Beranda Tazkiyah Doa Doa Buka Puasa Ramadhan: Arab Latin, Arti, Keutamaan

Doa Buka Puasa Ramadhan: Arab Latin, Arti, Keutamaan

0
doa buka puasa ramadhan

Menyegerakan berbuka dan membaca doa buka puasa termasuk dua di antara sunnah puasa. Bagaimana bacaan doa tersebut, kapan membacanya, dan apa keutamaannya? Berikut ini penjelasan lengkap beserta tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan keutamaan menyegerakan buka puasa dalam sabda beliau:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Manusia tetap dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka. (Muttafaq ‘alaih)

Bukankah kita menginginkan kebaikan dalam hidup ini? Maka, ketika matahari telah terbenam, segerakan untuk berbuka. Selain mendapatkan pahala sunnah puasa, kita juga mendapatkan kebaikan dan keberkahan di dunia.

Sebaiknya mulai berbuka dengan mengkonsumsi kurma. Jika tidak ada, mulailah berbuka dengan minum air. Di Indonesia, keduanya masyarakat sering mengistilahkan dengan takjil. Nah, membaca doa buka puasa yang paling utama adalah setelah takjil tersebut.

Doa Buka Puasa Paling Shahih

doa buka puasa paling shahih

Para ulama menilai doa ini sebagai doa buka puasa paling shahih sehingga banyak ulama menyimpulkan bahwa doa inilah yang paling utama sebagai doa berbuka. Berikut ini bacaan doa dan artinya dalam bahasa Indonesia:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

(Dzahabadh dhoma,u wabtalatil uruuq wa tsabatal ajru insyaa Alloh)

Artinya:
Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.

Doa ini berasal dari hadits hasan riwayat Abu Dawud dan Daruquthni. Dalam Fiqih Sunnah, Syekh Sayyid Sabiq menegaskan keshahihan doa ini. Demikian pula Syaikh Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Puasa, beliau mencantumkan doa ini sebagai doa yang shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Sahabat yang meriwayatkan hadits doa buka puasa ini adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits tersebut, Abdullah bin Umar berkata, “Jika selesai berbuka, Rasulullah berdoa (yang artinya) ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.’”

Syaikh Majdi bin Abdul Wahab Al-Ahmad menjelaskan dalam Syarah Hisnul Muslim, selesai berbuka maka hilanglah rasa haus dan hilanglah kepayahan serta teraihlah pahala. Kepayahan hanya berlangsung sebentar karena akhirnya lenyap dan pergi. Yang muncul kemudian adalah pahala yang banyak, kekal, dan abadi. Doa ini menyertakan insya Allah, karena terkait pahala, seseorang tidak bisa memastikan. Sesungguhnya tetapnya pahala tergantung pada kehendak Allah.

Maka, manfaat doa buka puasa ini adalah memotivasi kita agar meningkatkan ibadah dan amal shalih. Kepayahan dalam beribadah akan segera hilang, sedangkan pahala akan tetap dan kekal.

Baca juga: Niat Puasa Ramadhan

Doa Buka Puasa Allahumma Laka Sumtu

doa buka puasa allahumma laka sumtu

Masyarakat kita banyak menyebut doa kedua ini dengan istilah doa buka puasa Allahumma laka shumtu. Bacaan doanya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

(Allohumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu)

Artinya:
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.

Doa ini merupakan riwayat Abu Dawud. Syekh Nasiruddin Al-Albani dalam Misykatul Mashabih menilainya hasan, tetapi dalam Shahih wa Dhaif Al Jami’u Ash Shaghir dan kitab-kitab lainnya menyebut dhaif.

Meskipun derajat haditsnya di bawah doa sebelumnya, doa ini cukup populer. Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah mencantumkannya sebagai doa buka puasa setelah beliau mencantumkan doa pertama di atas. Artinya, kita boleh memilih di antara kedua doa ini.

Baca juga: Ceramah Ramadhan 2024

Doa Buka Puasa Paling Populer

Selain kedua doa di atas, yang masing-masingnya terpisah dan kita boleh memilih salah satunya, ada pula doa gabungan dari kedua doa di atas. Di Indonesia, doa ini lebih populer karena televisi sering menampilkannya.

Berikut ini bacaan doa berbuka gabungan beserta tulisan Arab Latin dan artinya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

(Allohumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu. Dzahabadh dhoma,u wabtalatil uruuq wa tsabatal ajru insyaa Alloh)

Artinya:
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah.

Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fannani menjelaskan dalam Fathul Mu’in bahwa sunnah bagi orang yang telah berbuka membaca doa Allahumma laka shumtu. Sedangkan jika berbuka dengan air, sunnah membaca doa Dzahabadh dhoma’u. Karena hampir semua orang yang berbuka itu makan sekaligus minum air, maka mayoritas umat Islam di Indonesia menggabungkan kedua doa tersebut.

Syekh Wahbah Az Zuhaili juga mencantumkan doa gabungan ini dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu. Beliau menyebutnya sebagai doa buka puasa yang ma’tsur. Hanya saja doanya lebih panjang sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَ بِكَ آمَنْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اغْفِرْلِىيْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِيْ فَصُمْتُ وَرَزَقَنِيْ فَأَفْطَرْتُ

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berpuasa karena-Mu dan aku berbuka dengan rezeki-Mu. Kepada-Mu aku bertawakal dan kepada-Mu aku beriman. Dahaga telah lenyap, urat-urat telah basah dan pahala telah pasti didapatkan, insya Allah. Wahai Tuhan yang luas karunia-Nya, ampunilah dosaku. Segala puji bagi Allah yang telah membantuku sehingga ku dapat berpuasa dan memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.

Baca juga: Doa Sahur

Doa Buka Puasa Amr bin Ash

Selain doa dari hadits Nabi di atas, ada pula doa buka puasa dari sahabat. Dalam Syarah Hisnul Muslim, Amr bin Ash biasa membaca doa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

(Alloohumma innii as,aluka birohmatikal latii wasi’at kulla syai,in an taghfirolii)

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu, semoga Engkau berkenan mengampuniku.

Doa ini memohon rahmat Allah agar memeberikan ampunan. “Kalimat dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, yakni yang seluas dunia dan semuanya mendapatkan bagian rahmat dari-Mu,” terang Syaikh Majdi Abdul Wahhab Al Ahmad.

Baca juga: Niat Sholat Tarawih

Waktu Membaca Doa Buka Puasa

Kapan waktu terbaik membaca doa buka puasa tersebut? Jika doa-doa lainnya biasa kita baca sebelum memulai sesuatu, seperti doa sebelum makan dan doa memakai pakaian, doa buka puasa di atas dibaca setelah berbuka. Ada pun sebelum berbuka, membaca basmalah.

Penjelasan mengenai sunnah yang paling utama membaca doa buka puasa adalah setelah selesai berdoa juga terdapat dalam kitab Fathul Mu’in, Hasyiyah I’anah ats Thalibin, dan Busyra al-Karim. Meskipun, membaca sebelum menyantap hidangan berbuka juga mendapatkan kesunnahan tetapi tidak seutama ketika membaca sesudahnya.

Lalu, anjuran memperbanyak doa saat berbuka itu kapan? Maksudnya adalah memperbanyak doa menjelang berbuka. Jadi, sebelum tiba waktu berbuka, perbanyaklah doa. Doa apa saja baik untuk kebaikan dunia maupun untuk kebaikan akhirat. Jangan kesampingkan berdoa untuk kebaikan akhirat sebab dunia ini sangat singkat tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan akhirat.

Di Makkah dan Madinah, karena memahami keutamaan doa menjelang buka puasa, banyak kaum muslimin yang menengadahkan tangan untuk berdoa sejak setengah jam atau satu jam sebelum adzan Maghrib. Sebab saat-saat itu adalah saat mustajabah untuk berdoa.

Karenanya, sebaiknya kita hindari hal-hal tidak berfaedah menjelang buka puasa. Seperti bermain game atau menonton acara televisi, terlebih jika acaranya adalah gosip artis alias ghibah. Demikian pula sebaiknya hindari HP-an jika isinya gosip atau hal-hal lain yang unfaedah. Kita perbanyak doa menjelang buka puasa yang Allah takkan menolaknya.

Baca juga: Sholat Tahajud

Keutamaan Doa Jelang Buka Puasa

Saat-saat menjelang berbuka puasa adalah saat-saat mustajabah untuk berdoa. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menolak doa di waktu itu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak. (HR. Ibnu Majah; hasan)

Maksud doa dalam hadits ini adalah doa menjelang dan saat berbuka. Dalam hadits lain kita mendapat penjelasan, bagi orang yang berpuasa, sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajab untuk berdoa.

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)

Jadi, sepanjang waktu puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa. Dan puncaknya adalah menjelang berbuka puasa. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]