Beranda Dasar Islam Fiqih Niat Puasa Asyura, Tata Cara, Keutamaan, dan Waktunya

Niat Puasa Asyura, Tata Cara, Keutamaan, dan Waktunya

13
puasa asyura

Puasa Asyura adalah amalan khusus di bulan Muharram yang keutamaannya luar biasa. Bagaimana niat puasa asyura dan tata cara, serta apa saja keutamaan puasa ini dan jatuh tanggal berapa?

Berikut ini pembahasan lengkapnya beserta dengan tingkatan puasa ini. Juga dengan hadits-hadits shahih sebagai dalil pembahasannya.

Pengertian Puasa Asyura dan Hukumnya

Puasa asyura (atau puasa asyuro) adalah puasa sunnah yang pada tanggal 10 Muharram. Hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang anjurannya sangat kuat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar daripada puasa-puasa sunnah lainnya. Ketika para sahabat melaporkan bahwa orang-orang Yahudi juga puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah kemudian menambahnya dengan puasa satu hari sebelumnya. Yakni tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan nama puasa tasu’a.

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Baca juga: Puasa Senin Kamis

Tata Cara Puasa Asyura

Tata cara puasa Asyura sama dengan tata cara puasa pada umumnya. Yaitu sebagai berikut:

1. Niat

Niat puasa asyura sebaiknya pada malam hari, sebelum terbitnya fajar. Namun karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apa pun yang membatalkan puasa.

Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi seperti pada hadits berikut ini:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ

Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim)

Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis

2. Makan Sahur

Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa yang akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun jika kita tidak mengerjakannya, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah. Karena ia adalah sunnah, bukan wajib.

3. Menahan diri dari yang membatalkan

Yaitu menahan diri dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan segala hal yang membatalkan puasa. Mulai sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.

4. Buka puasa

Yaitu berbuka sebagaimana puasa pada umumnya baik puasa wajib maupun puasa sunnah. Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah satu sunnah puasa.

Baca juga: Puasa Daud

Niat Puasa Asyura

Di dalam hadits, tidak ada bagaimana lafal niat puasa asyura. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa melafalkannya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah syarat, namun ia sunnah menurut jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafadz niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya:
Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala

niat puasa asyura

Puasa Asyura Jatuh pada Tanggal Berapa

Waktu puasa Asyura adalah tanggal 10 Muharram. Pada tahun 1444 hijriyah ini, 10 Muharram jatuh pada tanggal 8 Agustus 2022 masehi, yaitu hari Senin.

Sedangkan puasa tasu’a pada tanggal 9 Muharram. Untuk tahun 1444 hijriyah ini, ia jatuh pada hari Ahad, tanggal 7 Agustus 2022.

Baca juga: Khutbah Jumat Muharram

Keutamaan Puasa Asyura

Puasa asyura memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini tiga keutamaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih.

1. Puasa paling utama

Puasa asyura merupakan puasa sunnah pada bulan Muharram. Sedangkan puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim)

سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Beliau bersabda, “Shalat yang paling uatama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)

2. Nabi Sangat Mengutamakan

Puasa asyura merupakan puasa yang Rasulullah utamakan dan istimewakan. Ibnu Abbas menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih Rasulullah utamakan melebihi puasa asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)

3. Menghapus dosa setahun sebelumnya

Inilah keutamaan puasa asyura yang paling populer. Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Dengan tiga keutamaan yang luar biasa ini, sudah sepatutnya kaum muslimin lebih termotivasi untuk melaksanakannya. Dan semoga mendapat seluruh keutamaannya terutama ampunan atas dosa setahun sebelumnya.

Baca juga: 5 Amalan Sunnah Bulan Muharram

Tingkatan Puasa Asyura

Sayyid Sabiq menerangkan bahwa puasa asyura memiliki tiga tingkatan. “Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas,” tulis Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah. “Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.

Demikian pembahasan Puasa Asyura mulai dari pengertian dan hukum, waktu, niat, hingga keutamaannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

13 KOMENTAR

  1. Apakah boleh mengerjakan puasa asyuro saja tanpa mengerjakan puasa tasua? Ato bgmn kalo ketinggalan puasa tasua apa masih boleh puasa asyuro saja?

    • Beliau belum sempat melaksanakan puasa Tasu’a ( tgl 9 ) karena beliau meninggal dunia…

      Yakni puasa pada tanggal 9 Muharram. Rasulullah berazam untuk mengerjakannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum waktu itu tiba. Lalu para sahabatnya menjalankan puasa tasu’a seperti keinginan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

      إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع

      “Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari tasu’a (kesembilan).” (HR. As-Suyuthi; shahih)

  2. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatu…pagi pak saya mau tanya apakah orang yg puasanya tinggal di tahun-tahun yang lalu tidak boleh melaksanakan puasa muharrom divtanggal 9 dan 10, harus dilunasi dulu puasa sebelumnya yg pernah ada tinggal kemudian baru bisa puasa muharram ,mohon penjelasannya pak🙏

  3. Bissmillah, saya mau bertanya, saya tahun ini ndak ikut pusa ramadhan, karna sementara mengandung, terus belum terganti, apa bisa ikut juga puasa dibulan muharram ini ?

SILAHKAN BERI TANGGAPAN mohon perhatikan kesopanan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.