Beranda Kisah-Sejarah Kisah Sahabat Kisah Selendang Nabi di Tangan Para Khalifah

Kisah Selendang Nabi di Tangan Para Khalifah

aliexpress.com (ilustrasi)

As-Salafi dalam Ath-Thuyuriyat meriwayatkan berikut sanadnya kepada al-Ashmu’i ibn Ala’ bahwa Ka’ab ibn Zuhair melantunkan syair untuk Rasulullah, lalu Rasulullah melemparkan selendang ke arahnya.

Ketika Sa’ad naik tahta, ia menulis surat kepada Ka’ab, “Juallah kepada kami selendang Rasulullah seharga 10 ribu dirham.”

Ka’ab menolak.

Setelah Ka’ab meninggal, Muawiyah mengutus seseorang menemui anak-anaknya dan meminta mereka untuk menjual selendang itu seharga 20 ribu dirham. Anak-anak Ka’ab bersedia menjualnya. Muawiyah pun mengambil selendang itu dari mereka, yang kemudian silih berganti dipegang para khalifah-khalifah Bani Abbas. Sebagian besar menyatakan pernyataan serupa ini.

Adapun adz-Dzahabi dalam kitab Tarikhnya berkata bahwa soal selendang yang ada di tangan para khalifah khalifah Bani Abbas diungkapkan oleh Yunus ibn Bukair dari Ibnu Ishaq dalam kisah perang Tabuk. Dalam kisah tersebut diterangkan bahwa Rasulullah memberikan sehelai selendang kepada orang-orang Ailah yang disertai sepucuk surat jaminan untuk mereka. Selanjutnya, Abu Al-Abbas as-Saffah membeli selendang itu seharga 300 dinar.

Selendang yang dibeli Muawiyah hilang tatkala kekuasaan Bani Umayyah runtuh.

Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dalam Az-Zuhd dari Urwah ibn Zubair bahwa pakaian Rasulullah diserahkan ke sejumlah utusan. Ada sehelai selendang dari Hadramaut dengan panjang 4 dzira’ dan lebar 2 dzira’ 1 jengkal. Selendang ini berada di tangan khalifah dan selalu mereka pakai sebagai pakaian luar saat dua Id, Fitri dan Adha.

Selendang ini menjadi milik para khalifah, diwariskan secara bergantian. Mereka biasanya memakai di puncaknya, baik saat duduk maupun berkendara Al-Muqtadir juga sedang memakainya ketika dibunuh sehingga selendang berlumuran darah.

Selendang ini lenyap ketika terjadi penyerbuan besar-besaran oleh pasukan Tartar.

[Paramuda/BersamaDakwah/Tarikh Khulafa]