Menyikapi genosida di Gaza, Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsha (KPIPA) menyeru warga dunia untuk bergerak membela Palestina. Hal itu disampaikan oleh Ketua KPIPA Nurjanah Hulwani dalam Konferensi Aktivis Palestina Asia Pasifik untuk Al-Quds & Palestina yang digelar di Hotel Savoy Homann, Bandung, Ahad (25/5).
“Diamnya kita adalah tanda persetujuan terhadap penjajahan dan genosida di Gaza,” kata Nurjanah dalam sambutannya.
Tokoh perempuan yang pernah ke Gaza ini mengajak seluruh pihak mengerahkan potensinya untuk menghentikan genosida di Gaza.
“Yang menjadi penguasa, gunakan kekuasaannya. Yang punya dana, gunakan dananya. Kalau punya media, gunakan medianya,” serunya.
Ketika menjadi pembicara konferensi pada sesi siang, Nurjanah menceritakan penyesalannya terlambat membela Palestina.
“Saya baru sadar setelah kembali dari Gaza. Padahal saya mendapat amanah mengelola 2.500 majelis taklim dan sudah 20 tahun mengelola kajian perkantoran, tetapi tidak pernah mendakwahkan Palestina,” terangnya.
Sepulang dari Gaza itulah Nurjanah tercerahkan. Ia ingin menebus keterlambatannya dengan segera memacu dakwah Palestina. Ia mulai dengan mengajak donasi 1.000/hari. Juga mengajak 10 ormas Islam perempuan bersinergi.
“Alhamdulillah ajakan itu mendapat sambutan hangat hingga terbentuk KPIPA ini,” lanjutnya.
Nurjanah pun mentargetkan setiap rumah di Indonesia memahami Palestina. Namun, misi itu belum selesai ia telah mendapat amanah baru sebagai Ketua Global Women’s Coalition for Quds and Palestine (GWCQP).
“Ini tugas yang berat tetapi harus kita jalankan. Semoga seluruh masyarakat di Asia Pasifik bisa bergerak bersama membela Palestina,” tandasnya.
Baca juga: Youmna El Sayed Ungkap Rahasia Keteguhan Gaza
Lebih jauh, ia menjelaskan bagaimana Syekh Ahmad Yasin berhasil mengobarkan semangat juang bangsa Palestina dengan mulai mengajak anak-anak muda.
“Sewaktu saya ke Gaza, mereka shalat lima waktu di masjid sebagaimana bulan Ramadan.”
Rahasia semangat juang Palestina, kata Nurjanah, adalah Al-Qur’an. Anak-anak muda di Gaza itu mereka penghafal Al-Qur’an. Mereka menjadi kuat karena Al-Qur’an adalah sumber kekuatan. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]