Saat memasuki Makkah dengan kemenangan, Rasulullah tidak bersorak sorai. Di atas onta, beliau menunduk sambil bertasbih dan memperbanyak istighfar.
Saat bisa melakukan apapun kepada orang-orang yang dulu menghina dan menyakitinya, Rasulullah memilih memaafkan mereka. Tak ada dendam, bahkan tak ada jumawa.
Ikhwah fillah..
Jagalah hati dan ucapan kita. Juga tulisan kita di media sosial. Jangan sampai kemenangan membuat kita terperdaya. Lalu kehilangan akhlak mulia.
Jangan menganggap kemenangan adalah kesempatan membalas hinaan orang. Jangan memposisikan kemenangan sebagai momentum membalas komentar orang yang meremehkan.
Mari perbanyak tasbih, tahmid dan istighfar. Fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirh. Tasbih dan tahmid ini meneguhkan keyakinan kita, bahwa tiada kemenangan kecuali dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Waman nashru illa min ‘indillah.
Jangan pernah merasa kemenangan ini karena kehebatan kita. Tidak. Kemenangan ini adalah pertolongan Allah yang harus disyukuri. Perbanyak tasbih dan tahmid untuk menyikapi kemenangan ini.
Bukankah ibadah kita masih kurang? Bukankah kita tidak bersih dari dosa? Bukankah infaq kita tidak sehebat para sahabat? Maka sama sekali tak layak membanggakan diri menyikapi kemenangan ini. Sebaliknya, harus banyak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memujiNya.
Ketika Allah memberi kemenangan, orang-orang yang beriman justru dituntun untuk memperbanyak istighfar. Sebab dalam perjalanan mencapai kemenangan, mungkin ada kesalahan. Sebab selama perjuangan, mungkin banyak kekhilafan dan kealpaan. Maka kita memohon ampunanNya. Dan mendapatkan ampunan Allah adalah kemenangan yang sesungguhnya.
Baca juga: Sholat Tahajud
Setelah Allah memberikan kemenangan, kita harus bergerak cepat untuk menuntaskan kerja-kerja berikutnya. Sehingga satu kemenangan bukanlah stasiun akhir, namun hanya transit sesaat untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Kemenangan adalah anak tangga menuju kemenangan berikutnya.
Faidza faraghta fanshab. Segera bergerak menunaikan hak-hak kemenangan. Gunakan kemenangan untuk menolong agama Allah, tingkatkan ibadah dan lakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Juga tingkatkan pelayanan untuk umat. Tingkatkan khidmat untuk rakyat.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS al-Hajj: 40-41)
Semoga dengan demikian, kemenangan ini menjadi kemenangan yang barakah. Kemenangan yang mendatangkat rahmat Allah dan kelak menjadi wasilah menuju surgaNya. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Buah kepada segala amalan adalah akhlak muhammadiyyah.. jika benar ilmunya, amalnya, akan kenghasilkan akhlak yg mulia..