Beranda Keluarga Wahai Istri, Sambutlah Suami Ketika Pulang Kerja

Wahai Istri, Sambutlah Suami Ketika Pulang Kerja

0
Pengantin muslim (outfittrends)

Istri yang menyenangkan adalah istri yang menyempatkan diri untuk melepas suami bekerja setiap pagi.

Wahai istri, bisakah kamu menyambut suamimu sepulang kerja dengan menyenangkan? Baik siang, sore bahkan malam hari?

Sungguh, istri yang mampu menyebarkan aroma wangi kasih sayangnya, perhatiannya dan cintanya kepada suaminya adalah gudang emas yang tak ternilai harganya.

Pekerjaan harian yang berat, pengapnya kendaraan umum, macetnya perjalanan, gesekan dengan rekan kerja di kantor, dan kerasnya perintah mandor, menjadikan seorang suami membutuhkan sentuhan kasih sayang dan cinta dari istrinya agar menjadi obat penawar yang ampuh baginya.

Sedikit sekali suami yang dikaruniai seorang istri yang menjadi obat untuk sakitnya dan menjadi mahkota kehidupannya.

Istri yang cerdas akan selalu memberikan kesempatan menghirup napas dalam-dalam bagi suaminya setelah bergelut dengan kerasnya pekerjaan di kantor.

Seorang periset ilmu antropologi menyatakan, suami tidak hanya butuh beberapa menit saja untuk beristirahat sepulang dari kerja, tetapi ia membutuhkan sembilan puluh menit penuh untuk sekadar melepas pakaian dinasnya, mengganjal perutnya dan berbaring di atas kasur untuk melepas lelahnya.

Sebagian istri lupa atau melupakan bahwa suaminya juga manusia.

Maksudnya, diri suami tersusun dari daging, tulang dan otot. Di saat sakit, dia butuh ketenangan, pada saat sedih, dia butuh kebahagiaan, dan pada saat letih, dia butuh akan istirahat.

Jika pekerjaan adalah ladang perjuangan, pergumulan, peras keringat dan banting tulang, maka hendaknya rumah tidak berwujud sebagai tempat kerja.

Sejatinya, rumah ideal adalah berwujud lain dan berbeda sama sekali dengan ruangan dan suasana di kantor.

Rumah harus menjadi tempat peristirahatan yang tenang, nyaman, teratur, penuh kasih dan cinta.

Ini semua mengandaikan seorang istri tidak memberondong suaminya dengan seribu pertanyaan, seperti:

Kenapa terlambat pulang?

Kenapa tidak mengirim SMS atau meneleponku jika jalanan macet?

Di mana saja kamu berada?

Apakah kamu mampir di rumah ibumu seperti biasanya?

Apakah kamu ke rumah saudarimu yang menyebalkan itu?

Mengapa engkau lupa sehingga tidak membelikan permintaanku?

Malam ini ulang tahun pernikahan kita, hadiah apakah yang engkau haturkan kepadaku?

Mengapa engkau lupa ini dan itu?

Kenapa engkau seolah-olah ingin selalu mengusirku dengan tindakanmu yang tidak bertanggung jawab itu?

Kapan kamu ingat permintaanku?

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Berlanjut ke Wahai Istri, Sambutlah Suami Ketika Pulang Kerja (Bagian 2)