kali Rasulullah SAW. bermimpi, mimpi itu terlihat begitu nyata. Seperti semburat sinar matahari subuh. Di sisi lain, Rasulullah SAW. suka berkhalwat di Gua Hira untuk melakukan tahannuts selama beberapa malam. Setelah itu, beliau kembali menemui keluarganya, Khadijah, untuk meminta bekal yang akan dibawa berkhalwat berikutnya. Demikianlah khalwat itu berlangsung beberapa kali. sampai akhirnya kebenaran datang ketika beliau sedang berada di Gua Hira. Saat itu. malaikat datang dan berkata padanya, “Bacalah? Rasulullah Saw. menjawab. “Aku bukan orang yang melek huruf!”

Rasulullah bersabda (kepada Aisyah), “Lalu malaikat itu merengkuh tubuhku kuat-kuat sampai aku merasa sesak. Tidak lama kemudian ia melepaskanku seraya berkata. ‘Bacalahi’ Kujawab. ”Aku bukan orang yang melek huruf!” Malaikat itu kembali merengkuh tubuhku sampai tiga kali. kemudian melepaskanku seraya berkata. ‘Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menamakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui”?

Setelah peristiwa itu. Rasulullah SAW. pulang. Tubuhnya menggigil. Setelah menemui Khadijah binti Khuwailid ra. beliau bersabda, “Selimuti aku…, selimuti aku……” Beliau pun diselimuti sampai rasa gemetar itu hilang. Sesaat kemudian, Rasulullah SAW. menceritakan kepada Khadijah peristiwa yang baru saja dialami. Rasulullah SAW. bersabda, “Aku mengkhawatirkan (keselamatan) diriku.” Khadijah berkata, “Tidak! Demi Allah, Dia tidak akan pernah mencelakaimu. Sungguh engkau adalah orang yang suka menyambung tali silaturahmi, selalu siap mengangkut beban (membantu orang lain), membantu orang yang tak berpunya, menghormati tamu, dan selalu siap menolong orang-orang yang benar.”

Setelah itu, Khadijah pergi untuk menemui Waraqah ibn Naufal ibn Asad ibn Abdul Uzza, putra paman (sepupu) Khadijah. Dia adalah seorang pemeluk Nasrani pada masa jahiliah yang pernah menulis sebuah kitab berbahasa ibrani. Dia juga menulis petikan injil dalam bahasa ibrani. Dia adalah seorang yang sudah sangat tua dan matanya buta. Kepada sepupunya itu, Khadijah berkata, “Hai anak pamanku, dengarkan keponakanmu ini.” Waraqah berkata, “Hai anak saudaraku, apa yang kau lihat?” Rasulullah SAW. menuturkan semua yang dialaminya. Setelah mendengar penuturan Rasulullah SAW., Waraqah berkata, “Yang kau lihat adalah Namus (maksudnya adalah Jibril atau wahyu) yang dahulu pernah turun kepada Musa. Duhai, seandainya aku masih muda dan masih hidup ketika kau diusir oleh kaummu” Pada saat itu, Rasulullah SAW. bersabda, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya, karena tidak ada seorang pun yang menerima apa yang kauterima, kecuali ia pasti akan dimusuhi. Jika aku sempat mengalami harimu itu, pasti aku akan membantumu sekuat tenaga.” Tidak lama kemudian, Waraqah memang benar-benar wafat. Semenjak itu, wahyu berhenti turun untuk sementara waktu.

Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa lama sebenarnya wahyu berhenti turun kala itu. Sebagian menyatakan mencapai tiga tahun, sebagian yang lain menyatakan kurang dari itu. Adapun pendapat yang paling kuat adalah riwayat yang dinukil oleh Imam Al-Baihaqi yang menyatakan bahwa pada saat itu wahyu tidak turun seiama 6 bulan.”

Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadis dari Jabir ibn Abduiiah yang menjelaskan tentang turunnya wahyu. Di dalam hadits itu disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Ketika sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Aku pun mengangkat pandanganku, ternyata malaikat yang mendatangiku di Gua Hira tengah duduk di atas sebuah kursi diantara langit dan bumi. Karena merasa takut, aku pun segera kembali pulang dan berseru, “Selimuti aku, selimuti aku.’ Allah SWT. berfirman, ‘Hai arang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan, Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlan, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah,’ Setelah itu, wahyu turun di antara jeda waktu.”

Wallahu a’lam. [Paramuda/BersamaDakwah]