Umurnya sudah cukup. Seperempat abad lebih beberapa bulan. Sudah punya pekerjaan sebagai karyawan swasta di perusahaan ternama di Jakarta. Tampang juga tak bisa dianggap “remah-remah rengginang” atau bikin yang lihat menutup mata dan baca istighfar beberapa kali lalu baca do’a kafaratul majelis, meski kalah lah kalau dibandingkan dengan Hamas Syahid Izzuddin si Azka di film Tausiyah Cinta–intinya wajahnya lumayan good looking dan camera face. Bacaan al-Qur’an juga bagus karena pernah ikut lembaga tahfidh Qur’an di sela-sela kesibukannya. Bahasa Inggris juga nggak bisa dibilang sekelas “Come and invest in Indonesia…udah ya”
Lalu apa yang membuat seorang kawan itu belum juga menikah?
“Bukannya belum ada niatan menikah. Namun belum ada yang cocok.” ucapnya pada suatu malam.
Apakah definisi tidak cocok itu? Ia tak banyak menjelaskan. Hanya mengatakan bahwa kalau beli sepatu berukuran 43 namun adanya ukuran 40 apakah kita akan membelinya meski bakal nggak muat? Apakah beli karena suka warnanya dan merknya? Tentu benar yang dikatakannya. Lalu sampai kapan?
“Saya sudah beberapa kali menerima CV akhwat.” ujarnya mau membuka diri untuk berbagi kisah. Ia paham sekali bahwa menikah yang paling diutamakan adalah melihat “agamanya”. Namun ada faktor penunjang lain setelah itu, misal fisik yang asik dilihat, keturunan, pendidikan, dan lain sebangsanya.
“Sebenarnya yang terakhir sudah cocok. Sudah mendekati kecocokan,” katanya lagi. Lalu mengapa ia tak melanjutkan proses ta’aruf lalu ke jenjang yang serius.
“Sudah ta’aruf sekali. Namun ada beberapa hal yang membuat saya tak cocok.” katanya melanjutkan sepotong-potong seperti JIL yang suka potong-potong ayat separahnya sendiri.
Fisik kah? Namun ia tak menjawab fisik.
“Ia tak punya akun media sosial.”
Seremeh dan selemah itu alasannya?
“Saya ingin seperti ikhwan atau akhwat lain yang setelah menikah suka show off tentang rumah tangga mereka, tentang ngedate halal mereka ketika malam Minggu. Saling mensyen-mensyen ketika rindu. Posting bekal istri lalu mensyen ucapan terima kasih. Interaksinya kerasa kalau bisa mensyen.”
Hanya bergidik aneh mendengar alasannya. Apa alasan dia seperti itu pula? Ikhwan yang aneh bin mejik.
“Saya merasa, ini dakwah yang lumayan efektif sebab yang halal itu perlu ditunjukkan, lha wong yang pacaran yang jelas-jelas haram saja pada sibuk kampanye kemesraan. Lagi pula ini juga bisa mendorong para jomblo-jombli mulia terdorong juga untuk menikah segera. Wajarlah kalau ada pengantin baru unjuk kemesraan dan saling mensyen, sebab mereka udah lama ‘puasa’ dan ketika perlu berbuka puasa.” jelasnya.
Begitukah? Padahal ‘puasa’ sesungguhnya seseorang bisa terlihat ketika ‘buka puasa’. Dia rakus membabi buta atau tetap dalam posisi sabar seperti sabarnya ketika puasa.
“Pokoknya saya tetap memlih yang sudah punya akun media sosial, bukan yang baru buat ketika saya ingatkan. Karena dengan punya akun media sosial juga, saya bisa melihat interaksi dia selama di media sosial. Karena tulisan-tulisan status menunjukkan kualitas seseorang”
Embuhlah, sak karepmu!
[Paramuda/ BersamaDakwah]
Seperti yang dituturkan al-akh pada suatu malam.
Ikhwan gaje
Comment: sarap ni ikhwan
Mungkin udah lewat calon terbaik buat dia. Yang menjaga diri dari dunia maya. π
Hahahaha…
Ini dakwah kok mengolok olok presiden…..bukan dakwah ini..Orang KMP ini…..politik ini…
Jadi malas baca beginian….silahkan berdakwah…tapi jng meremehkan dan merendahkan orang lain…….ingat blm tentu anda lbh baik……
Lelucon penulis melecehkan kemuliaan istighfar dan doa kafaratul majlis
Tipikal muslim hipokrit yang mengeksploitasi ajaran Islam hanya untuk membumbui tulisan picisan
Ikut lah : “embuh lah , sakarepmu!”
Kalau cari yg 100% sesuai kriteria kita, sah2 saja. Dengan catatan, apakah selama ini (masa pencarian, penantian) dia mampu menjaga diri dari sahwat dan zina mata, hati, telinga, ucapan, dan lain-lain.. Dan apakah wanita yg punya medsos sudah menjamin baik agamanya ???? Ah, sekarang mah banyak orang berekspektasi di medsos tapi gak sesuai realita. Yg terlihat hebat di medsos kadang tak selalu hebat aslinya.
Pilihlah karena AGAMA. apapun kondisinya, suatu hari nanti kita akan sadar, mengapa islam menganjurkan pilih karena agamanya. Ada hikmah di balik itu. Dan hanya akan bisa dimengerti oleh orang2 yg benar2 paham tujuan hidup.
Memang k sempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Namun, slahkah jika makhluk yg mnginginkan yg teerrrbaik Unt masa depan diri dan keluarga dgn tjuaan utama adalah dakwah. Mnjadi public figure seorang ikhwan pantas saja karena tdk mngandung bnyak madharat apalagi Tujuan utamanya ssuatu hal yg positif.
Aku suka hamas Syahid dgn dakwah ny s era millenial ini.. Bbrapa film yg ia perankan tdk lain Unt dakwah smata.. Sprtinya ia juga sngat mnjaga iffah seorang muslim yg ssungguhnyaaa, Seperti mnjaga jabat tangan dg yg bkn mahrom ny etc… Pdahalmah dunia entertaint kan lumayan bresiko juga apalagi jika d perankan dgn yg lumayan mengganggu hafalan mas hamas ny.. Heeee
Tapi InsyaaAllah mas hamas akan slluuu brusaha mnjaga hal-hal yg bruk dgn sebaik mngkin. Smoga istiqomah mas…
Saat ia dtang k Banten mngisi acara d fakultas dakwah smpat brpapasan juga saat pertama ia masuk aula Unt brsalaman kpd semuanya..
Rasa pnasaran ingin mngtahui Bgimna sosok seorang new public figure ini alhamdulillah cukup trjawab meski tak sedalam hatinya yg mncintai sang Rabbii.
Sedikit crita, aku adalah seorang akhwat yg brusaha menghafal quran karena jurusanku adalah ilmu Alquran dan Tafsir d kampus UIN SMH BANTEN. tntu mmpelajri Alquran scara lengkap rasanya sngat ingin aku kuasai. namun wallahu’alam hanya brusaha. Alhamdulillah trmotivasi dgn kata2 “luangkan waktu meski 1 -5 mnit pun Unt Tilawah stiap harinya ” rupanya salah satu ksuksesan mas hamas ialah tdk prnah mninggalkan bacaan kalamullah. Subhanallah π *terharu*
Iq datang brsama producnya, Mas jastis saat itu tak asing bagiku karena prnah sbelumnya brtemu namun tak mngenal Dkt mlainkan mas jastis Dkt dgn tmnku th achiii hhee
Jadiii… Menurut ku
Wajar jika salah satu tipe mas hamas sprti itu… Maaf jika boleh jujur, slah satunya aku seorang akhwat pun ingin mlihat Bgimna ia d sosmed karena zamannnn NOW jika slah satu ingin mngenal ikhwan lihat sosmed nya.. Karena d situ aku (maaf) akan mnilai Bgimna ia meski hanya sbgian shajaaa… Stlahnya kan jika seriusan bisa d trussskan proses ta’aruf tsb dgn sebaik2nya ta’aruf. Bukan hanya skedar nama ta’aruf yaaak guys Hhaaa …
Afwan sbelumnya jika nyepam d sini… Hanya tiba2 aja k baca lalu mlihat komentar lain refleks ngtik juga nh jari hheeee π ππ» ππ» ππ»
Maaf mnjaga hal2 yg BAIK maksudnya.. #Typo ππ
Komentar ditutup.