Beranda Dasar Islam Al Quran Surat Al Fil: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul

Surat Al Fil: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul

6
surat al fil

Surat Al Fil (الفيل) adalah surat ke-105 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Quraisy.

Surat ini terdiri dari lima ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Ia adalah surat ke-19 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat Al Kafirun dan sebelum Surat Al Falaq.

Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari surat ini. Yang artinya adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah yang hendak merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah.

Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat pertama.

Surat Al Fil beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Fil dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

(Alam taro kaifa fa’ala robbuka bi-ashhaabil fiil. Alam yaj’al kaidahum fii tadlliil. Wa arsala ‘alaihin thoiron abaabiil. Tarmiihim bihijaarotim min sijjiil. Faja’alahum ka’ashfim ma’kuul)

Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Baca juga: Ayat Kursi

Asbabun Nuzul

Surat ini diturunkan setelah Surat Al Kafirun. Isinya mengingatkan nikmat Allah yang diturunkan kepada kaum Quraisy karena Allah menyelamatkan mereka dari serangan tentara bergajah. Mereka bertekad menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Namun Allah menghancurkan mereka dan mengusir dengan penuh hina.

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama Nasrani. Tapi karena memelihara Ka’bah yang akan dimuliakan Allah dengan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Peristiwa pasukan bergajah ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan Surat Al Fil diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya. Mengingatkan kembali peristiwa dahsyat itu sekaligus memberi pesan, sebagaimana Allah melindungi ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah, Allah juga akan melindungi Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.

Tafsir Surat Al Fil

Tafsir Surat Al Fil ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu KatsirTafsir Fi Zhilalil QuranTafsir Al AzharTafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Kami berusaha mensarikan dari lima tafsir tersebut agar terhimpun banyak manfaat yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. 

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al Fil: 1-5)

Surat ini mengingatkan nikmat Allah kepada Quraisy. Allah melindungi ka’bah sehingga mereka pun selamat dari serbuah pasukan Abrahah yang berambisi menghancurkan bangunan yang mulia itu.

Abrahah, penguasa Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais namanya. Sebab demikian tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya dari hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.

Abrahah kemudian memerintahkan kepada bawahannya agar memalingkan orang-orang yang semula pergi ke Makkah. Ia ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah tapi beralih mengunjungi gereja Al Qulais.

Rencana itu terdengar orang-orang Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung kemudian menyelinap masuk ke gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.  

Yaman gempar. Infrastruktur yang menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi. Mendapat informasi bahwa pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan dengan tanah!”

Baca juga: Surat Al Fil per Kata

Surat Al Fil ayat 1

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, ayat ini adalah bentuk istifhaam (kalimat tanya) yang bertujuan untuk taqrir (penetapan) dan ta’jib (heran).

Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, apakah engkau tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Namun ayat ini juga ditujukan kepada setiap orang termasuk orang-orang Quraisy karena mereka selamat dari pasukan Abrahah karena pertolongan Allah ini.

Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-gajah lainnya.

Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak berarti.

Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.

Kata fa’ala (فعل) biasa diartikan melakukan atau berbuat. Bila pelakunya manusia, kesannya adalah perbuatan negatif. Jika pelakunya adalah Allah, ia mengandung ancaman dan siksaan.

Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah. Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.

Baca juga: Surat Al Maun

Surat Al Fil ayat 2

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?

Kata kaid (كيد) artinya adalah tipu daya. Yakni upaya tersembunyi untuk mencapai sesuatu. Upaya itu biasanya bersifat negatif. Dan sungguh negatif upaya Abrahah. Ia ingin manusia berpaling dari ka’bah dan beralih ke gereja di Yaman.

Sebagian mufassir menjelaskan, masih ada lagi motif tersembunyi Abrahah yakni menguasai jalur Makkah dan sekitarnya serta kebenciannya pada masyarakat Arab.

Abrahah terus melaju menuju Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas, tak jauh dari Makkah. Di sana prajuritnya melakukan perusakan dan penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta milik Abdul Muthalib.

Di waktu istirahat itu Abrahah mengirim utusan ke Makkah agar pemimpinnya menghadap Abrahah. Abdul Muthalib pun berangkat menemui Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan menghasilkan keputusan bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya tidak seimbang.

Abrahah menyambut hormat Abdul Muthalib, pemimpin Makkah yang tampan dan berwibawa.

“Aku datang untuk menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Jika ingin selamat, jangan halangi pasukanku,” kata Abrahah setengah mengancam.

“Aku dan kaumku tidak akan melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau mengembalikan 200 ekor unta milikku.”

Abrahah heran mendengar ucapan Abdul Muthalib. “Aku ingin menghancurkan ka’bah, dan kau hanya ingin aku mengembalikan untamu?”

“Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan melindunginya.”

Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.

Kata tadllil (تضليل) artinya adalah binasa atau terkubur. Pada akhirnya, tipu daya Abrahah terkubur dan binasa. Sia-sia.

Baca juga: Surat Al Kautsar

Surat Al Fil ayat 3

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

Kata thairan (طيرا) berasal dari kata thaara (طار) yang artinya terbang. Semua yang terbang bisa disebut thairan. Secara umum, thairan adalah burung.

Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya sangat banyak.

Baca juga: Surat An Nasr

Surat Al Fil ayat 4

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ

yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar

Kata tarmiihim (ترميهم) artinya adalah melempari mereka. Sedangkan kata sijjil (سجيل) dalam ayat ini diartikan batu yang terbakar sehingga sangat panas.

Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya. Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang langgang.

Baca juga: Surat Al Lahab

Surat Al Fil ayat 5

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)

Kata ashf (عصف) artinya adalah daun. Sedangkan kata ma’kul (مأكول) berasal dari kata akala (أكل) yang berarti makan. Sehingga ma’kul berarti yang dimakan.

Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.

Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Fil

Penutup Tafsir Surat Al Fil

Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya, siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.

Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan kehancuran musuh-musuh-Nya.

Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah langsung yang melindunginya dengan pertolongan yang sangat dahsyat dan menakjubkan.

Demikian Surat Al Fil mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga menambah keimanan kita kepada Allah yang Mahakuasa. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

 < Tafsir SebelumnyaTafsir Berikutnya >
 Surat Al Humazah Surat Quraisy

6 KOMENTAR

  1. Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka membangga-banggakan,

    Dalam akhir tafsir tertulis seperti di atas. Lalu siapakah yang dimaksud kaum musyrikiin itu ? Apakah trmasuk abdul mutholib ? Jazakallohu khoir

    • jelas si abraham dn team. kata musyik itu kan menduakan Allah, mahal abdul mutholib terang-terangan menyampaikan konsep Tauhid. bahwa Allah yg Maha Penjaga akan menjaga miliknya.

Komentar ditutup.